Diksa dan Herlina terkejut dengan apa yang didengarnya. Kalau betul Carlos adalah pemilik Swan Entertaiment. Betapa beruntungnya Amanda."Kamu ini bicara apa? Tidak mungkin gigolo ini adalah pemilik Swan Entertaiment!" tegas Diksa."Benar, orang yang berperilaku seperti preman pasar ini. Mana mungkin pemilik perusahaan terkenal," ucap Herlina tidak percaya.Teman sekolah Amanda itu, sekali lagi mencocokkan foto di majalah bisnis dan wajah Carlos. Foto dan asli terlihat mirip jadi benar itu adalah pemilik Swan Entertaiment."Kamu adalah orangnya! Bolehkah saya berfoto dengan Anda?" tanya teman Amanda."Satu jepretan saja," jawab Carlos sambil tersenyum.Diksa melongo menatap Carlos. Jantungnya berdetak kencang saat mengetahui fakta yang ada. "Tamat riwayatku. Aku telah menyinggung orang yang seharusnya tak pernah aku singgung!" ucap Diksa dalam hatinya.Herlina menggigit bibirnya karena masih tak percaya kalau Carlos yang ada di depannya ini adalah Carlos William pemilik Swan Entertai
Amanda menolak ajakan Carlos untuk mandi bersama. Tapi pria tampan itu menggendongnya ke kamar mandi dan memaksa untuk mandi bersama tentu saja mandi tidak sekedar mandi. Carlos melakukan olah raga ringan di dalam kamar mandi bersama Amanda. "Dasar pria mesum sialan! Aku akan membuat perhitungan denganmu!" keluh Amanda sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk. "Sepertinya kamu tidak puas dengan olah raga di kamar mandi tadi? Apa masih mau melakukannya?" goda Carlos. "Tidak mau!" jawab Amanda tegas. Carlos tersenyum kecil. Rasanya pagi ini hatinya amat bahagia. Bangun tidur melihat wanita yang dicintainya lalu mereka juga melakukan olah raga pagi sekaligus mandi. "Aku hanya bercanda. Ayo kita sarapan," ucap Carlos. "Aku juga sudah lapar. Aku akan pergi ke dapur menyiapkan sarapan untukmu," balas Amanda. "Memasak? Tidak ada bahan masakan di rumah ini, kita makan mie instan semalam itu karena kamu membawanya," jawab Carlos. Amanda menggerutu kesal. Dunia orang kaya memang berb
Carlos menegaskan kalau Amanda berani memikirkan Diksa saat bersamanya dia akan membuat Diksa tidak bisa memiliki keturunan. “Pria ini kenapa? Tidak nyambung sama sekali!” gumam Amanda. “Apa yang kamu katakan, tentu saja ada hubungannya. Kamu bersamaku tapi sedang melamun pasti kamu sedang memikirkan mantan kekasihmu!” seru Carlos sewot. “Apa ini yang dinamakan cemburu? Carlos apa kamu mau mengakuinya?” ledek Amanda. Carlos memerah mukanya. Perasannya tak menentu karena mengira Amanda memikirkan Diksa. Sekarang Amanda menggodanya membuatnya jantungnya semakin berdetak lebih cepat. “Wajahmu merah seperti tomat seperti itu. Apa kamu sedang malu?” goda Amanda lagi. “Jangan terus menggodaku. Aku menyukaimu Amanda. Apa kamu tak menyadari itu!” seru Carlos. Amanda bungkam tak bisa berkata lagi. Seorang pemilik perusahaan bisa menyukainya yang hanya karyawan biasa. Amanda merasa dirinya hanya mimpi lalu mencubit pipinya sendiri dan merasakan kesakitan. “Auh, ternyata sakit dan aki ti
Herlina menggengam garpu di tangannya kuat. Dia mengacak makanan di mejanya karena hatinya kesal dengan keberuntungan Amanda."Heh, Amanda kita lihat saja apakah kamu akan selamanya mendapatkan keberuntungan seperti itu," gerutu Herlina."Ada apa Herlina? Kenapa makananmu berantakan seperti itu?" tanya Diksa."Tidak ada apa-apa. Aku mengingat kejadian kemarin dan aku sangat kesal," jawab Herlina.Diksa mengecup kening Herlina agar dia tidak marah lagi. Dia akan berusaha membahagiakan Herlina dan membalas semua penghinaan yang di berikan oleh Amanda."Tenanglah, aku akan meminta bantuan orang untuk membuat Amanda menyesal karena telah mempermalukan kita," ucap Diksa."Diksa, kamu memang yang terbaik untukku. Kita harus menyingkirkan Amanda secepatnya," balas Herlina.Diksa mengangguk dia sepakat dengan Herlina. Gara-gara Amanda dia mendapatkan malu di hadapan banyak orang dan juga cedera pada tangannya. "Aku akan berbicara pada Ayahku untuk menyingkirkan seorang Amanda," ucap Diksa ke
Herlina marah dan menepis tas yang dibawa penjaga store dengan kasar sampai terjatuh ke lantai."Aku sudah tak menginginkan tas ini lagi," ucap Herlina dengan kasar."Astaga, teman saya bertanya baik-baik. Kenapa jawabannya kasar seperti ini," ucap teman penjaga store itu.Penjaga store yang lain menahan Herlina agar tidak meninggalkan tempat. Karena ia sudah merusak tas mahal itu berarti harus membelinya. "Apa yang kalian lakukan. Aku tidak jadi membeli tas di sini jangan memaksaku beli hanya demi mendapatkan bonus penjualan," ucap Herlina."Bu, Anda telah merusak produk kami berarti harus membelinya. Tempat ini dilengkapi cctv jadi Anda tidak bisa mengelaknya. Atau akan kami laporkan ke polisi," ucap penjaga store itu.Herlina tidak bisa mengelak lagi karena saksi dan rekaman cctv. Akhirnya Diksa membayar tas itu untuk Herlina. Dia seperti tidak senang karena mendapatkan tas yang sudah agak lecet."Jangan sedih lagi Herlina. Katakan barang apa lagi yang kamu inginkan, aku pasti aka
Herlina berjalan sambil menggerutu kesal. Dia masih tak terima dengan perlakuan Carlos yang kasar padanya. "Diksa yang tak berguna itu, aku akan meninggalkanmu ketika mendapatkan Carlos," gumam Herlina.Langkahnya terhenti saat melihat Amanda dan Carlos tampak bahagia menenteng banyak barang belanjaan barang bermerek di tangan mereka. Senyuman merekah di wajah keduanya. Amanda terlihat tidak mempunyai beban berdiri di samping pria kaya."Sial! Aku semakin ingin merebut Carlos dari sisi Amanda," ucap Herlina yang hatinya bergemuruh.Haciuu, Amanda tiba-tiba bersin, "Carlos sepertinya ada orang yang mengutukku," keluh Amanda sembari menggosok hidungnya."Siapa yang berani mengutuk kekasihku?" tanya Carlos."Siapa yang kekasihmu! Aku bukan kekasihmu!" tegas Amanda."Aku akan mengejar cintamu, sampai kamu menerimaku," ucap Carlos.Amanda memerah wajahnya ia menunduk lalu masuk mobil. Amanda melihat bagian belakang mobil yang penuh dengan barang belanjaan. Sepertinya Carlos doyan berbelanj
Carlos tesenyum licik melihat wajah panik Amanda. Entah kenapa ia senang melihat wajah panik itu. Seakan dia akan mendapatkan hati Amanda hari ini."Tetap bekerja atau menjadi kekasihku!" tegas Carlos."Aku pilih tetap bekerja," ucap Amanda."Bagus berarti kamu menerima cintaku," balas Nicolas.Amanda tak mengerti apa yang dikatakan oleh Carlos, tetap bekerja atau menjadi kekasihku. Kalau dia pilih tetap bekerja harusnya ya tidak menerima cintanya. Amanda menggelengkan kepalanya karena tak mengerti apa yang maksud oleh Carlos."Carlos jangan bercanda," keluh Amanda."Tetap bekerja di perusahaanku berarti kamu menerima cintaku. Memilih menjadi kekasihku kamu akan bersamaku selamanya. Artinya sama saja," balas Carlos."Pria yang konyol," ucap Amanda.Carlos tersenyum licik kali ini ia melajukan kendaraannya lagi. Yang penting apa yang ingin ia ucapkan sudah terucap. Amanda termenung sambil melihat jalanan, ia tak lagi menggubris Carlos."Amanda, apa ada yang ingin kamu ucapkan?" tanya C
Amanda membuka pintu rumahnya, ternyata itu adalah Carlos yang sudah tersenyum sambil membawa bunga di tangannya."Kenapa kamu di sini?" tanya Amanda penasaran."Itu bunga untukmu, aku menemukan toko bunga yang masih buka jadi aku membeli ini untukmu," balas Carlos.Amanda menolaknya karena hari sudah malam. Apa nanti kata orang kalau menerima tamu di malam hari apalagi seorang pria."Carlos bawa saja bungamu pulang, aku mau istirhat dulu," jawab Amanda."Aku membawa bunga untukmu. Naik ke lantai tanpa lift seperti ini membuatku capek karena kamu tinggal di rumah susun," ucap Carlos yang menyelonong masuk ke rumah Amanda.Amanda kesal karena Carlos berbuat seenaknya. Dia hanya tak mau di gunjingkan tetangga karena ada tamu laki-laki masuk rumahnya malam hari."Carlos, jangan membuatku jadi bahan perbincangan emak-emak di sini," ucap Amanda."Aku tak peduli, kamu tinggal pindah dari sini ke apartemenku," balas Carlos sembari mengunci pintu rumah Amanda.Amanda mundur perlahan, dia tida