Home / Romansa / Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan / 05. Kinan bertemu Olivia di Apartement

Share

05. Kinan bertemu Olivia di Apartement

last update Last Updated: 2024-03-18 18:58:02

Dengan sekuat tenaga Kinan mendorong tubuh Arsen. Dengan dorongan dari Kinan, dia langsung terguling ke lantai. Kinan yang melihat Arsen tersungkur di lantai langsung bangun dan merapihkan pakaian yang sempat berantakan akibat ulah Arsen.

“Aw … pinggangku sakit sekali,” ucap Arsen yang merasa pinggangnya ngilu akibat tendangan yang di lakukan oleh Kinan.

“Maafkan saya Tuan!” Ucap Kinan yang meminta maaf pada Arsen.

Dia merasa bersalah sudah mendorong Arsen sampai terjungkal ke ke belakang. Arsen yang melihat Kinan khawatir padanya mulai memiliki rencana untuk mengerjainya. Dia berpura-pura sakit pinggangnya tersebut.

“Sepertinya kamu sengaja ingin mencelakaiku saya!” Arsen berucap dengan nada ketus.

“Maafkan saya Tuan. Saya tidak bermaksud untuk mendorong Tuan. Hanya saja-,” ucapan Kinan terhenti.

“Hanya saja apa?”tanya Arsen.

“Hanya saja tadi Tuan mau berbuat tidak baik pada saya,” ucap Kinan pada Arsen.

“Dari tadi kamu memancing saya terus Kinan. Maka dari itu saya menguji dirimu. Eh tidak di sangka tenagamu cukup kuat juga ternyata.” Arsen berucap pada Kinan.

“Maafkan saya Tuan,” ucap Kinan yang meminta maaf.

Arsen melihat wajah Kinan yang sangat lucu dengan gemasnya dia merasa ingin melumat habis bibir mungil tersebut. Namun, dia tahan dan ingin menguji kesabaran Kinan.

“Kinan tolong kamu keluar dan belikan obat sakit pinggang untukku! Rasanya pinggangku sakit sekali,” ucap Arsen pada Kinan.

“Baik Tuan. Saya akan ambilkan salap di kotak P3K,” ucap Kinan pada Arsen.

“Di kotak obat tidak ada obat pereda nyeri otot. Kau harus keluar dan membelinya di Apotik bawah yang ada di lantai dasar Apartement ini.” Arsen menjelaskan pada Kinan untuk membeli obat di Apotik.

“Oh Apotiknya ada di bawah apartement ini Tuan?”tanya Kinan.

Arsen hanya menganggukkan kepala dan dia memberikan uang untuk Kinan beli obat. Kinan menerima uang tersebut. Dengan cepat dia keluar dari Apartement Arsen. Namun, sialnya dari samping dirinya di sindir oleh seseorang.

“Wah- wah sekarang anak pembawa sial ini sudah menjadi wanita jalang rupanya ya! Pantesan ya sudah dua hari tidak pulang ke rumah dan ternyata dia ada di Apartement mewah,” ucap Olivia yang menyindir Kinan.

Kinan yang mendengar suara Olivia langsung melihat ke arahnya. Ternyata Olivia sedang bersama dengan seorang laki- laki gendut dan buncit perutnya. Kinan pun mendekati Olivia bersama dengan kekasihnya tersebut. Sedangkan Arsen mengikuti Kinan dari belakang dan dia berhenti ketika seorang wanita menyindir Kinan.

“Oh ternyata kamu Olivia? Hmmm saya dua hari tidak pulang karena, saya kerja disini. Bukan seperti kamu jadi simpanan om-om,” ucap Kinan yang melirik Olivia yang sedang bergandengan tangan dengan om-om tersebut.

“Apa kamu bilang! Kurang ajar kamu!”ucap Olivia yang sudah mengangkat tangan dan akan mendaratkan tangannya di wajah Kinan.

Kinan yang akan di tampar pun memejamkan mata. Kinan sudah tau kalau Olivia akan menamparnya. Namun, beberapa detik tangan itu tidak kena di pipinya. Dia pun membuka mata dan ternyata ada seseorang yang memegang tangan Olivia.

“Lepaskan tanganku!”pekik Olivia yang tangannya kesakitan saat di pegang seseorang.

“Jangan pernah kamu menampar Kinan lagi! Jika ini terjadi lagi maka kau akan menyesal dan saya pastikan hidupmu akan susah.” Arsen mengancam Olivia dan menghempaskan tangan Olivia. 

“Hey bung! Memangnya kau siapa hah! Apakah Kinan Ini simpananmu? Sehingga kau membelanya seperti itu!”teriak Olivia pada Arsen.

“Kamu mau tau siapa saya! Perkenalkan nama saya Arsenio Caniago,” ucap Arsen dengan nada tinggi.

“Jadi saya ingatkan sekali lagi sama kamu, jangan pernah berbuat kasar lagi pada Kinan. Jika kau mengulangi lagi maka hidupmu dan keluargamu akan selesai.” Ancam Arsen pada Olivia.

Olivia berdiri terpaku dan merasakan merinding di sekujur tubuhnya. Kerena, dia tahu siapa jati diri Arsen yang sebenarnya. Anak seorang konglomerar yang terkenal dingin dan kejam. Arsen mengajak Kinanti masuk ke dalam dan meninggalkan Olivia yang masih berdiri mematung dengan laki-laki hidung belang.

“Ayo sayang kita masuk ke dalam kamar. Saya sudah tidak kuat,” ucap om tersebut pada Olivia.

“Baiklah ayo kita langsung ke kamar om.” Olivia langsung menggandeng tangan om tersebut.

“Kita lihat saja nanti Kinanti. Saya akan adukan semua ini pada Ibu, biar kamu kena hajar dari ibu.” Gumam Olivia dalam hati dengan sedikit senyum yang terbit di bibirnya tersebut.

Mereka masuk ke dalam kamar. Begitu juga dengan Kinan dan Arsen mereka pun masuk ke dalam kamar. Arsen langsung menutup pintu apartementnya tersebut.

“Tuan, bukannya saya harus membeli obat di Apotik? Tapi kenapa Tuan membawa saya ke dalam lagi?”tanya Kinan pada Arsen.

“Sudah kamu tidak usah beli obat. Kamu urut saja pinggang saya yang sakit,” ucap Arsen pada Kinan.

Arsen membawa Kinan ke dalam kamarnya dan dia meminta Kinan untuk mengurut pinggangnya yang sakit. Kinan pun mengikuti maunya Arsen seperti apa. Dia langsung duduk dan mengoles minyak urut di pinggang Arsen. Kinan mulai mengurut Arsen di belakang badan Arsen. 

“Ah …. Urutanmu sungguh enak sekali Kinan. Kalau seperti ini kamu membangunkan adikku Kinan,” ucap Arsen dengan suara beratnya yang hasratnya sudah naik. 

“Ma- maafkan saya Tuan. Apa yang harus saya perbuat.” Kinan merasa gelagapan dengan ucapan Arsen padanya.

“Kamu harus melayaniku Kinan,” ucap Arsen pada Kinan. 

Kinan kaget ketika Arsen menginginkan dirinya untuk melayani nafsu Arsen. Dia menggelengkan kepala dan hendak berdiri. Namun, Arsen memegang tangannya dan Kinan terjatuh tepat di atas tubuh Arsen. Kinan memberontak untuk melepaskan dirinya dari kungkungan Arsen. Namun,usahanya sia-sia belaka. Arsen mengukung tubuh Kinan dan dengan cepat Arsen melumat bibir Kinan dengan Napsu yang sudah di atas ubun-ubunnya.

“Jangan lakukan ini padaku Tuan! Saya mohon,” ucap Kinan yang memohon pada Arsen.

Arsen tidak menggubris ucapan Kinan. Dia masih mengukung tubuh Kinan. Arsen meraba semua barang yang ada di tubuh Kinan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   131. Semua Keluarga Bahagia

    Pagi ini mereka sudah selesai sarapan. Mereka berniat akan ziarah ke makam sang papa. Batu nisan dengan tulisan Marbun tertera di atas makam tersebut. Mereka menabur bunga diatas makam Papa dan membacakan doa untuk Papa tercinta.“Papa, anak kita Gina sudah kembali. Saat ini dia sudah menikah dan memiliki dua orang anak kembar. Lihat lah anak pertama kita juga sudah menikah dan memiliki seorang istri yang cantik. Aku, anak- anak dan menantu datang kesini ingin ziarah sama kamu Pa. Maafkan Mama yang sudah lama tidak datang kesini, tapi mulai hari ini kita akan sering bertemu Pa. Karena, Mama sudah memutuskan untuk tinggal di kampung. Mama ingin selalu dekat dengan Papa,” ujar Mama Ratih yang menjelaskan pada suaminya yang sudah tiada.Kinan dan yang lainnya merasa sangat sedih mendengar curahan hati Mama pada suaminya yang telah tiada. Kinan mengelus sang Mama dengan penuh kasih sayang.“Mama jangan nangis lagi ya, aku dan Bang Andre akan selalu menjaga dan melindungi Mama,” ucap Kina

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   130. Mama Ratih Pindah Ke Kampung

    Pagi ini Arsen, Kinan, Andre dan Ira sudah siap. Mereka akan mengantar mama Ratih ke kampung halaman. Mengendarai mobil masing-masing. Sepanjang perjalanan mereka asyik mengobrol dan si kembar asyik bernyanyi.“Lihat bang, anak-anak terlihat sangat senang diajak ke kampung halaman,” ujar Kinan yang memperhatikan anak-anaknya.“Iya mereka begitu senang diajak ke kampung.”“Sayang kalian senang ya diajak pulang ke rumah Oma?” tanya Kinan pada kedua anaknya.“Iya Mommy, aku dan adik senang di ajak ke rumah Oma,” ucap Frederick pada sang Mommy.“Kalau adik Nicholas gimana, apakah senang juga kita ke rumah Oma?” tanya Kinan pada Nicholas.“Aku juga senang Mommy, dan sampai disana aku bisa bermain,” katanya yang sudah ingin cepat- cepat sampai di kampung.Kinan tersenyum mendengar celoteh kedua anak kembarnya. Dia merasa bersyukur memiliki kedua anak yang pintar dan Soleh. Selain itu, dia juga memiliki suami yang sangat perhatian padanya dan pada anak-anak juga.“Sebentar lagi anggota kelua

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   129. Rencana Mama Ratih tinggal di Kampung

    Mereka tiba di rumah Mama Ratih. Kinan, Baby twins dan juga Suster langsung disambut Mama Ratih dan Ira.“Selamat datang cucu Oma tersayang! Sudah lama sekali kita tidak bertemu ya,” kata Mama Ratih pada anak dan kedua cucunya.“Oma! Aku mau makan kue,” rengek Baby Nicolas.“Ayo kita masuk! Oma sudah buat kue untuk cucu-cucu nenek yang ganteng ini,” ucap Mama Ratih yang langsung menemani si kembar masuk.“Bagaimana kabar kak Ira? Apakah semuanya sehat?” tanya Kinan pada kakak iparnya.“Alhamdulillah kabar saya baik, bagaimana kabarmu Bu?” Tanya Ira.“Jangan panggil Ibu dong! Masa Kakak Ipar manggil aku ibu sih! Panggil adik atau panggil nama saja.” Kinan meminta Ira untuk memanggil dirinya dengan sebutan nama saja.“Baiklah aku akan memanggilmu dengan sebutan nama saja,” ujar Ira pada Kinan.“Nah gitu dong, kalau panggil pakai nama kan terlihat lebih akrab,” kata Kinan pada Ira.“Ya sudah kita masuk yuk, aku sudah lapar,” ucap Kinan yang sedikit pelan.“Kebetulan tadi Mama sudah masak

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   128. Kinan menuju ke rumah Mama Ratih

    Setelah kematian Pak Rudi, Kinan sering merasa bersalah pada dirinya sendiri. Dia merasa belum bisa jadi anak yang membahagiakan orang tuanya.“Sayang, kamu menangis?” Tanya Arsen pada Kinan.“Aku hanya ingat sama Ayah dan Bunda, aku kangen sama mereka,” ucap Kinan yang meneteskan air mata.“Sebaiknya kamu kirim doa untuk Ayah dan Bunda.” Arsen memberikan saran pada Kinan.“Iya bang, setiap sujudku selalu ku panjatkan doa untuk Ayah dan Bunda,” jelas Kinan pada Arsen.“Iya sayang, apapun yang kamu lakukan, aku akan selalu mendukungmu,” ujar Arsen pada Kinan.“Sudah jangan menangis lagi sayang,” ucapnya pada Kinan.“Iya bang.”Arsen memeluk sang Istri, Kinan yang di peluk pun merasakan kehangatan dari pelukan sang Suami. Kinan bersyukur di saat dirinya terpuruk masih ada sang suami yang memperhatikan dirinya.“Sayang, Abang mau ke kantor dulu ya. Kamu di rumah, jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak melamun ya sayang,” pesan Arsen pada sang Istri.“Iya bang, hati-hati di jalan ya. A

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   127. Kematian Pak Rudi

    “Nggak mungkin Ayah meninggalkan aku! Ini semua bohong kan Bang! Jawab aku bang, jangan diam saja!” Teriak Kinan dengan histeris.“Sayang kamu tenang ya, kasihan baby yang ada di dalam sini kalau kamu nggak tenang sayang,” jelas Arsen pada Kinan.“Ayah,bang, dia sekarang sudah pergi meninggalkan aku, hiks hiks hiks,” ucap Kinan dengan deraian air mata.“Ikhlaskan ya sayang, ini semua sudah takdir dari yang Maha Kuasa, kita harus mengikhlaskan semua yang sudah terjadi,” Arsen menenangkan sang istri.“Ayo kita masuk sayang,” ajak Arsen pada sang istri.Mereka berdua masuk ke ruang operasi yang dimana masih tergeletak jasad Pak Rudi di atas bed pasien. Terlihat senyum di wajah Pak Rudi. Kinan baru saja akan menemui jasad Ayahnya. Namun, Dokter dan Suster meminta Kinan dan Arsen keluar dari ruang operasi.“Pak, Bu, maaf jenazah pasien akan kami pindahkan ke ruang jenazah,” ucap seorang Suster yang akan mendorong bed pasien keluar dari ruang operasi.“Baik Suster, silahkan, “ ujar Arsen ya

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   126. Pak Rudi mengalami kecelakaan lalu lintas

    Setelah acara pernikahan Olivia, semua keluarga sudah pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Kinan dan keluarga kecilnya telah pulang ke rumah. “Capek banget Bang,” keluh Kinan pada sang suami. “Kalau kamu capek biar Abang gendong ya,” jawab Arsen yang langsung membopong Kinan, dalam pangkuannya. “Terima kasih ya bang, kamu selalu ada di saat aku membutuhkanmu,” ucap Kinan pada sang suami. “Iya sayang, apa pun akan abang lakukan asalkan, kamu dan anak-anak bahagia,” ujarnya pada Kinan. Kinan mengalungkan tangan di leher Arsen. Dia merasa bahagia karena, Arsen memanjakan dan menyayangi dirinya dengan baik. Arsen membawa Kinan masuk ke dalam kamar dan membaringkan sang istri di atas King size yang selama ini mereka pakai memadu kasih. “Sebaiknya kamu istirahat ya, sepertinya baby kita kecapean dan Mommy nya harus beristirahat,” Arsen meminta sang istri untuk beristirahat. “Iya bang, terima kasih ya sudah mau memanjakanku,” ucapnya pada Arsen. “Iya sayang,” jaw

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status