Share

Gadis Nakal Milik CEO
Gadis Nakal Milik CEO
Author: Bluemoongirl

Bab 1. Gadis Pembuat Ulah

Edgar menarik napasnya, berusaha menekan amarahnya saat melihat dapurnya nyaris terbakar karena ulah gadis remaja yang kini berteriak histeris di sisinya.

"Om... kebakaran, Om!" teriak Lolita merapatkan tubuhnya pada Edgar.

"Apa yang kau lakukan tadi, huh! Bagaimana bisa terbakar?!" Kesabaran Edgar sekarang benar-benar menipis karena banyaknya kekacauan yang Lolita timbulkan di apartemennya. Setelah merobek sofanya, sekarang gadis itu nyaris membakar apartemennya!

Semua kekacauan ini terjadi sejak satu minggu yang lalu. Saat Roy, sahabat Edgar meminta Edgar untuk memperbolehkan Lolita, anaknya tinggal di apartemen Edgar untuk sementara.

Dengan alasan Roy ingin pulang kampung, tapi Lolita bersikukuh tidak mau ikut. Jadi, Roy memilih untuk menitipkan Lolita pada Edgar. Meski, sebenarnya Edgar bukanlah pilihan terbaik karena Roy tahu persis Edgar pria yang seperti apa. Mesum dan arogan! Tapi, Roy tidak memiliki saudara atau sahabat lain yang bisa dia minta tolongi.

Dan sejak saat itu, kehidupan Edgar yang tenang berubah.

"Aku hanya ingin memasakkan Om sarapan. Tapi, apinya justru menjadi besar saat aku meletakkan lap di sini," tunjuk Lolita ke arah samping kompor dengan bibir mengerucut, berharap dia bebas dari amukan Edgar. Karena kalau sampai pria itu marah, tamatlah riwayatnya. Bisa-bisa Lolita disuruh tidur di luar seperti ancaman yang sering Edgar lontarkan padanya.

"Om, bisa mengatasinya sendiri kan?" tanya Lolita sebelum Edgar memberikan respon karena terlalu terkejut dengan kelakuan ajaib Lolita ini. Semua benda yang Lolita pegang pasti berujung rusak kalau tidak pasti menimbulkan bencana bagi Edgar.

"Kalau Om bisa, aku pergi ke kamar dulu ya. Aku harus membalas pesan daddyku. Om tahu sendiri kan daddyku sangat cerewet." Lolita menepuk bahu kekar Edgar dan langsung melesat ke kamarnya, meninggalkan Edgar yang sekarang menggeram kesal.

"Arghh… menyebalkan! Dasar gadis pembuat ulah!"

Lolita menutup pintu kamarnya dan menguncinya. Dia melepaskan napas lega dari hidung mungilnya. Akhirnya dia terbebas dari amukan Edgar. 

"Bagaimana ya liburan daddy di rumah nenek?" Lolita meraih ponselnya di meja dan membuka akun sosial media ayahnya. Dia mengulas senyum begitu melihat ayahnya berkubang di lumpur bersama babi-babi yang diternak neneknya. Tapi, senyumnya memudar setelah menemukan foto di slide berikutnya. Di dalam foto tersebut terlihat ayahnya duduk bersama neneknya, dan anak laki-laki yang merupakan cucu kedua dari keluarga Clark. Mereka tampak bahagia dengan senyum merekah yang mereka tunjukkan. Meski, Lolita cucu pertama, tapi dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari neneknya. Neneknya begitu membenci Lolita karena mendiang ibu Lolita merupakan bekas pelacur yang menikah dengan putra sulungnya. Padahal itu bukan murni kesalahan Lolita, tapi dia selalu dicap sebagai anak pembawa sial, bahkan di saat dia masih kecil.

Lolita meletakkan ponselnya kembali ke meja dengan murung. Bahkan kekasihnya memilih untuk memutuskannya karena dia tidak mau ikut terbawa sial oleh Lolita.

"Lolita!" teriakan Edgar yang menggelegar menyentak Lolita dari lamunannya.

"Waduh, mati aku!" Lolita beringsut turun dari tepi tempat tidur. Dia melangkah pelan dan hati-hati menghampiri Edgar.

"Ada apa, Om?" tanya Lolita dengan wajah polos yang semakin memancing emosi Edgar berkobar kembali.

"Cepat kau bersihkan lantai dapur yang sudah kau buat gosong! Dan jangan pernah menyentuh apapun di dapurku lagi!" Edgar melempar kain lap ke arah Lolita. Dia kemudian pergi untuk menenangkan pikirannya.

"Lihat, Lolita. Kau memang pembawa sial." Lolita menatap lantai yang kotor dengan pandangan sendu. Tapi, kemudian dia menggenggam tangannya untuk menyemangati dirinya. "Kau pasti bisa, Lolita. Kau bukan pembawa sial. Kau hanya kurang hati-hati."

Baru saja Lolita berhenti berucap, dia tidak sengaja mengibaskan lapnya sampai terlepas dari tangannya. Lap itu mendarat di meja makan, membuat vas bunga di sana jatuh ke lantai dan pecah menjadi beberapa bagian.

"Bagaimana ini? Vas bunganya pasti mahal."

Sementara itu, di sebuah club malam paling eksklusif di kota New York, Edgar sedang memarkir mobilnya. Lalu, dia melangkah tegas menuju ruangan VIP yang selalu tersedia untuknya.

Semua pengunjung club terpana melihat ketampanan Edgar, CEO perusahaan kosmetik Beauty Corp yang sedang menduduki peringkat tertinggi dunia bisnis.

Selain tampan, Edgar juga memiliki tubuh yang bagus, dan kekayaan yang melimpah. Semua wanita rela mengantre untuk menjadi istrinya. Tapi sayangnya Edgar tidak memerlukan seorang istri. Dia sudah menutup pintu hatinya sejak lama.

"Tuan Edgar," sapa pemilik club yang begitu menyegani Edgar.

"Panggilkan Loren sekarang! Suruh dia memakai pakaian yang baru saja aku belikan," balas Edgar kepada pemilik club.

"Baik, Tuan." Pemilik club membungkuk singkat dan berderap memanggil Loren, salah satu wanita sewaan yang bekerja di club ini, yang sudah menjadi langganan Edgar.

Edgar menunggu di dalam ruang VIP dengan menyesap sampanye pesanannya. Dia lalu menarik alis tebalnya ke atas begitu seorang wanita muncul dari balik pintu yang terbuka.

Wanita berambut pirang dengan tubuh molek yang hanya dilapisi lingerie berbahan tipis melangkah mendekati Edgar. Dia tersenyum senang melihat Edgar lagi setelah dua hari pria itu tak memunculkan batang hidungnya di club.

"Tuan Edgar, senang bisa melihat Anda lagi. Saya sangat merindukan Anda. Merindukan sentuhan Anda, dan milik Anda." Si wanita duduk di pangkuan Edgar. Salah satu tangannya mengelus kejantanan Edgar yang masih dilapisi celana.

Edgar mendesah pelan karena gerakan tangan Loren di kejantanannya. "Ah... kau semakin liar, Loren."

-Bersambung-

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bluemoongirl
Lolita dan Edgar (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status