Share

BAB 8

Author: sutan sati
last update Last Updated: 2021-10-18 10:00:05

POV Arini

Jam 3 pagi Aku terbangun, setelah cuci muka. Aku melangkahkan kaki kedapur, sebelumnya kusempatkan untuk membangunkan Surti dan Inah membantu menyiapkan sarapan untuk semua penghuni rumah ini.

Entah kenapa hari ini Aku sangat senang sekali, mungkin karena kedatangan Anakku satu-satunya. Setelah sekian lama kami terpisah jarak dan waktu, kesempatanku bertemu dengannya hanya beberapa kali, itupun dalam waktu yang tidak lama ketika Aku pulang kekampung halaman. Sedih rasanya tidak bisa melihat bagaimana Ia tumbuh, bahkan untuk menyuapi makan aja ketika ia kecil bisa dihitung hanya beberapa kali saja. Untung ada Ayah dan Ibuku yang bantu merawat buah hatiku.

Ibu meninggal setahun yang lalu, beberapa bulan setelah itu Ayah ikut pergi menyusul Ibu, Aku ijin Pak Agus dan istrinya untuk pulang beberapa minggu lamanya. Perasaan sedih yang sangat mendalam kurasakan kehilangan sosok orang tua yang telah melahirkanku, mereka adalah sosok orang tua yang sangat sederhana. Teringat, ketika masih remaja Aku salah melangkah dalam menjalani sebuah hubungan, Aku bahkan sampai tega meninggalkan kedua orang tuaku hanya demi ikut pria tersebut, Aku menjalani nikah siri dengannya, karena ternyata orang tua lelaki tersebut tidak setuju kalau anaknya akan menikahiku, yang hanya dari keluarga sederhana. Disamping itu, orang tuanya juga telah memilihkan pasangan sendiri untuknya. Namun karena kebulatan tekad cinta kami, kami nekad menjalani hidup berdua, walau hidup di sebuah kontrakan yang sangat-sangat sederhana. Setiap hari kami lalui dengan kebahagiaan, walau hidup dengan apa adanya. Karena bagi kami, bisa menjalani setiap detik waktu bersama pasangan yang dicinta adalah kebahagiaan yang tiada duanya.

Aku masih ingat, saat tahu pertama kali Aku hamil, tidak terbayang betapa bahagianya wajah suamiku. Bahkan semua penghasilan suamiku hari itu yang didapatnya dari kerja serabutan, dihabiskan untuk membelikan kue-kue kering yang sangat banyak, kemudian dibagikan ke tetangga-tetangga sekitar dan setiap orang yang dijumpainya ketika dijalan. Kami sangat bersyukur dengan berkah kehamilanku, Aku masih ingat dengan sangat jelas, tidak pernah lepas senyum dari wajahnya seharian itu.

Katika perutku semakin membesar, Aku dibuat syok dengan sebuah kenyataan yang paling pahit dalam hidupku, yaitu kabar hilangnya suamiku. Dari sore Aku menunggu kepulangan suamiku, bahkan hingga larut malam tidak juga kujumpai sosoknya. Aku sangat cemas, khawatir dengan keadaannya, kenapa sampai larut suamiku masih juga belum pulang.

Untungnya Aku punya tetangga-tetangga yang baik, mereka ikut menghibur dan menguatkan Aku. Bahkan, mereka banyak yang ikut mencari suamiku ketempat kerjanya karena hingga esok harinya Ia masih belum pulang kekontrakan kami. Kecemasanku makin menjadi-jadi, karena beberapa hari setelahnya suamiku masih belum juga pulang ke rumah. Para tetangga ikut membantu melaporkan hilangnya suamiku ka kantor polisi, namun hingga beberapa minggu setelahnya, beritanya masih juga nihil, Suamiku seolah hilang begitu saja ditelan bumi.

Melihat keadaanku yang semakin lemah, uang ditangan juga sudah tidak ada. Untuk kebutuhan makan sehari-hari para tetangga sepakat untuk membantuku. Hingga akhirnya mereka mengusulkan agar Aku untuk pulang sementara, kekampung halaman biar ada keluarga yang menjaga jelang kelahiranku. Sementara mereka terus mencari kabar keberadaan suamiku.

Ketika pulang ke kampung. Awalnya, kukira orangtuaku tidak akan mau menerima kehadiranku, karena bagaimanapun Aku menikah tanpa restu dari mereka. Tapi begitulah orang tua, sesalah-salahnya anak melangkah, namun kasih sayang orangtua pada anaknya tidak pernah tergantikan, sebesar apapun salah anaknya. Itulah yang kulihat dari kedua orangtuaku, bahkan mereka tidak pernah mengungkit-ungkit kesalahanku sedikitpun. Mereka menyambutku dengan penuh kasih sayang.

Bahkan ketika anakku lahir kedunia ini, mereka yang paling sibuk sendiri, mulai dari memanggil dukun beranak (saat itu belum ada bidan desa), serta mengurus semua keperluanku. Tidak terlukis, betapa bahagianya mereka saat itu.

"Lihat Yah, cucu kita laki-laki.. kesampaian juga nih Ayah punya keturunan laki-laki." tatap ibuku penuh haru.

"Iya Bu, ini akan jadi penerus keluarga Abu Fikri, dia akan kuat dan tangkas seperti Kakeknya." kata Ayahku penuh bahagia.

Begitulah kebahagiaan Ayah dan Ibuku saat itu.

"Coba deh Bu, dah pas belum bumbunya nih ?" tanya Inah membuyarkan lamunanku.

"eh.. iya nah." kataku sambil mencicipi nasi goreng yang sedang dibuatnya.

"hmnnn kurang garamnya dikit ini, bumbu olahan tadi sudah dimasukan ?" tanyaku. Karena seperti biasanya, Aku yang mengolah bumbu masakan, jadi mereka berdua ini yang bagian memasaknya.

"Sudah kok Bu." jawab Inah sambil menuangkan sedikit garam kedalam nasi goreng yang sedang dimasaknya.

"hmmmnn si Ibu, jadi senang banget sampe melamun gitu!" celetuk Surti disamping Inah sambil senyum-senyum tengil.

"loh Aku lo belum lihat anak bu Arini." sela Inah sambil masak.

"hmmn anaknya bu Arini ganteng baanget loh Nah!" puji Surti sambil mencuci piring disamping bu Arini.

"Beneraan ?" tanya Inah penasaran.

"ihh benerrr, Aku aja jadi pengen nikah lagi begitu lihat wajah gantengnya." Cerita Surti makin bersemangat.

"ihh mau dong lihat orangnya!" ucap Inah sambil senyum-senyum.

"eeleh eleehh, kalian ini, kerja-kerja masih sempat aja ngerumpiin cowok, gak lihat apa Ibunya masih disini malah ngomongin anaknya." jawabku sambil ketawa lihat tingkah mereka.

"Ibuuuu.." jawab mereka kompak sambil tersenyum

"hadeeehhh ada-ada aja kalian nih, dasar ABG lawas."

"ihh Ibu, ABG lawas kita dibilangnya." jawab Inah manyun.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (53)
goodnovel comment avatar
Katijah
yah habis lagi
goodnovel comment avatar
Retmi Karnila
carito nyo rancak bana tp pas lihat koin nyo manggigia du buek nyo
goodnovel comment avatar
9 dhemet 9
koinnya terlalu membagongkan ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 265

    Awan teringat kejadian dimana dia koma dulu, jadi saat Ia sedang tidak sadarkan diri Angel mengambil kesempatan itu. Apa Ia sengaja menyelinap sendiri dan nekat masuk ke dalam kamarnya ? Tapi, apapun itu, Awan percaya jika Angel bisa melakukan itu. Angel cukup licik untuk trik seperti itu. Awan justru senang, ternyata ciuman pertama Angel masih dengan dirinya bukan cowok lain. Kalau tidak, Ia pasti akan cemburu dibuatnya."Hmn kenapa senyum-senyum?""Berarti sekarang kita sudah impas, karena kali ini Aku yang mencuri ciuman kedua mu. Jadi skornya satu-satu sekarang, xixixi."Baru saja mereka larut dengan kebahagiaan setelah berpisah sekian lama, terdengar himbauan untuk penumpang agar segera menaiki pesawat. Eskpresi Angel langsung berubah sendu."Pergilah." Kata Awan lembut dengan tatapan penuh cinta."Tapi..." Angel terlihat berat untuk melangkah pergi. Ia masih belum puas bersama Awan saat ini, Ia begitu mencintai Awan dan baru bertemu sebentar saja. Tapi harus segera pergi, Ange

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 264

    "Tentu saja, Aku menyayanginya." Jawab Awan dengan yakin."Kalau begitu, kakak harus bergegas menyusulnya sekarang.""Hah, maksudnya?""Karena 3 setengah jam lagi pesawat Kak Angel akan berangkat menuju Inggris dari Bandara Soetta. Kak Angel telah memutuskan untuk melanjutkan studinya disana.""Apa? Kenapa kamu tidak bilang daritadi kalau Angel akan berangkat." Ucap Awan panik. Lalu bergegas pergi, tanpa menunggu penjelasan Raysha lebih lanjut.Dalam pikirannya saat ini adalah Angel, dalam hati Ia berulang kali merutuki kebodohannya selama ini. Ini salahnya juga, kenapa tidak menemui Angel sebelumnya. Dia tahu Angel berkarakter keras, kalau sudah memiliki kemauan, pasti Ia akan mewujudkannya.Selama ini, Awan hanya menyimpulkan sendiri jika Angel hanya sibuk dengan dunia sendiri. Tanpa Ia sadari, jika Angel melakukan semua itu untuk dirinya."Lihat akibat sikap keras kepalamu, membuat kita menjadi jauh seperti ini." Gumam Awan kesal.Semula Awan hendak meminjam mobilnya Devi, karena k

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 263

    "Kamu mau meminta apa?" Tanya Awan melihat keraguan Karin."Apa Kamu sudah bisa move on dari Kak Nata dan menemukan penggantinya?"Pertanyaan Karin semakin membuat Awan binggung, Awal dia ingin meminta sesuatu, lalu malah bertanya. Apa korelasi pertanyaannya dengan permintaan yang akan diajukan Karin padanya.Awan berpikir sesaat, move on dari Renata? Jelas bayangan Renata masih begitu kental dihatinya. Bagaimana Ia akan bisa melupakannya? Kenangan yang ditorehkan Renata dalam hatinya begitu dalam hingga sulit baginya untuk menghapusnya begitu saja. Bahkan setiap Awan pergi ke Kota ini, kesedihan selalu menyelimutinya sepanjang waktu.Lalu, apakah Ia sudah menemukan penggantinya? Siapa, Annisa? Memang Ia mencintainya, tapi Ia belum ingin memikirkannya saat ini. Angel? Walau Ia semakin sering mengiriminya pesan dan telponnya yang tidak pernah diangkatnya, Awan mulai ragu dengan masa depannya bersama Angel karena sikap Angel sebelumnya."Move on, aku sedang berusaha. Untuk pengganti Ren

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 262

    "Yaah, bisa gak sih kalau waktu berhenti sampai disini saja? Aku pengen bareng kalian terus." Ucap Veby sedih."Seandainya pun bisa, mungkin kita semua tidak akan pernah menjadi dewasa. Bukankah itu lama-lama akan membuat kita bosan? Justru dengan adanya waktu yang berjalan, kenangan hari ini dan sebelumnya akan menjadi kenangan terindah dalam diri kita masing-masing. Saat kita menyongsong masa depan dan kita bertemu lagi dengan diri kita yang sudah dewasa, bukankah itu jauh lebih indah?""Benar apa yang diucapkan Awan! Biarkan kenangan indah persahabatan kita, terukir abadi dalam hati. Yang perlu kita lakukan adalah memenuhi janji yang kita buat hari ini, lima tahun lagi kita akan bertemu kembali dengan masing-masing impian kita dan dengan diri kita yang lebih dewasa." Ucap Lina menanggapi."Iya, mari kita berjanji. Lima tahun lagi kita akan berkumpul dengan impian kita masing-masing." Kata Siska."Lima tahun lagi, kita akan berkumpul kembali." Ikrar yang lainnya penuh semangat."Loh

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 261

    "Aw aw.. Sakit Vi.""Hahaha,, Hajar Vi."Teriak Siska senang begitu melihat Novi dan Radit yang mengaduh kena jeweran Devi."Aduh duh sakit, Vi. Lepasin.""Kebiasaan kalian berdua nih yah, mau ikut meluk Awan apa mau ngambil kesempatan?" Ujar Devi galak."Yah, kan sekalian gitu Vi." Balas Radit ngeles."Jewer aja terus Vi, kalau perlu sampai sampai putus telinganya. Emang tuh si Radit." Shiren ikut mengompori."Ciiee yang mentang-mentang udah bubaran jadi sengit gitu." Ledek Lina sambil tertawa."Wkwkwk, Shiren senang banget melihat Radit menderita sekarang."Yang lain malah ikut menertawakan Radit dan Shiren, sampai ketika Sherla mengalihkan topi pada Awan lagi, "Awan, kamu kemana aja selama ini?" Tatapan Sherla masih sama dengan yang dulu. Begitu tahu Renata meninggal saja, Sherla adalah orang yang paling bersedih. Dia sedih dengan meninggalnya Renata dan lebih sedih lagi karena Ia tahu jika Awan adalah yang paling kehilangan Renata saat itu. Ia tahu jika perasaannya tidak mendapat

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 260

    Setelah berlalu beberapa hari, Mikha tampak sudah mulai bersikap seperti biasa. Tidak hanya itu, sekarang Ia bahkan tampak jauh lebih ceria dan bersemangat dari sejak Ia pertama datang. Mungkin karena tingkat hubungannya dengan Awan yang sudah lebih intim, membuatnya lebih bisa terbuka dalam segala hal. Sepanjang periode itu, Angel juga sudah berulang kali mencoba untuk menghubungi Awan. Tapi, Awan sedang enggan untuk menanggapinya saat ini. Bahkan notifikasi pesan masuknya sudah ribuan dan tidak ada satupun yang ditanggapi Awan.Alasan utamanya bukan karena apa yang dilihat Awan ketika di Resto sebelumnya, tapi karena sikap Angel sendiri yang tampak enggan untuk bertemu dengannya selama ini. Sehingga Awan pun mulai meragukan kelanjutan hubungannya dengan Angel.Tepat disaat Ia melihat-lihat hp-nya, sebuah notifikasi muncul. Ternyata itu adalah pesan dari sahabatnya, Sherla. Ternyata Ia memberi kabar tentang acara perpisahan mereka yang akan berlangsung 2 hari ke depan. Cukup lama j

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status