Hari demi hari terus berganti, tanpa terasa ... hubungan Kimmy dan Refandy semakin harmonis. Cinta, perhatian, kasih sayang, Refandy curahkan kepada istri tercintanya ... ia sangat bahagia bisa mempersunting Kimmy menjadi istrinya, dan bakal menjadi Ibu untuk anak-anaknya kelak.Terlebih, Nyonya Mahardika sudah berkata kepada Refandy bahwa dia sudah menerima Kimmy sebagai menantunya. Namun semua itu hanya kamuflase agar Refandy percaya padanya, agar Nyonya Mahardika lebih mudah menyingkirkan Kimmy dari kehidupan sang anak.Refandy tidak mengetahui, jika Kimmy beberapa hari ini selalu di ganggu oleh Ibunya dengan berbagai cara dan alasan. Hina'an dan cacian, sekarang sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Kimmy, karna ia sudah terlalu sering di olok-olok oleh nenek lampir satu itu.••Hari yang cerah ini ... akhirnya Kimmy bisa keluar dan bertemu dengan sahabatnya Marni di kafe ternama di Jakarta selatan. Mereka berdua tengah mengobrol dan tertawa saat menceritakan segala hal yang
Setelah pesta selesai•Kimmy dan refandy yang awalnya akan pulang ke apartemen, di halangi oleh sang Ibu dan meminta mereka menginap. Refandy tidak bisa menolak permintaan sang Ubu, ia dan Kimmy pun setuju untuk menginap malam ini."Sayang ... kau mau kemana?" tanya Refandy saat ia keluar dari kamar mandi."Ambil air Yank." Jawab Kimmy."Boleh nggak, bikinin aku Teh?""Boleh, nanti aku buatkan."Kimmy keluar dari kamar dan melangkah pergi ke lantai bawah, untuk membuatkan teh yang Refandy minta.Di dapur ... ia melihat Art yang tengah mencuci piring."Belum tidur Bi?" tanya Kimmy dengan ramah.''Ehh Non, ada apa?" tanya Bi Inah.Kimmy tersenyum dan mengelus punggung Bi Inah. ''Gak papa Bii, saya hanya mau buat teh untuk mas Refandy.'' jawab Kimmy.Kimmy dengan cekatan membuat teh untuk sang suami, lalu Kimmy membuat satu cangkir lagi untuk mertuanya.Setelah selesai ... ia pun melangkah pergi membawa nampan yang berisi dua cangkir teh, lalu menghampiri Nyonya Mahardika yang sedang mem
Rumah sakit•''Dok bagaimana keadaan istri saya?" tanya Refandy ketika dokter keluar dari ruang pemeriksaan.''Pasien belum sadar, mari ikut ke ruangan saya.''Refandy mengangguk dan mengikuti dokter ke ruangan nya, sedangkan Nyonya Mahardika melihat sang anak pergi menoleh ke arah kaca, diama Kimmy yang masih terbujur kaku di dalam sana ... membuat hatinya senang bukan kepalang.''Kenapa tidak mampus saja sih! Itu lebih baik di bandingkan hidupmu cacat, ck aku yakin kalau kaki mu patah, atau pinggang mu retak." Ucap nya dalam hati.Ceklek.Para Suster pergi dari ruangan Kimmy. Nyonya Mahardika masuk ke dalam dan melipat kedua tangan nya di dada.''Wanita kampung seperti dirimu itu tidak pantas mendampingi anakku! Kau akan lebih menderita jika terus berada di sisi anakku. Dengarkan itu baik-baik, sampai kapan pun aku tidak akan pernah merestui kalian."Nyonya Mahardika terus berceloteh seperti orang gila yang berbicara sendiri, karna Kimmy tidak sadarkan diri dan tidak akan tau apa ya
Reafndy mengabari Ayah nya jiak sebentar lagi dia akan menjadi seorang Kakek. Tentu saja Tuan Mahardika sangat bahagia dan antusiasi dengan kabar yang membahagiakan ini.Tuan Mahardika pun berjanji akan berkunjung ke apartement mereka untuk makan siang dan menjenguk menantunya.Tuan Mahardika sudah rapih dengan bajunya lalu mengambil sesuatu, menaruh barang itu di saku celananya. Setelah selesai ... Tuan Mahardika pun turun dari kamarnya dan melihat sang istri yang belum siap-siap.''Kau belum siap siap?"''Aku tidak mau ikut!" jawabnya dengab ketus, tanpa melihat ke arah sang suami Nyonya Mahardika malah asik melihat majalah terbaru, dan pura-pura sibuk.Tuan Mahardika menghela nafas dan pergi meninggalkan istrinya, lalu masuk kedalam mobil menuju ke apartemen anak dan menantunya.''Jupri, berangkat ke apartemen Refandy.''''Baik tuan besar.''Mobil pun berjalan dengan kecepatan sedang, meninggalkan Mansion Mahardika menuju apartemen elit di Jakarta Selatan.••Sedangkan di aparte
Hari berganti minggu, bulan pun berganti. Sejak kejadian naas menimpa Tuan Mahardika, hidup Kimmy bagaikan neraka di dunia nyata.Bagaimana tidak! Semenjak Tuan Mahardika jatuh dan mengalami kelumpuhan total, membuat Kimmy dan sang suami mau tidak mau harus tinggal di mansion menemani Nyonya Mahardika.Tidak ada hari baik yang di lewati Kimmy, setiap hari dia harus menelan kata-kata sinis, caci dan makian yang lontarkan sang mertua kepadanya jika mereka berpapasan.Kimmy menerima itu dengan lapang dada, ia tidak mengeluh apa lagi sampai menangis karna Kimmy sudah kebal dengan perlakuan mertuanya. Asalkan jangan sampai mencelakai dia dan bayi yang masih ada di dalam perutnya.•••Pagi ini ... Kimmy dan Refandy tengah sarapan bersama di meja makan dengan tenang. Refandy tersenyum saat ia sudah menghabiskan makanan yang di buatkan oleh sang istri.''Hmmm ... sayangg, masakan mu selalu yang terbaik dan terenak sedunia.'' puji Refandy, yang mana membuat Kimmy menggelengkan kepalanya.Ref
Refandy pulang dari kantor jam 19:30 malam, Ia langsung melajukan mobilnya untuk pulang. Biasanya Refandy akan pulang jam delapan atau jam sembilan lebih.Namun hari ini karna dia sedang malas, jadi dia pulang lebih awal dari biasanya.''Tomtom, mengapa kamu tidak bisa menyingkirkan wanita aneh satu itu! Kau tau ... dia itu sangat mengganggu kenyamanan ku.'' Refandy protes karna Tomi tidak bisa menyingkirkan Yuri yang selalu keluar masuk kantornya.''Maaf Tuan, Nyonya memerintahkan semua karyawan dan semua penghuni goib eh maksud saya, para pekerja kantor untuk tidak melarang nona Yuri jika ingin masuk kantor.'' jawabnya.''Sampai kapan Mamah akan berhenti.''Tomi melihat Refandy sekilas dari kaca kecil di depan nya, ia menimbang-nimbang apakah harus mengatakan semuanya kepada Refandy atau tidak.''Tuan, aku ingin berbicara dengan mu ... tapi berbicara sebagai teman, bukan sebagai atasan atau bawahan.'' ucap Tomi memberanikan diri.Refandy tersenyum. ''Memangnya sejak kapan aku mengan
Semua orang memiliki saat-saat di atas dan di bawah, yang harus mereka ambil pelajaran di setiap kejadian yang sudah di lewati.Tetapi setiap pagi ... kita harus memulai hari dengan berkata kepada diri sendiri bahwa hari ini akan menjadi hari yang baik untuk kita lewati.•••Perlahan mata Kimmy terbuka, ia melihat suaminya yang sudah terbangun terlebih dahulu dan tengah menatap dirinya sambil tersenyum.Cup.''Selamat pagi sayangg ...''Kimmy tersenyum. ''Pagi juga Yank.''''Aku sudah siapkan air hangat untuk mu mandi, ayo mandi dan kita akan pergi ke suatu tempat.''''Hemm ... memangnya kita mau pergi kemana?" tanya Kimmy duduk bersender di belakang ranjang.''Apa kau lupa, jika hari ini kita akan pergi ke kebun binatang yang berada di Bogor? sekalian kita jalan jalan di kebun teh persis seperti yang kau mau.'' tutur Refandy yang membuat Kimmy tersenyum senang.''Benarkah?" tanya Kimmy memastikan.Refandy mengangguk. ''Bener donk sayang, masa aku bohong. Maaf karna aku baru memilik
Nyonya Mahardika berjalan dengan tergesa-gesa di lorong rumah sakit, bersama supirnya dan mencari ruangan anaknya yang tengah di rawat. ''Dimana dia?"''Sepertinya sebelah sini, Nyonya.''Nyonya Mahardika membuka pintu dengan segera, dan melihat anaknya tengah terbaring lemah tak berdaya dengan perban di kepalanya. Tapi langkah Nyonya Mahardika terhenti, ketika melihat menantu yang tidak dia ingin'kan berada di ruangan yang sama. Namun Nyonya Mahardika tidak perduli dan melewatinya begitu saja.''Ya Tuhan anakku, Refandy sayang ... ada apa dengan mu, Nak.'' Nyonya Mahardika mengusap perban anaknya dengan lembut.Nalurinya sebagai seorang Ibu tidak tega melihat anaknya menderita seperti ini, Nyonya Mahardika menangis dan menyalah'kan semua yang di alami Refandy pada Kimmy.Tak berapa lama ... pintu terbuka bersamaan dengan Rama masuk kedalam. ''Tante.'' panggil Rama.Nyonya Mahardika menoleh, lalu berdiri menghampiri sahabat anaknya. ''Rama, bagaimana keadaan Refan?"Rama tersenyum. "