Dimana Awan harus bermalam malam ini? Pulang kerumahnya, jelas tidak mungkin. Sekarang tidak ada Ayahnya dan hanya ada Ibunya. Hubungan mereka sedang tidak baik, karena Ibunya itu memusuhi Awan dan selalu mencari cara untuk menyerang Awan dengan kata-katanya yang pedas. Siapa yang bisa menjamin kalau Ibunya itu tidak akan menyerangnya dengan cara lebih sadis nantinya, disaat Ayahnya sedang tidak dirumah?Pulang ke Vilanya lebih tidak mungkin lagi, setelah Stefen menghancurkan Vilanya.Angelpun tidak mungkin membawa Awan menginap dirumahnya. Apa tanggapan keluarganya nanti jika membawa Awan menginap dirumahnya, sementara belum ada ikatan yang jelas diantara keduanya.Akhirnya Angel memutuskan untuk membawa Awan ke apartemennya. Tapi, Angel sedikit khawatir jika Awan kembali memeluknya lagi. Terus siapa yang bisa menjamin jika Awan tidak akan berbuat lebih kepadanya nanti?Angel mempersilahkan Awan masuk ke dalam flatnya.Flat itu tidak seluas dan sebesar apartemen Angel yang diBandung
Tangan Angel gemetar begitu menerima sebuah foto yang baru saja disodorkan oleh Papanya."Apa ini benar, Pah?" Tanya Angel seakan sulit mempercayai apa yang dilihatnya."Iya, bahkan Kelvin sudah membahas itu dalam internal keluarganya." William sendiri mendapatkan info tentang perjodohan Awan dari istrinya Kelvin sendiri, Helena yang tidak suka dengan keberadaan Awan yang seolah telah merampas hak pewaris utama di keluarga Sanjaya. Dengan memberikan informasi itu pada Kelvin, Helena berharap dapat mengacaukan penjodohan Awan. Ia tidak ingin Awan meraup semua keuntungan sebagai pewaris utama keluarga Sanjaya. Jika itu yang terjadi, apa yang tersisa untuk anak-anaknya?Sehingga, dengan William tahu tentang perjodohan Awan, Ia pasti akan memaksa anak gadisnya untuk mempertahankan Awan. Setelah itu Ia bisa memasukan nama Hadi sebagai calon dari wanita yang akan dijodohkan oleh suaminya. Gadis itu adalah pewaris satu-satunya dalam keluarga terhormat. Namun yang terpenting, keluarga mer
William tersenyum getir melihat anak gadisnya itu, dalam hati Ia merasa bangga melihat kedewasaan anaknya. Anak gadis semata wayangnya itu telah mengambil pilihan yang sangat bijak dengan mengedepankan kepentingan keluarga dan merelakan berbagi 'lelaki' yang dicintainya dengan wanita lain. Tidak setiap wanita sanggup menerima pilihan tersebut.William mengusap pelan kepala Angel, "Nak! Jangan terburu bersedih dengan pilihan ini. Jika kamu yakin dengan perasaanmu pada Awan, maka masih ada pilihan lebih baik saat kamu mengambil keputusan penting ini.""Maksud Papa?""Jika nanti Awan memutuskan menerima perjodohan ini, maka menurutmu siapa yang akan jadi wanita pertamanya?"Benar juga! jika ada lebih dari satu wanita, terus siapa jadi yang pertama? Urutan sangat menentukan siapa yang jadi permaisuri dan siapa yang jadi selir. Sejarah sudah menceritakan banyak cerita tentang kisah ini.Bahkan seorang pria beristri empat saja akan menentukan mana Istri yang menjadi pilihan pertama, kedua d
Enam Bulan berlalu.Seorang pemuda berwajah tampan tampak begitu menarik perhatian ketika berjalan keluar dari pintu Bandara. Pembawaannya tenang dengan tatapan teduh, Ia memiliki kepercayaan diri layaknya seorang bangsawan. Bahkan dua wanita cantik yang sedang menunggunya saat ini, jantung mereka juga tak henti berdebar kencang begitu melihat pria yang mereka nantikan sudah menampakan diri dan berjalan ke arah mereka."Kak, tuan muda makin charming yah!" Ujar sang adik dengan tatapan penuh kekaguman."Iya, tar kamu jangan norak lagi kayak sebelumnya." Ujar sang Kakak mengingatkan.Teringat kejadian terakhir, adiknya itu terang-terangan memuji tuan muda mereka. Itu membuat malu dirinya, makanya Ia harus mengingatkan adiknya itu untuk mengenal batas mereka dan bersikap lebih sopan. Mereka adalah Lana dan Xynthia. Sebenarnya hari ini, Lana merencanakan untuk menyambut kedatangan tuan muda mereka dengan lebih meriah. Tapi mengingat Awan yang pernah menegurnya terakhir kali, tuan mudany
'Eh, perubahan?' Lana mulai paham perubahan yang dimaksud adiknya."Tuan muda Awan terlihat jauh lebih kuat setelah latihannya dengan Madam Yin dan Master Yin waktu itu.""Nah itu dia maksudku, Kak.""Sekarang apa Kakak memperhatikan tuan muda Awan? Aku tidak lagi merasakan tekanan kekuatan dari tuan muda selain tatapannya yang jauh lebih tajam dari sebelumnya.""Iya, itu sesuatu yang aneh." Gumam Lana ketika menyadari maksud ucapan adiknya.Sebelumnya, Lana hanya fokus pada rasa senang dan rindu bertemu tuan mudanya. Sehingga tidak sempat memikirkan perubahan lain pada Awan. "Apa tuan muda ketiga telah gagal latihannya yah? Tuan muda kehilangan kekuatannya?" Tebak Xynthia panik memikirkan kemungkinan itu."Tidak mungkin tuan muda gagal." Ujar Lana khawatir, lalu Ia teringat sesuatu "Dek, apa kamu memperhatikan tatapan mata tuan muda? Xynthia mengangguk pelan sambil berpikir, "Tatapan tuan muda terlihat lebih tenang namun tajam dan fokus.""Seperti tuan besar Kelvin." Komentar Lana.
"Tidak mungkin, putra pak presdir adalah tuan Hadi dan Ia sedang berada di New York. Berbohongmu sungguh keterlaluan anak muda. Keamanan!" Salah seorang eksekutif wanita berteriak dan memerintah keamanan untuk segera mengusir Awan. Itu karena Ia tahu kalau putra Presdir mereka hanya satu dan satu lagi wanita, Amelia.Mereka adalah para eksekutif di perusahaan Sanjaya, bagaimana mereka tidak tahu dengan anak-anak bos mereka? Bisa-bisanya pemuda biasa ini mengaku putranya Kelvion Sanjaya. Jika orang luar mendengarnya, mereka bisa jadi bahan tertawaan jika menganggap pemuda biasa ini benar putra Presiden Direktur mereka.Diantara mereka tidak ada satupun yang hadir ketika Kelvin memperkenalkan Awan sebagai pewarisnya setengah tahun yang lalu, jadi tidak ada satu orangpun yang mengenali Awan saat ini dan mereka tahunya, hanya Hadi dan Amelia saja sebagai anaknya presiden direktur mereka."Kalian tidak ada yang percaya jika Ayahku ada didalam sana?" Awan tidak tahu harus tertawa atau mena
Tampak Paman Billynya menyuruh Stefen kedepan untuk bicara, walau sedikit ragu akhirnya Stefen berdiri dan berjalan menunduk ke depan Awan."Sepupu, mohon maafkan kesalahanku sebelumnya. Sa-saya terlalu naif dan tidak menyelidiki permasalahan sebelumnya dan telah gegabah bertindak yang menyebabkan kerugian bagi kita berdua. Saya mengaku salah, tolong maafkan." Ucap Stefen dengan tulus.Pada dasarnya Stefen bertindak karena rasa loyalitasnya yang tinggi pada keluarga utama. Namun karena alasan yang sama, ia mudah dibutakan oleh emosinya sehingga dengan gampang dimanfaatkan oleh Hadi. Namun setelah dijelaskan duduk permasalahannya oleh sang Ayah, Stefen pun merasakan penyesalan yang mendalam.Tapi, meskipun begitu Ia tidak bisa balik menyerang Hadi. Karena Hadi adalah bagian keluarga utama. Sehingga yang bisa dilakukannya saat ini adalah meminta maaf pada Awan.Melihat saudara sepupunya benar-benar tulus meminta maaf padanya, Awan pun memutuskan untuk tidak lagi memperpanjang masalah de
Mereka melanjutkan dengan berbicara ringan tentang hal-hal umum sebelum Kelvin memberikan sebuah kunci berbentuk kartu pada Awan."Apa ini Ayah?" Tanya Awan bingung. Ia tahu itu adalah kunci apartemen, karena di balik kartu jelas tertulis President Suite of Emmeral Apartment.Ayahnya tersenyum hangat, "Sudah saatnya kamu memiliki hunian sendiri, Nak. Kamu tidak mungkin selamanya tinggal di Villa sebelumnya."Ketika Kelvin mengucapkan itu, Stefen tersenyum masam dengan wajah bersalah. Karena Ia tahu, dialah alasan Awan tidak bisa tinggal disana setelah dia menghancurkan Villa itu sebelumnya."Sepupu, maafkan Aku untuk villamu. Aku bisa menggantinya jauh lebih baik dari sebelumnya." Ujar Stefen sambil menunduk, tidak berani menatap Awan."Sudahlah, tidak apa-apa. Lagian Ayah sudah menggantinya dengan lebih baik." Kata Awan santai sambil melambaikan kunci apartemennya. Stefen sudah menunjukan ketulusannya, jadi Awan pun bersikap bijak dengan tidak lagi menyalahkan Stefen atas apa yang t