Share

6. Bad Day Ever

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-11 15:43:18

Seika berjalan seorang diri di sepanjang trotoar. Di samping kanan dan kirinya hanya ada rumah mewah yang berjejer rapi. Sampai sekarang Seika belum melihat halte bus sama sekali padahal dia sudah berjalan lumayan jauh.

Andai saja dia percaya dengan apa yang Diana katakan jika halte bus letaknya jauh, dia pasti akan menerima tawaran wanita paruh baya itu untuk pulang diantar supir.

Namun, semua sudah terlambat. Dia harus berjalan lumayan jauh untuk menemukan halte bus terdekat. Seika terus memaksa kedua kakinya untuk berjalan sambil sesekali menoleh ke belakang. Entah kenapa dia tiba-tiba berharap Devan akan menyusulnya lalu mengantarnya pulang seperti yang dilakukan Kim Tan pada Cha Eun Sang.

Namun, Devan tidak mungkin melakukannya karena lelaki itu raja tega. Seika nekat ingin mencari tumpangan karena dia sudah merasa sangat lelah, perutnya juga lapar. Namun, tidak ada satu pun mobil yang mau berhenti untuk memberinya tumpangan ke halte bus terdekat.

Rasanya Seika ingin sekali menangis untuk meluapkan kesedihannya karena Arka tiba-tiba saja meminta putus darinya. Dia bahkan bertemu dengan orang kaya yang menyebalkan seperti Devan. Entah dosa apa yang sudah dia lakukan di masa lalu hingga Tuhan membuat nasibnya apes sekali hari ini.

"Argh! Sialan!" Seika terus menggurutu di sepanjang jalan. Akhirnya dia sampai di halte bus terdekat ketika hari sudah mulai gelap.

***

Seika menguap pelan lalu merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku. Sepertinya gadis itu ketiduran selama di perjalanan karena kelelahan. Seika pun segera turun karena bus yang ditumpanginya berhenti di halte bus yang berada paling dekat dengan rumahnya.

Rumah Seika berada di sebuah gang kecil yang lumayan jauh dari jalan raya. Dia harus berjalan kurang lebih sejauh satu kilometer agar bisa tiba di rumah.

Kedua mata Seika sontak membulat melihat seorang lelaki bersepeda motor bebek yang melintas di hadapannya.

"Uncel Muthu!"

Lelaki yang dipanggil Uncle Muthu oleh Seika itu pun sontak menghentikan laju motor bebeknya. "Loh, Seika? Tumben sekali kamu malam-malam masih keluyuran."

Lelaki paruh baya yang memakai kaos dalam tipis berwarna putih dan sarung bermotif kotak-kotak itu menatap Seika dengan heran karena gadis itu jarang sekali keluar rumah saat malam.

Seika mengurucutkan bibir kesal. "Siapa yang keluyuran sih, Uncle? Memangnya Seika anak ayam?"

Lelaki yang memiliki nama asli Mujiono itu malah terkekeh. "Maaf, uncle cuma bercanda."

"Uncle, Seika nebeng sampai rumah, ya? Please ...." Seika menangkup kedua tangannya di depan dada.

"Owalah, kamu mau nebeng, to? Ayo, naik!" ucap Mujiono kental dengan logat jawanya.

"Terima kasih, Uncle." Seika pun segera naik ke atas motor bebek tersebut.

Sementara itu Satria terus mondar-mandir di depan rumah sambil menggigit kuku jarinya dengan cemas karena Seika belum pulang, padahal sekarang sudah hampir jam sepuluh malam.

Satria pun mencoba menelepon Seika, tapi sejak tadi hanya suara mbak-mbak operator yang menerima panggilannya. Nomor Seika tidak aktif.

"Kamu di mana, Seika?" desah Satria terdengar khawatir. Dia pun mengeluarkan motor matic-nya karena ingin mencari Seika. Namun, dia tidak jadi melakukannya karena mendengar suara motor yang memasuki halaman rumahnya.

"Terima kasih banyak, Uncle."

"Sama-sama." Mujiono pun kembali melajukan motornya meninggalkan halaman rumah Seika.

"Bang Sat ...!" teriak Seika sambil berlari kecil menghampiri Satria yang sedang berdiri di depan pintu dan langsung memeluk kakak kandungnya itu.

"Aduh!" Seika sontak melepas Satria dari dekapannya dan meringis kesakitan karena Satria menjitak kepalanya lumayan keras.

"Kenapa Bang Sat memukul kepalaku?" sengit Seika menatap Satria kesal.

"Kamu dari mana saja, Seika? Kenapa baru pulang? Apa kamu tidak tahu kalau abang khawatir?"

Seika sontak menunduk, raut bersalah tergambar jelas di wajah cantiknya. Seika merasa sangat menyesal dan bersalah sudah membuat sang kakak khawatir.

"Abang membelikanmu ponsel agar kita bisa saling memberi kabar, Seika. Kenapa ponsel kamu tidak aktif?"

Seika pun merogoh saku celana untuk mencari ponselnya, tapi benda itu ternyata tidak ada. "Kayaknya ponsel Seika hilang, Bang. Sekali lagi maaf ya ...," ucapnya tanpa berani menatap Satria.

Satria menghela napas panjang lalu menarik tubuh Seika dalam dekapan dan mengecup puncak kepala gadis itu dengan penuh sayang.

"Abang maafin kamu, tapi jangan diulangi lagi, ya," ucap Satria tegas.

Seika mengangguk dalam dekapan Satria. Dia berjanji tidak akan membuat Satria khawatir lagi. "Bang Sat, laper ...."

"Mandi dulu, gih. Kamu bau!" Satria menutup hidungnya lalu masuk ke dalam rumah meninggalkan Seika di luar sendirian.

Seika pun mengendus kedua ketiaknya lalu terkekeh geli karena ketiaknya memang bau. "Bang Sat, tunggu!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Kakak nya baik banget
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Seika apes benar
goodnovel comment avatar
Limah Joh
menarik ada rasasedihdan lucu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   Ekstra Part 2

    Devan mengerjapkan kedua matanya perlahan ketika cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika melihat Seika yang masih tertidur lelap di dalam dekapannya.Waktu ternyata berjalan dengan begitu cepat. Tidak terasa sudah dua tahun lebih dia menjalani hidup rumah tangga bersama Seika. Devan pikir dia akan merasa jenuh, tapi perasaannya pada Seika ternyata tidak berubah, malah tumbuh semakin besar.Devan mendekap Seika semakin erat lalu mendaratkan sebuah kecupan manis di bibir gadis itu. Sebuah rutinitas yang selalu dia lakukan setiap pagi."Kamu udah bangun, Mas?" "Iya."Tumben banget Mas udah bangun. Memangnya sekarang jam berapa, sih?"Devan melirik jam yang menempel di dinding kamar sebelum menjawab pertanyaan Seika."Hampir jam tujuh."Kedua mata Seika sontak terbuka, dia ingin bangun karena harus menyiapkan sarapan untuk Devan dan Cherry, tapi kepalanya mendadak terasa pusing."Kamu baik-

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   Ekstra Part 1

    Devan terpaksa menunda bulan madunya yang kedua bersama Seika karena Bara tidak memberinya waktu untuk beristirahat sedikit pun semenjak menggantikan Pramudya menjadi sekretaris sekaligus orang kepercayaannya. Sejak pagi dia harus memeriksa laporan, lalu meninjau proyek pembangunan hotel baru miliknya setelah itu bertemu dengan beberapa investor dari luar negri sampai sore. Rasanya benar-benar melelahkan.Devan melonggarkan dasi yang terasa seperti mencekik lehernya setelah itu menggulung lengan kemejanya sampai sebatas siku. Helaan napas panjang lolos dari bibirnya setelah melihat tumpukan berkas yang ada di atas meja. Entah kenapa berkas tersebut masih banyak padahal dia sudah memeriksanya sejak tadi."Aku sudah selesai merevisi perjanjian kerja sama dengan CT Corp. Jangan lupa baca berkas perjanjian itu dengan teliti sebelum tanda tangan." Bara meletakkan berkas yang dibawanya tepat di depan Devan."Apa kamu tidak lihat sekarang jam berapa?"Bara melihat benda mungil bertali yang m

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   100. Perfect Happines

    "Jadi gimana? Mas udah dapat izin dari Bara buat ajak aku tinggal di rumah lagi?" Seika meletakkan sendoknya karena es krim-nya sudah habis.Mereka mampir ke sebuah toko es krim setelah menjemput Cherry di sekolah. Devan seperti seorang pengasuh yang sedang menjaga dua bayi sekarang, sejak tadi yang dia lakukan hanya diam memandangi Seika dan Cherry yang begitu lahap menyantap es krim mereka."Mau tambah lagi?"Seika refleks mengangguk mendengar pertanyaan Devan barusan karena satu gelas es krim tidak akan bisa membuatnya kenyang. Namun, sedetik kemudian dia menggelengkan kepala. "Ish ... jawab dulu pertanyaanku. Bara ngasih Mas izin nggak buat bawa aku?"Devan mengangguk lalu mencomot satu buah cookies milik Cherry yang ada di atas meja. Rasanya ternyata terlalu manis dan Devan kurang menyukainya, kecuali bibir Seika. Entah kenapa bibir gadis itu seperti candu yang membuatnya selalu ketagihan."Sungguh?" Seika menatap Devan dengan pandangan tidak percaya."Iya ...," jawab Devan sambi

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   99. Syarat

    Sinar matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam ruangan serba putih itu tidak berhasil mengusik sepasang sejoli yang sedang tidur di atas ranjang. Seika tidur begitu nyenyak dalam dekapan Devan. Dia bahkan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Devan seolah-olah dada lelaki itu adalah tempat paling nyaman baginya.Devan semakin mempererat dekapannya ketika merasakan pergerakan kecil dari Seika. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika teringat dengan kejadian yang dialaminya semalam. Devan tidak pernah menyangka kalau Seika akhirnya mau memaafkan semua kesalahannya dan memberi kesempatan. Padahal kesalahan yang dia lakukan sangat fatal. Dia benar-benar beruntung.Devan bersumpah, dia akan berusaha untuk membahagiakan Seika dan tidak akan pernah menyakiti hati gadis itu. Itu janjinya."Terima kasih sudah memberi saya kesempatan, Seika. I love you ...." Devan mengecup puncak kepala Seika dengan begitu dalam seolah-olah mencurahkan seluruh perasaannya pada gadis itu.Apa yang

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   98. Love Began

    "Seika."Seika tergagap ketika Bara menyentuh lengannya pelan."Kita sudah sampai."Seika mengedarkan pandang ke sekitar. Dia tidak menyadari jika mobil yang membawanya berhenti di depan rumahnya karena terlalu memikirkan Devan.Bara melepas sabuk pengamannya, setelah itu turun dan membukakan pintu mobil untuk Seika. "Hati-hati," ucapnya sambil menaruh telapak tangannya di atas puncak kepala Seika untuk melindungi gadis itu.Seika mengangguk, dia turun dengan hati-hati dari mobil Bara. Namun, dia nyaris terjatuh karena kedua lututnya terasa gemetar, untung saja Bara dengan cepat menahan tubuhnya."Kamu baik-baik saja?" Raut cemas tergambar jelas di wajah tampan Bara. Kedua tangannya melingkar di pinggang Seika dengan erat."Kepalaku pusing."Tanpa banyak kata Bara menggendong Seika ala brydal style masuk ke dalam rumahnya. Seika menyandarkan kepalanya di dada bidang Bara, tubuhnya terasa sangat lemas karena kebanyakan menangis. Apa lagi tidak ada makanan apa pun yang masuk ke dalam pe

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   97. Apa Ini Akhir?

    Bara menghela napas panjang, padahal tadi siang langit terlihat begitu cerah. Namun, sekarang malah turun hujan, bahkan sangat deras. Cuaca akhir-akhir ini memang sulit diprediksi, apa lagi di pergantian musim seperti sekarang. Saat siang cuaca terasa sangat panas, tapi bisa sangat dingin ketika malam.Bara melihat benda mungil bertali yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Ternyata sekarang sudah jam delapan malam. Entah kenapa perasaan Bara sejak tadi tidak tenang. Dia terus kepikiran dengan Seika padahal gadis itu pasti sedang bersenang-senang bersama Cherry dan Devan.Jujur saja Bara sampai sekarang masih memiliki perasaan pada Seika. Namun, dia akan berusaha keras melupakan perasaannya karena bagaimana pun juga Seika sudah menjadi milik Devan."Anak ibu kenapa? Ibu perhatikan kamu melamun terus dari tadi."Bara sontak menoleh, menatap sang ibu yang sedang menyentuh lengannya dengan lembut. "Bara baik-baik saja, Bu," jawabnya sambil mengulas senyum pada wanita yang sudah melah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status