Perempuan Yang Kalian Remehkan

Perempuan Yang Kalian Remehkan

last updateLast Updated : 2025-10-10
By:  QueenaraUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
11views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Freya menikah dengan Arga, pria mapan yang berasal dari keluarga terpandang. Tiga tahun sudah ia berusaha menjadi istri yang baik, meski sejak awal kehadirannya tidak pernah benar-benar diterima oleh keluarga Arga. Statusnya sebagai perempuan dari keluarga miskin membuatnya sering diremehkan, dianggap tidak pantas mendampingi putra kebanggaan keluarga itu. Awalnya, Arga masih berdiri di pihak Freya, melindunginya dari sindiran dan hinaan. Namun seiring waktu, kesabaran Arga memudar. Kata-katanya mulai menyakiti, sikapnya semakin dingin, hingga membuat Freya merasa seolah ia hanya beban dalam rumah tangga mereka. Puncaknya terjadi saat keluarga Arga terang-terangan mendekatkan Arga dengan seorang wanita lain—seseorang yang dianggap “sepadan” dengan status keluarga mereka. Luka dan penghinaan itu menjadi titik balik bagi Freya. Ia memilih berhenti menangis dan mulai bangkit. Dengan tekad kuat, Freya membangun bisnis online kecil-kecilan dari rumah. Langkahnya penuh tantangan, namun keteguhan hati dan semangatnya membuahkan hasil. Perlahan, usaha itu berkembang pesat hingga membawa Freya pada kesuksesan yang membuat banyak orang tercengang. Kini, dunia berbalik. Arga dan keluarganya harus menyaksikan bagaimana perempuan yang dulu mereka remehkan berdiri tegak dengan harga diri dan kejayaan yang ia bangun sendiri.

View More

Chapter 1

Makan Malam Keluarga

Ruang makan keluarga besar itu berkilauan dengan lampu kristal yang menggantung megah di langit-langit. Meja panjang dipenuhi hidangan mewah—sop buntut yang masih mengepul, ikan salmon panggang dengan saus lemon butter, hingga wine mahal yang dihidangkan dalam gelas kristal. Namun di balik semua kemewahan itu, suasana hati Freya terasa begitu kerdil.

Ia duduk di samping Arga, suaminya, mencoba menata senyum tipis yang kaku di bibirnya. Tiga tahun menikah, dan inilah momen yang paling ia benci: makan malam keluarga.

“Bagaimana kabarnya, Mas Bagas?” tanya Tuan Baskara, ayah Arga, dengan nada penuh kebanggaan pada menantunya yang duduk berhadapan dengan Freya. “Saya dengar perusahaan tempatmu bekerja baru saja menandatangani kontrak besar dengan investor Jepang?”

Bagas—suami kakak Arga—menarik senyum lebar. “Betul, Pak. Puji Tuhan, perusahaan kami sedang berkembang. Bahkan bulan depan saya dipercaya berangkat ke Tokyo untuk rapat besar.”

“Luar biasa!” seru Ny. Ratna, ibu Arga, matanya berbinar penuh kekaguman. “Inilah contoh menantu yang membanggakan. Punya prestasi, bisa membawa nama baik keluarga.”

Tawa kecil terdengar di sekitar meja. Semua orang seakan ikut hanyut dalam rasa kagum pada Bagas.

Freya menunduk, menatap piringnya yang masih penuh. Ia merasa tubuhnya mengecil, seolah-olah tak pantas berada di meja itu.

Tak lama, giliran suara Ny. Ratna yang terdengar lebih tajam. “Sayangnya, tidak semua menantu bisa begitu. Ada juga yang… hanya duduk manis, tidak jelas apa kontribusinya. Malah menjadi beban putra saya.”

Hening seketika. Freya merasakan jantungnya berdegup kencang. Kata-kata itu jelas ditujukan padanya, meskipun sang mertua tidak menyebut nama.

Arga menegakkan tubuhnya, terlihat gelisah, namun ia tidak bersuara.

Bagas dan istrinya—kakak Arga—saling berpandangan, mencoba meredam suasana. Namun Tuan Baskara malah menimpali, “Ya, memang benar, Ratna. Rumah tangga itu bukan hanya soal cinta, tapi juga soal keseimbangan. Kalau hanya satu pihak yang bekerja keras, lama-lama bisa timpang.”

Freya menggenggam garpu dan pisaunya erat-erat, hampir jatuh dari genggamannya. Ia mencoba menelan ludah, tapi tenggorokannya terasa kering.

“Freya sudah berusaha kok, Bu…” Arga akhirnya angkat bicara, meski nadanya terdengar ragu. “Dia mengurus rumah, memastikan semuanya berjalan baik.”

Ny. Ratna mendengus, melirik Freya dengan senyum sinis. “Mengurus rumah? Zaman sekarang itu bukan prestasi, Arga. Perempuan seharusnya bisa mendukung suaminya, bukan hanya menghabiskan uangnya.”

Freya merasakan matanya panas. Ia ingin menjawab, ingin membela diri, tapi lidahnya kelu. Ia tahu, apapun yang ia ucapkan hanya akan dipatahkan.

Hening itu makin menyesakkan, sampai akhirnya Bagas mencoba mencairkan suasana. “Yang penting kita saling mendukung, Bu. Saya yakin setiap orang punya cara masing-masing untuk berkontribusi.”

“Betul sekali, Mas Bagas,” sahut Ny. Ratna, kali ini dengan senyum manis. “Kamu memang menantu teladan. Tidak heran kalau kami sangat bangga punya kamu di keluarga ini.”

Freya menunduk semakin dalam. Makanan di depannya terasa hambar. Dan di sampingnya, Arga hanya terdiam.

Malam itu, sekali lagi, Freya diingatkan bahwa dirinya hanyalah seorang asing yang tidak pernah benar-benar diterima.

***

Mobil sedan hitam Arga meluncur pelan menembus jalanan malam. Lampu-lampu kota berkelebatan, namun suasana di dalam mobil terasa begitu hening dan menyesakkan.

Freya duduk di kursi penumpang, tangannya mengepal di pangkuan. Ia menatap keluar jendela, berusaha menahan air mata yang sedari tadi ingin jatuh. Tapi setiap kilatan kata-kata Ny. Ratna kembali terngiang di kepalanya: “Beban putra saya… hanya duduk manis…”

Ia menggigit bibirnya, sampai akhirnya tak bisa lagi menahan diri.

“Kenapa kamu diam saja, Ga?” tanyanya lirih, tapi penuh getaran. “Kamu dengar kan tadi? Ibu jelas-jelas merendahkan aku di depan semua orang.”

Arga tetap menatap lurus ke depan, kedua tangannya mantap memegang setir. “Freya, sudahlah. Jangan terlalu diambil hati. Ibu memang orangnya begitu. Ucapannya kadang keras, tapi maksudnya baik.”

Freya menoleh, menatap Arga dengan tatapan getir. “Maksudnya baik? Menghinaku di depan semua orang? Membandingkanku dengan Bagas? Itu bukan maksud baik, Arga. Itu merendahkan aku.”

Arga menarik napas panjang, seakan sedang menahan emosi. “Kamu terlalu sensitif, Freya. Ibu hanya ingin kamu lebih… berguna. Bukan cuma duduk di rumah.”

Kata-kata itu menghantam dada Freya lebih keras daripada sindiran mertuanya tadi. “Jadi kamu juga berpikir aku tidak berguna? Setelah semua yang aku lakukan? Aku mengurus rumah kita, masak, mencuci, memastikan kamu selalu pulang ke rumah yang nyaman. Itu tidak ada harganya di matamu?”

Mobil sedikit melambat ketika lampu merah menyala. Arga akhirnya menoleh sekilas ke arah Freya. Tatapannya dingin, jauh dari kelembutan yang dulu pernah ia kenal. “Aku tidak bilang tidak ada harganya. Tapi kamu tahu sendiri, Freya… aku bekerja keras setiap hari. Aku butuh pasangan yang bisa menopangku juga. Bukan hanya dari sisi rumah tangga.”

Air mata yang sejak tadi tertahan akhirnya jatuh membasahi pipi Freya. Ia menggeleng pelan. “Kamu berubah, Arga. Dulu kamu yang bilang tidak peduli aku dari keluarga mana, tidak peduli aku bekerja atau tidak. Kamu yang bilang cukup kalau aku ada di sampingmu. Tapi sekarang? Kamu mulai bicara sama seperti mereka.”

Arga terdiam, menekan pedal gas saat lampu berganti hijau. Suara mesin mobil mendengung, menutupi hening yang makin menyakitkan.

“Orang bisa berubah, Freya,” ucap Arga akhirnya, nadanya datar. “Aku juga ingin kamu berkembang. Aku ingin keluargaku melihatmu sebagai menantu yang membanggakan, bukan… sebaliknya.”

Freya menatap suaminya lekat-lekat, hatinya remuk berkeping. “Jadi sebenarnya, semua yang kamu inginkan hanya agar aku diterima oleh keluargamu? Bukan karena kamu mencintaiku apa adanya?”

Arga tidak menjawab. Hanya diam. Diam yang lebih kejam dari seribu kata.

Freya akhirnya menunduk, membiarkan air matanya jatuh tanpa suara. Malam itu, di dalam mobil yang melaju di jalanan kota, ia sadar: ia tidak hanya sedang berjuang melawan hinaan mertua, tapi juga perlahan kehilangan suaminya sendiri.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status