Beranda / Romansa / Gadis 100 Juta Tuan Luis / 27. Wanita Di Kantor Luis

Share

27. Wanita Di Kantor Luis

Penulis: Nannys0903
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-12 18:07:50

Bab 27

"Kamu, ngapain di dalam ruangan Luis?" tanya wanita itu angkuh menatap penampilan Celina dari ujung kepala hingga kaki. Tatapan wanita itu tajam dan penuh kecurigaan.

Tangan kanannya menenteng tas berisi Tupperware. Aroma makanan hangat tercium harum. Baru kali ini Celina melihat wanita itu.

"Kok, bengong. Kamu gak denger aku ngomong apa? Kamu mahasiswa di sini, kan? Ngapain di ruangan Luis?" tanyanya ketus. Aura wajahnya memancarkan kecemburuan. Rambut Luis acak-acakan begitu juga kancing baju paling atas terbuka. Pasti ia mengoda Luis dengan belahan dadanya, pikir wanita itu.

"Iya, saya kuliah di sini Nona. Apa Nona mau bertemu Tuan Luis?" tanya Celina menahan detak jantungnya. Ia hampir tak bisa bernapas seperti pencuri yang baru saja tertangkap basah.

Wanita itu tak menjawab langsung melewati tubuh Celina ada hal yang membuat dirinya menganjal. Kenapa mahasiswa seperti Celina masuk ke ruangan Luis. Apalagi melihat sesuatu di leher Celina.

Celina tak mau ambil pusing. I
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    36. Putus

    Bab 36 "Sedang apa kamu di sini? Bukankah anak magang libur dan perusahaan juga tutup?"Wanita kemeja putih dengan rok mini, gambut sebahu menatap Celina angkuh. Tatapannya terlihat meremehkan penampilan Celina yang sangat sederhana dan miskin. "Menunggu teman." Celina tersenyum ramah. Ia baru ingat kalau wanita itu adalah karyawan tetap di perusahaan milik Luis. Wanita itu pernah memarahi Celina karena tak sengaja melakukan kesalahan kecil. Ia bagai manager memarahi Celina. Padahal jabatannya hanya karyawan biasa merasa kalau dirinya senior. Semua meja penuh dengan pengujung. Hari libur memang banyak pengunjung. Apalagi makanan di restoran itu enak pelayannya juga bagus. Tanpa meminta izin duduk di hadapan Celina. Sebagai pemilik meja tentu saja terkejut. Wanita itu dengan santai memanggil pelayan memesan minuman dan makanan. "Maaf, Nona. Hari ini aku ingin bertemu dengan teman." Suara Celina sopan. "Kamu usir aku. Lagian di sini ada empat kursi. Memangnya teman kamu berapa?

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    35. Cemburu

    Bab 35 "Katakan Celina. Apakah kalian pacaran?" Suara Luis meninggi hanya menunggu penjelasan dari Celina. Langkahnya lebar hingga tubuh mereka dekat. "Doni itu ...." Nyali Celina ciut. Apalagi wajah Luis memerah dan rahang mengeras. Aura kemarahan terlihat jelas. "Jawab Celina!" "Ia juga mahasiswa Universitas Heard hanya beda tingkatan saja." Celina menelan salivanya. Baru kali ini melihat Luis sangat marah. "Kami tak sengaja bertemu, Tuan." Celina menahan tangan Luis agar tak menarik rambutnya lebih keras lagi. Rasa panas dan nyeri terasa hingga ke kulit kepala. "Lalu kenapa kamu menemuinya dan memberikan peluang untuk pergi bersama." Luis melepaskan tarikkan tangan dari kepala Celina.Kini, ia mendorong pinggang Celina lebih dekat dan intim. "Waktu itu hujan, Anda lupa? Kami harus berteduh dan restoran itu paling dekat dengan kami." Celina memilih mengalah padahal Luis juga pergi berdua bersama wanita lain bergandengan mesra. Wanita itu sangat posesif dan tak suka meliha

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    34. Saling bertabrakan

    Bab 34 Celina menatap pemuda di hadapannya. Celina tak pernah bercerita tentang perusahaan ini baik keluarga ataupun sahabatnya. Ia hanya mengaku sebagai pengasuh di rumah orang kaya. "Doni kenapa kamu di sini?" Celina selalu ingat perkataan Luis kalau ia tak suka berdekatan dengan siapapun di perusahaan itu. Tapi Doni bukan karyawan. Apakah masih bisa toleransi. "Aku kebetulan sedang antar barang di kota ini. Gak sengaja lihat kamu tadi waktu makan istirahat. Ingin menyapa, tapi barang harus segera diterima. Aku nungguin kamu sejak tadi." Doni menatap Celina penuh rindu. Mereka jarang sekali berkomunikasi sejak ia pulang. Doni sangat bersalah dan menyesali. Tapi Celina tampak tak peduli Dulu Celina selalu mengirim pesan atau menghubunginya walau hanya sekedar menanyakan kabar. Tapi sekarang Celina tak pernah menghubunginya. "Apa nomor ponsel kamu diganti?" Suara Doni pelan, tapi terdengar jelas. Ada getaran di setiap kalimatnya. "Tidak. Masih yang dulu." Celina tak menatap Doni

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    33. Tak Suka Berbaur

    Bab 33 Celina mengusap dada. Kenapa supir berkata langsung di depan Anabel. Tapi supir juga tidak tahu apa yang dipikirkan Celina. Jadi supir itu tak sepenuhnya bersalah, harap dimaklumi. Anabel masih meminta penjelasan terlihat dari netranya yang tak berpaling. Sedangkan Celina terlihat biasa aja. Berpura-pura tak paham. "Eh, itu asrama kamu bukan?" Celina menujukkan gedung di pinggir jalan. Di sana dipasang pagar sangat tinggi tertulis keterangan di papan. Asrama putri. "Iy. Ayo mampir aku punya koleksi buku bagus. Kita bisa baca bareng." Anabel menarik lengan Celina, tapi ia tak bisa. Apalagi Luis sudah mencarinya. "Maaf, ada yang harus aku kerjakan. Next aja." "Ya sudah. Tapi janji bakalan main, ya." Celina hanya mengangguk saja. Ia juga tak tahu kapan ada waktu. Anabel sudah masuk ke gedung asrama dan ia menepuk bahu supir. "Pak, Tuan Luis cariin saya untuk apa?" "Tuan hanya memastikan kalau Nona sudah sampai. Tuan Luis menunggu Anda. Kita harus segera sampai." "Ya sud

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    32. Seminar

    Bab 32 Celina duduk di pojok restauran menatap jalan raya yang hirup pikuk oleh kendaraan mewah. Celina hanya memesan kopi dan sandwich saja. Itu saja tak tersentuh olehnya. "Kenapa aku tak bersemangat," keluh Celina dalam hati. Padahal tadi ia merasakan api menggebu di dadanya. "Tidak, aku tak boleh begini. Ini kesempatan emas buatku." Celina mengeleng lemah memberikan semangat untuk dirinya. Dari kejauhan Celina melihat Andreas berjalan dengan gagah. Wajahnya memang tak setampan Luis. Tapi Andreas bisa memperlakukan wanita dengan baik. Semua itu terlihat ketika ada wanita tua dengan pakaian lusuh hendak menyeberang jalan justru Andreas menghentikan kendaraan untuk membantu wanita itu menyebrangi jalan. Bukan hanya itu Celina melihat cara bicara Andreas dengan bawahannya. Ia masih memiliki rasa kasihan dan prihatin. Beda dengan Luis dingin dan tak peka dengan keadaan di sekitarnya. "Maaf, Nona menunggu lama." Andreas memanggil pelayan dan langsung memesan makan siangnya.

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    31. Brain wave

    Bab 31 "Hei, sepertinya aku mengenalimu?" sapa seorang wanita berdiri tak jauh dari Celina. Pakaian kerja sama persis dengan Celina usianya sama dengannya. "Maaf, Anda siapa?" Celina belum pernah melihat gadis itu. "Aku Anabel. Karyawan magang di perusahaan ini." Anabel menjulurkan tangannya. Celina menyambut hangat. "Aku pernah melihatmu di acara seminar tahun lalu. Kamu memenangkan lomba itu." Ia masih ingat dengan wajah Celina. "Oh, iya. Aku lupa. Salam kenal Anabel. Maaf aku tak ingat." Anabel adalah juara ketiga dari perlombaan itu. Celina pun tak tahu untuk apa ia datang ke perusahaan ini. Tapi seragam mereka sama. Ia tak menyadari ada logo dan tulisan di atas kantung kemeja Brain Mave. Proyek Brain Wave bisa berupa pengembangan AI yang dapat membaca dan menginterpretasikan gelombang otak manusia. Mereka bisa mengembangkan teknologi yang dapat membantu orang-orang dengan disabilitas, seperti paralisis atau ALS, untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia sek

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status