Home / Romansa / GAIRAH LIAR IBU TIRIKU / 5. TERBAKAR HASRAT

Share

5. TERBAKAR HASRAT

Author: Dewa Amour
last update Last Updated: 2025-08-06 15:36:16

"Pada akhirnya kami berdua tak dapat menghindari api itu. Kami terbakar bersama derasnya hasrat dan cinta yang tercipta dengan sendirinya. Tanpa kami sadari, jika ini sangat berbahaya. Dia, Meghan ... Aku rela hidup dan mati untuknya."

Hardin Willbowrn

New York, 2021

*

Deru napas Hardin menyeruak indera pendengaran Meghan saat bibir pria itu menelusuri tulang selangkanya dengan kecupan-kecupan.

Meghan mengerang pelan saat Hardin meninggalkan beberapa tanda merah yang tercetak pada kulit putihnya.

Permainan baru saja dimulai, namun tubuh dan jiwanya terasa sudah melayang sampai ke surga. Dia tak mau semua ini berakhir dengan cepat.

Gairah kian memanas akan Hardin. Bibir pria itu tak mau berhenti melumat bibir ranum Meghan. Dia tahu ini salah. Wanita ini adalah ibu sambungnya, namun hawa nafsunya telah mengalahkan logika Hardin. Dia tak bisa menahan gejolak gairah liar ini.

"Agh, Hardin ...," desah Meghan kala jari-jemari pria itu menelusup ke balik lingerie-nya dan mulai mencari area paling sensitif di bawah sana.

Bibir itu memekik kencang kala jemari Hardin menyentuh apa yang dicarinya. Mengusap-usap agak kasar sampai membuatnya dimabuk kepayang.

"Meghan ..."

Hardin berbisik. Matanya mengunci pandangan Meghan. Dari sorot itu, Meghan melihatnya yang sudah tak bisa menahan lagi.

"Apa kau suka?" tanya pria itu lagi.

Meghan hanya menatapnya dengan wajah polos. Dalam hatinya sudah pasrah mau diapakan dirinya oleh anak tirinya itu selanjutnya. Dia akan bersedia dengan sukarela.

Hardin mengulas senyum gemas melihat ekspresi Meghan. Selanjutnya dia segera menarik tepi lingerie Meghan ke atas sampai lolos dari tubuhnya. Hanya kain tipis warna hitam yang menutupi bagian inti Meghan saat ini.

Sepasang mata buas Hardin memandangnya penuh hasrat. Sementara Meghan hanya menelan ludah kasar.

Crazy!

Apakah pria itu benar-benar akan mengajaknya bercinta?

Meghan segera menemukan jawabannya saat Hardin menarik kain tipis yang masih melekat di tubuhnya, lantas melemparnya ke sembarng arah.

Detik selanjutnya pria itu segera memegang kedua tungkai Meghan, menariknya agak kasar sampai tiba padanya.

Tubuh Meghan menggelinjang ke kanan dan ke kiri. Mulutnya tak henti meracau dengan kedua tangannya yang meremas apa saja yang bisa dijangkaunya. Hardin menyentuh bagian penting dengan banyak kecupan.

Ini memang bukan yang pertama kalinya bagi seorang "pemain" Meghan Crafson, toh ia sering merasakan hal seperti ini dengan beberapa pria yang disewanya.

Namun entah apa bedanya, kali ini dirinya benar-benar merasakan kenikmatan yang berbeda saat Hardin menyentuhnya.

"Aah, Hardin ... "

Gelombang kenikmatan hampir saja dirinya raih kembali. Kedua tangan Meghan berpindah pada kepala Hardin.

Diremas rambut hitam tebal pria itu, kemudian menekannya agak kasar. Meghan menanggah dengan napasnya yang terengah-engah. Sial! Ini sangat nikmat baginya. Dengan tubuh lemas kedua tangannya segera melepaskan pelukannya dari Hardin.

Meghan masih berusaha mengatur napasnya. Namun Hardin segera bangkit dan lansung meraih tubuh polos itu ke dadanya.

Meghan hanya bisa pasrah saat pria itu menggendongnya menuju ranjang. Kita lihat apa lagi yang akan mereka lakukan. Keduanya sedang dirasuk gairah liar dan tak memedulikan statusnya lagi.

Hardin menghempaskan tubuh polos Meghan ke tengah ranjang.Wanita itu hanya terdiam bak boneka dengan wajah dipenuhi gairah menatapnya. Bibir Hardin menyeringai melihat hal itu. Kedua tangannya segera menarik celananya ke bawah.

Sepasang mata Meghan membulat penuh melihatnya.

"Meghan, aku akan memberikan apa yang kau inginkan dariku," bisik Hardin setelah tiba di atas tubuh Meghan.

"Har ... Hardin ... Aahh ... Aahh!"

Suara-suara laknat itu akhirnya lolos dari tenggorokannya. Desahan dan erangan terus membaur sepanjang percintaan mereka.

Benar-benar gila!

Tak ada satu pun dari mereka yang memikirkan perasaan Edward. Yang mereka pikirkan saat ini hanya ke-puas-an semata. Hardin harusnya bisa menahan meski Meghan terus menggodanya. Pikirkan perasaan ayahnya jika sampai mengetahui perbuatannya malam ini.

Ah, persetan dengan semua itu! Hardin semakin menggila dalam dekapan Meghan.

Membuat ibu tirinya itu meracau semakin tak tahu malu. Entah ini perasaan yang baru tumbuh atau memang gairah liar semata, keduanya tak memikirkan apa pun lagi dan tak ragu-ragu untuk mengulangnya lagi dan lagi.

"Hardin kau nakal sekali," racau Meghan saat pria itu mengajaknya bertukar posisi.

"Aku tahu kau akan suka, Meghan." Hardin berbisik di sela seringai tipisnya. Ia lantas melanjutkan permainan.

"Argh!"

Desahan hebat itu menjadi akhir dari pergumulan panas mereka. Hardin dan Meghan saling berpandangan barang sejenak setelah keduanya hancur dalam ledakan dahsyat kenikmatan yang baru saja mereka raih.

Tubuh polos Hardin hambruk di atas Meghan. Dua jam lebih pria itu membantai Meghan di atas ranjang, menjelajahi setiap inci tubuhnya tanpa ada sisa.

Gila!

Dia baru saja bercinta dengan istri ayahnya sendiri?

Bibir tipis Meghan tersenyum puas. Akhirnya ia bisa merasakan kenikmatan yang sudah dirinya cari-cari selama ini.

Dia lantas membenamkan wajahnya ke dada bidang Hardin. Jemarinya membelai tulisan suci yang terpampang di sana. Dia sangat menyukainya.

"Aku merasa sangat berdosa pada Daddy," tukas Hardin setelah hening cukup lama.

Punggungnya bersandar pada kepala ranjang dengan Meghan yang bergelung manja di dadanya. Tubuh keduanya masih polos dan berada dalam selimut yang sama saat ini.

"Dia tak kan tahu jika kita merahasiakan hal ini," balas Meghan seraya menatap ke mata Hardin.

Jemarinya masih asyik membelai gambar tato pria itu. Dia sungguh tak ingin Hardin menjadikan percintaan ini yang terkhir baginya. Dia sudah candu pada permainan anak tirinya itu.

"Kamu benar, tapi tetap saja aku merasa bersalah padanya. Ini benar-benar gila." Hardin menggelengkan kepalanya, dia tampak sangat frustasi dan menyesal.

Meghan hanya terdiam sampai Hardin menoleh padanya, "Meghan, aku minta maaf. Aku minta lupakan semua ini dan jangan lagi menemuiku di kamar. Aku tak ingin semua ini terulang lagi. Aku sangat menghargai Daddy," ucapnya dengan sorot mata tegas.

"Maksudmu, kita berakhir sampai di sini? Begitu?"

"Ya. Anggap saja aku khilaf tadi. Kau ibu tiriku, tetaplah deperti itu."

Meghan nyaris tak percaya mendengar penuturan Hardin. Kepalanya menggeleng. Ini pasti cuma mimpi.

Hatinya sakit, dirinya benar-benar merasa kecewa berat. Begitu entengnya Hardin berkata seperti padanya setelah mereka bercinta gila-gilaan.

Tidak, dia tidak bisa terima ini!

"Kau dan Ayahmu itu sama saja! Sama-sama tidak berguna! Mudahnya kau berkata begitu setelah menikmati tubuhku. Jika masih ingat pada Daddy-mu, kenapa kau melakukannya sampai berulang kali padaku? Dasar brengsek!"

Dengan kasar Meghan mendorong dada bidang Hardin sampai pria itu menjauh darinya. Dengan wajah dipenuhi aura kecewa, dia segera mengenakan kembali pakaiannya lantas meninggalkan kamar laknat itu.

Hardin hanya mengerang pusing. Dia melepaskan tinjunya ke udara melampiaskan rasa emosinya. Kedua tangannya menjambak rambutnya sendiri kesal bukan main.

Benar, dirinya sangat menginginkan Meghan. Dan wanita itu sudah membuatnya sangat bergetar. Namun bagaimana dengan Edward?

Mana mungkin dirinya tega menikam ayahnya sendiri dari belakang. Ia menunduk lantas menggelengkan kepalanya dengan perasaan tak karuan.

"Dasar bajingan! Dia anggap apa aku ini? Seorang Jalang yang bisa dirinya gunakan lalu dibuang? Begitu? Brengsek kamu Hardin!" Setibanya di kamar Meghan langsung mengamuk.

Dia memberantakan semua benda yang bisa dijangkau oleh tangannya.

Tempat tidur, meja rias, vas bunga, dan beberapa figuran, semuanya tak luput dari sasaran emosinya yang membabi buta itu.

Dia benar-benar tak bisa menerima keputusan Hardin. Teganya pria itu membuangnya setelah menikmati tubuhnya habis-habisan.

Tidak, tidak, ini bukan akhirnya. Melainkan awal dari gairah liar mereka.

Apa yang Meghan sukai, maka, akan dia dapatkan dengan cara apa pun juga, itu janjinya pada dirnya sendiri. Dia pasti bisa mendapatkan Hardin seutuhnya.

"Tidak ada sesuatu yang masuk ke perutmu dengan cuma-cuma. Hardin, kau harus membayar mahal semua itu!"

____________________________

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GAIRAH LIAR IBU TIRIKU   102. HONEYMOON - EXTRA PART

    Matahari sudah hampir terbenam saat mobil yang dikemudikan oleh Hardin menepi di pelataran sebuah villa. Hardin tersenyum pada Meghan setelah membantu wanita itu membuka seat belt yang melingkar di tubuhnya. Kemudian ia segera keluar dari mobil, lalu membukakan pintu mobilnya untuk Meghan.Tungkai jenjang itu hampir tak kelihatan saat keluar dari pintu mobil karena gaun pengantin yang besar. Meghan mengangkat tepi gaun itu saat melangkah. Jemarinya menyambut tangan Hardin yang terulur padanya. Bibirnya mengulas senyum sipu.Matanya memindai tempat di mana dirinya saat ini. Sebuah villa mewah dengan cat dinding warna putih berdiri di atas puncak tebing. Untuk menuju ke sana mereka harus menaiki anak tangga yang banyak. Meghan menghela napas lalu menoleh pada pria dengan tuxedo hitam di sampingnya.Astaga, yang benar saja. Bagaimana ia bisa menaiki anak tangga sebanyak itu dengan gaun pengantin yang besar dan berat ini?Kepalanya menggeleng pusing. Tak adakah tempat yang lebih romant

  • GAIRAH LIAR IBU TIRIKU   101. MENJADI MILIKMU SELAMANYA ( END )

    Hardin langsung menelepon orang-orang nya untuk segera datang. Emily hanya berdiri sambil memperhatikan pria tinggi yang sedang berbicara lewat sambungan ponselnya. Bibirnya mengulas senyum. Apakah benar pria tampan itu adalah Daddy Hardin, ayahnya?"Ya, cepat datang! Siapkan kamar pasien VVIP di rumah sakit paling besar di kota New York! Jemput Nyonya Meghan sekarang juga! Kami tunggu!" Hardin mengakhiri panggilan. Dibenahi ponsel pintar miliknya ke saku jas. Tubuhnya memutar. Ia sedikit terkejut melihat sosok gadis kecil yang sedang berdiri di hadapannya kini.Hardin tersenyum gemas. Ia segera berjongkok di hadapan Emily. "Hei, Nona Muda. Apa yang sedang kamu pandangi? Apakah Daddy-mu yang tampan ini?" tanyanya.Emily tersenyum puas mendengarnya. "Daddy!" Tangan mungil itu segera melingkar ke tengkuk leher Hardin. Beberapa kecupan mendarat di pipinya yang bulat. Tubuhnya diangkat oleh kedua tangan kekar sang ayah. Hardin menggendongnya."Daddy, aku juga mau digendong!""Aku jug

  • GAIRAH LIAR IBU TIRIKU   100. PERTEMUAN PENUH HARU

    Charlie dan Charles saling pandang bingung mendengar pertanyaan pria dewasa di dalam mobil mewah itu. Kemudian Charlie memberanikan diri untuk menjawabnya, "Tuan, berikan saja uangnya. Untuk apa menanyakan ibu kami? Bahkan ibu kami tidak boleh tahu jika kami sedang mengemis," ucapnya.Hardin mengernyitkan dahi mendengarnya. "Ibu kalian tidak tahu kalian mengemis?"Charlie tampak mulai bosan meladeni pria berjas hitam di dalam mobil itu. Alih-alih memberi mereka uang, pria itu malah menanyakan banyak hal. Sepertinya mereka harus mencari mobil lain. Matanya menoleh pada lampu merah. Sial! Sebentar lagi mungkin lampu hijau akan menyala, tapi mereka belum mendapatkan uang sepeser pun."Ayo Charles, kita ke sana saja!" Tangannya segera menyeret lengan adiknya dan menjauhi mobil Hardin. Charles hanya menurut saat sang kakak menyeretnya pergi."Hei, tunggu!" Hardin menghardik. Kepalanya dikeluarkan sambil berteriak pada dua bocah laki-laki yang baru saja meninggalkan mobilnya. Sial!

  • GAIRAH LIAR IBU TIRIKU   99. BERTEMU ANAK-ANAK MEGHAN

    Mata Meghan terasa berat untuk terbuka. Darah segar mengalir dari hidung dan sudut bibirnya. Pukulan pria itu benar-benar sekuat tenaga, seperti pukulan seorang pegulat sabuk emas. Meghan merasakan leher dan hidungnya patah.Sayup-sayup terdengar olehnya tangisan Emily. Jari-jemarinya bergerak pelan. Ia ingin segera bangkit dan menolong putrinya dari para penculik itu.Matanya terbuka. Langit hitam malam yang pertama dilihatnya. Perlahan ia menoleh ke arah sumber suara Emily. Terlihat olehnya si bungsu sedang merengek dalam cengkeraman seorang pria berjaket hitam di dalam mini bus."Emily," lirihnya sambil berusaha bangkit. Tangannya berusaha menggapai pintu mobil di sampingnya.Namun, satu tendangan kuat melepaskan genggaman yang hampir sampai itu. Meghan mengeram kesakitan. Tangannya ditendang teramat kuat oleh pria yang tadi mengantam wajahnya dengan pukulan keras.Bibir pria itu menyeringai saat ia mengangkat sepasang matanya. Tangannya yang beradarah berusaha menopang tubuhnya un

  • GAIRAH LIAR IBU TIRIKU   98. JANGAN AMBIL ANAKKU

    Malam semakin larut saat langkah Meghan tiba di tepi jalan di depan restoran di mana ia bekerja. Jalan masih tampak ramai meski sudah malam. Lalu lalang kendaraan masih meramaikan kota. Wajahnya menoleh ke kanan dan ke kiri. Ia akan segera menyebrang bersama beberapa orang.Dari seberang jalan Meghan melihat Charlie dan Charles yang sedang melambaikan tangan padanya.Bibirnya mengulas senyum. Astaga, mereka datang menjemputnya? Bahkan membawa si mungil Emily juga? Dasar anak-anak!Pasti mereka sudah tak sabaran menunggunya pulang, sampai-sampai menyusulnya. Meghan melambaikan tangannnya pada anak-anak menggemaskan di seberang sana. Ia memberi isyarat pada mereka agar tetap diam di tempat. Sangat berbahaya jika sampai mereka menyebrang, bukan? Sepertinya anak-anak itu mengerti. Mereka memang sangat cerdas. Meghan tersenyum bangga melihatnya.Lampu untuk menyebrang belum juga menyala, Meghan mulai tampak gelisah. Anak-anak sudah menunggu, ia sangat mencemaskan mereka. Wanita itu me

  • GAIRAH LIAR IBU TIRIKU   97. NYARIS SAJA

    Malam itu Meghan sedang berdiri di depan wastafel. Ia sedang berada di dapur luas sebuah restoran. Tangannya bergerak aktif mencuci piring-piring kotor yang menumpuk di hadapannya. Bahkan, ada banyak piring kotor yang juga tersusun di sampingnya.Setelah dua hari ke sana ke mari mencari pekerjaan, akhirnya ia diterima bekerja di sebuah restoran mewah. Namun, bukan menjadi pelayan, melainkan tukang cuci piring, pekerjaan yang paling rendah dengan upah yang amat kecil. Namun, sangat melelahkan."Astaga, dari tadi kamu belum selesai juga? Benar-benar lamban! Sementara di luar sana masih banyak piring yang harus kamu cuci! Ck!" Seorang wanita berdecak jengah sambil menaruh tumpukkan piring kotor di samping Meghan. Kepalanya menggeleng, sementara matanya memperhatikan wanita muda berseragam pelayan di hadapannya itu. Bibirnya tersenyum sinis lalu melenggang pergi.Meghan hanya terdiam. Wanita berseragam pelayan yang tadi bicara ketus padanya bukanlah pemilik restoran ini. Namun, entah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status