Sedangkan Belle dan Leo yang berhasil kabur, kini tengah bergegas kembali ke markas mereka untuk berkumpul dengan rekan lainnya.
"Shitt! Bagaimana bisa orang yang bersamaku malam itu adalah seorang agen khusus?" batin Belle yang ingat saat dia berkelahi dengan Bryan dan tanpa sengaja melihat lencana agen khusus milik Bryan. "Dan tadi dia melihat wajahku. Itu artinya identitasku akan segera terbongkar."Belle yang mulai panik pun, meminta Leo untuk mengurus dan memindahkan perawatan kakaknya ke luar negeri secepatnya. Dan tentu saja Leo juga menyanggupi permintaan Belle itu.Dan karena masalah ini, untuk sementara Belle harus menetap di markas. Jadi dia meminta Leo mengantarkannya ke rumah, untuk mengambil beberapa barang penting. Juga baju ganti untuk persiapan di markas.*Sesampainya di rumah, Belle buru-buru mengambil semua yang dia butuhkan dan segera kembali ke markas mereka. Sekembalinya Belle dan Leo ke markas, rekan lain tampak sudah menunggu kedatangan Belle dan Leo dengan sedikit cemas.Anne menghampiri Belle dan memeriksa adakah luka disana, "Syukurlah kalian baik-baik saja.""I'm okay. But, identitasku sudah terbongkar. Jadi aku harus tinggal disini dulu untuk sementara," ujarnya.Melihat wajah kaget para rekannya, Belle pun akhirnya menceritakan kronologi saat Bryan berhasil membuka topeng dan melihat wajahnya.Leo pun menyahut, "Aku akan segera membuatkanmu identitas palsu, yang bisa kau gunakan."Belle pun mengangguk dan berterimakasih pada Leo. Karena memang itulah yang dia butuhkan, untuk saat ini. Sebuah identitas palsu."Kalian istirahatlah. Aku dan Leo akan pergi ke pasar gelap untuk mengantarkan barangnya." Setelah meletakkan barang bawaannya ke kamar, Belle dan Leo pun berangkat menuju pasar gelap.Saat mobil Leo sudah melaju, Belle tampak mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang, "Aku membawa barangnya, siapakan uangnya karena aku tak bisa berlama-lama." Setelah mengatakan hal itu, Belle segera menutup sambungan teleponnya.Dan beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di tempat yang mereka tuju. Tanpa basa basi, Belle menyerahkan barang dan menerima pembayaran serta bonus yang dijanjikan. Dan setelah semua urusan selesai, mereka pun pergi meninggalkan tempat itu dan kembali ke markas.*Di sisi lain, Bryan yang sudah kembali ke markas tampak sedang berbincang dengan atasannya."Apa ada informasi yang kau dapatkan?" tanya sang atasan yang bernama Rayyan itu, pada Bryan.Bryan tak segera menjawab pertanyaan sang kapten, dan justru terdiam sejenak. Dia tengah berpikir, apakah dia harus mengatakan tentang identitas Belle atau tidak."Apa aku harus membongkar identitas Belle? Tapi bagaimana jika di dalam perutnya ada calon anakku?" pikiran itulah yang membuat Bryan memilih menyembunyikan informasi tentang Belle, "Belum ada informasi tentang kelompok itu. Yang saya tahu mereka berhubungan dengan pasar gelap?"Bryan mengetahui tentang hubungan Belle dan pasar gelap, karena dia melihat lambang pasar gelap pada mobil yang dipakai oleh Belle. Dan itulah alasan kenapa mereka sulit sekali untuk di tangkap.Rayyan tampak menghela napas kasar. Pasalnya, orang-orang dari organisasi pasar gelap, tersebar di berbagai kalangan berpengaruh di negara itu."Saya ijin undur diri dulu pak," pamit Bryan.Rayyan menganggukkan kepalanya, "Baiklah kau boleh pergi."Bryan mengendarai mobilnya untuk kembali kerumah. Dan sepanjang perjalanan, pikirannya tak pernah lepas dari sosok Belle yang ternyata adalah target misinya. Itu saja sudah sangat membuatnya kaget, lalu bagaimana jadinya jika dia tau kalau Belle bukan hanya anggota melainkan ketuanya?*Saat ini, Leo sedang mencari informasi DPO. Tapi anehnya, tidak tertera nama Belle disana."Apa kau yakin kalau orang itu melihat wajahmu?" tanya Leo penasaran.Belle mengangguk dan justru ikut kebingungan, melihat raut keheranan di wajah Leo saat ini."Harusnya, dengan kinerja tim khusus, namamu sudah ada di DPO. Tapi aku tidak menemukannya sama sekali," terang Leo.Belle tampak teringat sesuatu, "Apa karena dia mengingat hubungan kami malam itu dan membuatnya tidak membongkar identitasku?" pikir Belle.Meskipun masih merasa penasaran, Belle memilih untuk menghiraukannya dan masuk ke kamar untuk beristirahat. Dia merebahkan tubuhnya dan mencoba memejamkan mata, tapi bayangan wajah Bryan selalu menghantuinya."Apa yang coba dia lakukan? Apa dia mencoba melindungiku? Atau dia punya rencana lain untuk menjebakku?" pikirnya, "Sebaiknya aku berhati, hati dengan pria bernama Bryan itu."Yang terpenting, Leo sudah mengurus kepindahan perawatan kakaknya. Dan tinggal menunggu diberangkatkan, ke rumah sakit lain di luar negeri.*"Aku harus menemukan wanita itu. Tapi dimana aku harus mencarinya? Sekarang dia pasti sudah meninggalkan rumahnya karena berpikir aku akan membongkar identitasnya." Bryan bermonolog sambil merebahkan tubunya di ranjang.Sampai saat ini, adegan ranjang panas yang dia lewati bersama Belle masih terus menghantuinya. Wajah cantik itu, lekuk tubuh yang sempurna dan suara yang begitu menggoda, kembali membuat darah Bryan berdesir hanya dengan memikirkannya.Dalam hati Bryan bersumpah, "Kalau kita ditakdirkan untuk bertemu lagi, aku tak akan pernah melepaskanmu."Disaat yang bersamaan, Belle merasa tubuhnya merinding. Seperti ada orang yang ingin menerkamnya.Mereka sama-sama membayangkan sosok yang memberikan mereka kehangatan, di malam itu sambil memandangi langit-langit kamar mereka.Hingga akhirnya, rasa lelah membawa mereka terlelap dalam tidur dan tenggelam di alam mimpi, di temani cerahnya langit malam bertabur bintang yang seolah mencerminkan perasaan dua insan berbeda gender itu.Pagi pun datang, Belle berencana untuk pergi liburan bersama teman temanya. Ya, anggap saja untuk sejenak merilekskan diri mereka, setelah sekian lama berkutat dengan misi berbahaya yang tentunya mengancam nyawa itu."Aku berencana pergi berlibur. Apa kalian semua mau ikut denganku?" Belle bertanya pada teman temannya yang tengah berkumpul di ruang tengah.Semalam, mereka semua memang memutuskan untuk menginap di markas untuk menemani Belle. Mendengar ajakan Belle itu, tentu saja semua orang tampak senang dan langsung menyetujui usulan itu tanpa perlu berpikir lagi.Bagaimanapun, mereka juga butuh rehat sejenak, dan melupakan segala beban pikiran yang mereka miliki.Sky lah yang terlihat paling antusias, "Kapan kita akan berangkat?""Lusa," ujar Belle.Melihat Leo yang hanya diam, Belle pun bertanya padanya, "Bagaimana denganmu Leo? Biasanya kau tidak suka bepergian. Jadi, apa kau mau ikut?"Namun belum sempat Leo menjawab pertanyaan Belle, Sky sudah lebih dulu menyela, "Tidak usah ditanya. Kalau kau ikut, Leo pasti juga akan ikut.""Diam!" Leo melemparkan bantal, ke muka Sky.Sky tampak melempar kembali bantal itu pada Leo dan berkata, "Apakah sekarang mengatakan kebenaran itu sebuah kesalahan? Benar-benar aneh."Mereka pun tertawa melihat kelakuan Leo dan Sky, yang selalu saja seperti tom & jerry yang tidak pernah akur."Sudahlah ma, sekarang ayo kita mulai makan malamnya saja. Aku sudah sangat lapar karena terlalu banyak bicara."Bryan pun mengajak semua orang untuk memulai makan malam mereka, BBQ yang di masak oleh koki yang Bryan panggil untuk datang ke rumah mereka pun sudah matang dan siap untuk di santap."Baiklah ma, ayo kita mulai makan saja. Kasihan teman-teman Bryan yang jadi menunda makan malam mereka karena obrolan kita ini." Sahut Adrian.Pria itu sedang dalam mood yang baik, hanya karena satu perkataan yang tadi sempat Bryan ucapkan. Yaitu permintaannya untuk bekerja di kantor milik Adrian, dan meninggalkan pekerjaanya di kepolisian demi keluarganya.Rasa bangga pun menyeruak di dalam hatinya, karena anak laki-lakinya itu lebih memikirkan keluarganya, memikirkan istri dan calon anak-anaknya dari pada memikirkan keinginan pribadinya.Bagiamanapun mengurus bisnis milik ayahnya itu tidak memiliki resiko yang bisa mengancam nyawa, lain halnya dengan tugas-tugas yang dia dapatkan di kepolisi
Setelah beberapa menit perjalanan, mereka pun sampai di mansion milik Bryan, dan benar saja di sana sudah ada beberapa mobil sport yang terparkir.Mereka pun masuk ke dalam mansion taoi tidak dapat menemukan siapapun di sana."Kemana anak nakal itu?" Gumam Riana smabil celingukan ke sana ke mari mancari keberadaan Belle maupun Bryan, namun Riana tidak juga kunjung menemukan mereka."Mungkin ada di halaman belakang mah?" Sahut Angel sembari berjalan lebih dulu mendahului mama, papa da suaminya.Angel berjalan menuju ke halaman belakang, dan benar saja semua orang tengah berkumpul di sana dan sedang membuat BBQ, Riana pun mendekat ke arah mereka dan menghampiri anak serta menantunya itu."Aww!!! Sakit ma!!" Seru Bryan yang tiba-tiba saja merasakan sakit akibat jeweran dari sang mama di telinga sebelah kananya."Kau masih tau sakit, hah? Kemana saja kau beberala hari ini? Seenaknya saja pergi membawa menantu mama tanpa pamit, dasar anak kurang ajar!" Riana kembali menjewer telinga Bryan.
"Tidak benar-benar sesuai dengan rencana, tapi hasil akhirnya benar-benar sama seperti yang kita semua inginkan. Jadi datanglah ke mansionku untuk berpesta malam ini, ok?" Jawab Belle yang langsung mendapatkan sorakan gembira dari teman-temanya."Kau tenang saja Belle, kami pasti akan datang." Sahut Sky yang langsung merebut hp Leo dari tangan si empunya."Astaga kau ini Sky, selalu saja seperti monyet melihat pisang saay mendengar kata party." Gurau Anne yang membuat Sky auto nyengir kuda dan semua orang pun tertawa geli melijay tingkah dua sejoli itu."Kau salah Anne, kasihan si monyetnya, kenapa dia kau samakan dengan Sky? Turun sudah derajat para monyet di dunia ini, ha.. ha.. ha.." Tawa semua orang kembali pecah akibat selorohan yang di lontarkan oleh Max itu."Aku benar-benar jai angat merindukan kalian teman-teman, cepatlah kesini sekarang juga oke? Aku tunggu!" Seru Belle yang sudah sangat rindu dengan kawan seperjuanganya itu.Dan Bryan juga tengah menelfon orang tuanya saat
"Tentu saja, aku akan memenuhi keinginanmu itu. Jadi sekarang pergilah dengan tenang..." Rian baru saja akan menarik pelatuk senjatanya, namun Belle menendang senjata kakaknya hingga terjatuh ke lantai.Prak!!"Hentikan kakak, jangan bunuh mereka. Mereka hanya ingin membalaskan dendam orang tua mereka, dan aku tidak ingin menjadi sama seperti mereka yang di butakan oleh dendam. Aku akan mengampuni kalian, tapi kalian harus berjanji untuk berubah. Aku akan menyuntikkan sebuah virus ke tubuh kalian, dan itu butuh penawar untuk setiap bulanya. Jadi bersikap baiklah, berubahlah menjadi orang yang lebih baik lagi." Ujar Belle."Kau yakin adik?" Tanya Rian memastikan keputusan adiknya itu."Aku yakin kakak." Jawabnya singkat dan terdengar tidak sedang main-main."Baiklah, terserah kau saja." Balas Rian mengalah."Kalau begitu, biar mereka berdua ikut denganku saja kembali ke kepolisian. Aku membawa mereka sebagai penebusan kesalahanku yang mangkir dari tugas, dan untuk membebaskanmu dari ke
"Aku juga tidak tahu apa yang terjadi, tapi apa mungkin jika ini adalah ulah dari nona Belle Gabriel?" Tanya Joseph yang baru saja ingat kalau Belle akan datang ke pulau kembar untuk menjatuhkan Gabriel."Belle? Sepertinya tidak mungkin, meskipun dia jenius dalam bidang penelitian, tapi dia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu sampai sejauh ini." Jawab Gabriel yang tidak oercaya dalang di balik semua ini adalah orang yang dia sebut sebagai wanita miliknya."Kenapa tidak mungkin? Suami nona Belle adalah seorang anggota keplisiam khusus, bahkan dia lahnyang ada di oeringkat pertama. Apa itu masih belum cukup untuk membuatmu percaya kalau semua ini adalah ulah mona Belle?" Tanyanya lagi."Entahlah, tapi jika memang benar ini ulah dari Belle, ku rasa ini merupakan karma untukku karena telah membunuh kedua orang tuanya." Jawab Belle.Belle dan Rian pun akhirnya sampai di pulau yang satu lagi, dan semua anggota pasukan elite sudah bersiap di eoan gedung lab untuk menyerbu, tapi
"Yup. Aku pernah mengalami mimpi buruk yang amat sangat mengerikan itu, apa lagi saat dia memanggilku atau mendatangiku dengan jarum suntik di tangannya dan senyum manis atau senyum pepsodent yang dia perlihatkan padaku. Di saat itu pula lah mimpi burukku yang baru akan segera di mulai. Jadi sebelum kau mengingatkanku tentang senyum manis terkutuk adik kita itu, aku sudah lebih dulu faham betul apa arti ari senyuman itu."Kevin pun menceritakan bagaimana ekspresi Belle dulu saat akan mulai mencoba virus baru temuanya pada tubuh Kevin.Di saat hal itu terjadi, Belle pasti memanggil Kevin atau dia yang menghampiri Kevin dengan membawa jarum suntik di tangannya dan menebar senyuman manis atau terkadang juga senyum ala iklan pespsodent miliknya.Biasanya sebuah senyuman adalah pertanda untuk sesuatu yang baik. Namun berbeda dengan Belle, senyumannya justru acap kali membawa hal buruk bagi orang di sekitarnya.Namun saat dia benar-benar sedang tersenyum tanpa ada niatan di baliknya, senyum