Share

05. Kinan bertemu Olivia di Apartement

Dengan sekuat tenaga Kinan mendorong tubuh Arsen. Dengan dorongan dari Kinan, dia langsung terguling ke lantai. Kinan yang melihat Arsen tersungkur di lantai langsung bangun dan merapihkan pakaian yang sempat berantakan akibat ulah Arsen.

“Aw … pinggangku sakit sekali,” ucap Arsen yang merasa pinggangnya ngilu akibat tendangan yang di lakukan oleh Kinan.

“Maafkan saya Tuan!” Ucap Kinan yang meminta maaf pada Arsen.

Dia merasa bersalah sudah mendorong Arsen sampai terjungkal ke ke belakang. Arsen yang melihat Kinan khawatir padanya mulai memiliki rencana untuk mengerjainya. Dia berpura-pura sakit pinggangnya tersebut.

“Sepertinya kamu sengaja ingin mencelakaiku saya!” Arsen berucap dengan nada ketus.

“Maafkan saya Tuan. Saya tidak bermaksud untuk mendorong Tuan. Hanya saja-,” ucapan Kinan terhenti.

“Hanya saja apa?”tanya Arsen.

“Hanya saja tadi Tuan mau berbuat tidak baik pada saya,” ucap Kinan pada Arsen.

“Dari tadi kamu memancing saya terus Kinan. Maka dari itu saya menguji dirimu. Eh tidak di sangka tenagamu cukup kuat juga ternyata.” Arsen berucap pada Kinan.

“Maafkan saya Tuan,” ucap Kinan yang meminta maaf.

Arsen melihat wajah Kinan yang sangat lucu dengan gemasnya dia merasa ingin melumat habis bibir mungil tersebut. Namun, dia tahan dan ingin menguji kesabaran Kinan.

“Kinan tolong kamu keluar dan belikan obat sakit pinggang untukku! Rasanya pinggangku sakit sekali,” ucap Arsen pada Kinan.

“Baik Tuan. Saya akan ambilkan salap di kotak P3K,” ucap Kinan pada Arsen.

“Di kotak obat tidak ada obat pereda nyeri otot. Kau harus keluar dan membelinya di Apotik bawah yang ada di lantai dasar Apartement ini.” Arsen menjelaskan pada Kinan untuk membeli obat di Apotik.

“Oh Apotiknya ada di bawah apartement ini Tuan?”tanya Kinan.

Arsen hanya menganggukkan kepala dan dia memberikan uang untuk Kinan beli obat. Kinan menerima uang tersebut. Dengan cepat dia keluar dari Apartement Arsen. Namun, sialnya dari samping dirinya di sindir oleh seseorang.

“Wah- wah sekarang anak pembawa sial ini sudah menjadi wanita jalang rupanya ya! Pantesan ya sudah dua hari tidak pulang ke rumah dan ternyata dia ada di Apartement mewah,” ucap Olivia yang menyindir Kinan.

Kinan yang mendengar suara Olivia langsung melihat ke arahnya. Ternyata Olivia sedang bersama dengan seorang laki- laki gendut dan buncit perutnya. Kinan pun mendekati Olivia bersama dengan kekasihnya tersebut. Sedangkan Arsen mengikuti Kinan dari belakang dan dia berhenti ketika seorang wanita menyindir Kinan.

“Oh ternyata kamu Olivia? Hmmm saya dua hari tidak pulang karena, saya kerja disini. Bukan seperti kamu jadi simpanan om-om,” ucap Kinan yang melirik Olivia yang sedang bergandengan tangan dengan om-om tersebut.

“Apa kamu bilang! Kurang ajar kamu!”ucap Olivia yang sudah mengangkat tangan dan akan mendaratkan tangannya di wajah Kinan.

Kinan yang akan di tampar pun memejamkan mata. Kinan sudah tau kalau Olivia akan menamparnya. Namun, beberapa detik tangan itu tidak kena di pipinya. Dia pun membuka mata dan ternyata ada seseorang yang memegang tangan Olivia.

“Lepaskan tanganku!”pekik Olivia yang tangannya kesakitan saat di pegang seseorang.

“Jangan pernah kamu menampar Kinan lagi! Jika ini terjadi lagi maka kau akan menyesal dan saya pastikan hidupmu akan susah.” Arsen mengancam Olivia dan menghempaskan tangan Olivia. 

“Hey bung! Memangnya kau siapa hah! Apakah Kinan Ini simpananmu? Sehingga kau membelanya seperti itu!”teriak Olivia pada Arsen.

“Kamu mau tau siapa saya! Perkenalkan nama saya Arsenio Caniago,” ucap Arsen dengan nada tinggi.

“Jadi saya ingatkan sekali lagi sama kamu, jangan pernah berbuat kasar lagi pada Kinan. Jika kau mengulangi lagi maka hidupmu dan keluargamu akan selesai.” Ancam Arsen pada Olivia.

Olivia berdiri terpaku dan merasakan merinding di sekujur tubuhnya. Kerena, dia tahu siapa jati diri Arsen yang sebenarnya. Anak seorang konglomerar yang terkenal dingin dan kejam. Arsen mengajak Kinanti masuk ke dalam dan meninggalkan Olivia yang masih berdiri mematung dengan laki-laki hidung belang.

“Ayo sayang kita masuk ke dalam kamar. Saya sudah tidak kuat,” ucap om tersebut pada Olivia.

“Baiklah ayo kita langsung ke kamar om.” Olivia langsung menggandeng tangan om tersebut.

“Kita lihat saja nanti Kinanti. Saya akan adukan semua ini pada Ibu, biar kamu kena hajar dari ibu.” Gumam Olivia dalam hati dengan sedikit senyum yang terbit di bibirnya tersebut.

Mereka masuk ke dalam kamar. Begitu juga dengan Kinan dan Arsen mereka pun masuk ke dalam kamar. Arsen langsung menutup pintu apartementnya tersebut.

“Tuan, bukannya saya harus membeli obat di Apotik? Tapi kenapa Tuan membawa saya ke dalam lagi?”tanya Kinan pada Arsen.

“Sudah kamu tidak usah beli obat. Kamu urut saja pinggang saya yang sakit,” ucap Arsen pada Kinan.

Arsen membawa Kinan ke dalam kamarnya dan dia meminta Kinan untuk mengurut pinggangnya yang sakit. Kinan pun mengikuti maunya Arsen seperti apa. Dia langsung duduk dan mengoles minyak urut di pinggang Arsen. Kinan mulai mengurut Arsen di belakang badan Arsen. 

“Ah …. Urutanmu sungguh enak sekali Kinan. Kalau seperti ini kamu membangunkan adikku Kinan,” ucap Arsen dengan suara beratnya yang hasratnya sudah naik. 

“Ma- maafkan saya Tuan. Apa yang harus saya perbuat.” Kinan merasa gelagapan dengan ucapan Arsen padanya.

“Kamu harus melayaniku Kinan,” ucap Arsen pada Kinan. 

Kinan kaget ketika Arsen menginginkan dirinya untuk melayani nafsu Arsen. Dia menggelengkan kepala dan hendak berdiri. Namun, Arsen memegang tangannya dan Kinan terjatuh tepat di atas tubuh Arsen. Kinan memberontak untuk melepaskan dirinya dari kungkungan Arsen. Namun,usahanya sia-sia belaka. Arsen mengukung tubuh Kinan dan dengan cepat Arsen melumat bibir Kinan dengan Napsu yang sudah di atas ubun-ubunnya.

“Jangan lakukan ini padaku Tuan! Saya mohon,” ucap Kinan yang memohon pada Arsen.

Arsen tidak menggubris ucapan Kinan. Dia masih mengukung tubuh Kinan. Arsen meraba semua barang yang ada di tubuh Kinan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status