Share

18. Kebahagiaan Ibra

Anne menatap Ibra. Ada kekecewaan yang sempat melintasi kedua matanya. Ia pikir ini akan menjadi acara makan siang untuk mereka berdua. Tanpa Esther ataupun Luciano. Anne segera menepis pemikiran tersebut. Sepertinya ia yang menyikapi semua ini terlalu berlebihan. Mungkin, sejak awal tujuan Ibra mengajaknya makan siang untuk mendekatkannya dengan Esther. Mencoba membuatnya lebih mengenal Esther. Ya, ia yang salah paham menghadapi tujuan pertemuan ini.

“Hai, Anne. Lama tak bertemu.” Esther menyapa Anne lebih dulu. Memutus kontak mata antara wanita itu dan Ibra.

Anne menoleh, memaksa senyuman melengkung di bibirnya. “Hai. Bagaimana kabarmu?”

“Baik. Senang bertemu denganmu dan baby Zha,” senyum Esther lagi. Kemudian menarik kursinya lebih dekat dengan kursi Ibra. Menyentuh pipi gembul baby Zha. “Dia sangat menggemaskan. Sepertinya aku juga ingin, yang wajahnya mirip denganmu.”

Ibra tersenyum, menatap wajah Esther. Sejenak keduanya saling pandang, penuh arti.

“Mamamu yang menginginkannya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status