Share

Bab 24

"Apa, sih, Mas?!" tanyaku tak sabar.

"Tumben foto kamu cantik banget di sini," jawab Mas Dika tanpa rasa bersalah. Dia menunjukkan fotoku waktu di majelis bersama Amel.

"Kirain apa. Jangan-jangan berdebar karena Amel," sindirku.

"Guyonan kamu gak lucu. Makan sana!"

Mas Dika kembali mengotak-atik ponselku. Entahlah, yang penting saat ini aku bisa makan sampai kenyang. Pikiran tiba-tiba terusik oleh sesuatu. Ya, perkara tadi sore itu. Memangnya Gus Qabil mau ke mana sampai bisa lewat di depan rumah?

Hati selalu resah kala mengingatnya padahal selama ini sudah perlahan melupakan, takdir malah kembali mempertemukan kami walau sekejab. Namun, sekejab itulah yang menjadikan rindu semakin meronta ingin diberikan penawarnya.

"Parah-parah!" seru Mas Dika lagi. Namun, aku tidak peduli melainkan langsung mengangkat piring dan mencucinya sekalian.

"Sini hpku, Mas. Kamu juga cuma buka galeri kayak gak niat bantu."

"Siapa ini, Yum?" Mas Dika

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Hendry Hendryhen
ini cerita lemah banget..apa nggak ada niatan gitu untuk melapor ke polisi atas pencemaran nama baik..lah ini sih pasrah aja sama takdir..
goodnovel comment avatar
Samsudin Mencari Jati Diri
saya suka isi novel ni
goodnovel comment avatar
Yuliana Eka
bikin emosii bacanya ............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status