Kinan kaget dan Dia tidak percaya di dalam kamar ada seseorang yang ingin berbuat jahat padanya. Dia memberontak dan berteriak dengan sekuat tenaganya. Namun, tenaga yang tersisa tidak sepadan dengan kekuatan lelaki tersebut.
“Dari Tadi Kamu selalu memancingku. Iya kan! kamu ingin jika Aku menyentuhmu,” ucapnya dengan suara dinginnya.“Saya tidak pernah memancing siapapun! Apalagi dengan Anda Tuan,” pekik Kinan.“Sudahlah jangan sok jual mahal padaku. Katakan saja berapa yang harus aku bayar untuk tubuhmu ini," ejek Arsen pada Kinan, menatapnya dengan tatapan penuh gairah.“Cukup Tuan! Walaupun Saya orang tidak punya tapi saya masih punya harga diri,” bentaknya dengan nada tinggi dan menyikut dada Arsen.“Maafkan Saya, Kinan. Lain kali kalau kamu sedang mandi jangan lupa untuk menutup pintunya,” ujarnya yang langsung menuju keluar kamar Kinan.Kinan yang melihat Arsen pergi dari kamarnya terdiam dan dia tidak mengerti kenapa dia merasa bersalah sudah memarahi Arsen. Setelah Arsen keluar dari dalam kamar, Kinan langsung menutup pintu. Barulah dia mengenakan pakaian yang sempat terhenti akibat ulah Arsen.Arsen yang pergi dari kamar Kinan langsung menuju ke dalam kamarnya. Dia menuntaskan hasratnya yang tidak tersalurkan tersebut. Dengan cara bermain solo di dalam kamar mandi. Dia membayangkan tubuh putih Kinan yang ada di hadapannya dengan cepat dia menuntaskan gairah hasratnya tersebut.“Ah sial kenapa saya bisa memeluk wanita itu? Apa tidak ada lagi wanita yang bisa Saya kencani apa,” gerutunya dalam hati.Arsen mengguyur badannya. Setelah itu, dia langsung berendam dalam bat up dan menenangkan pikiran yang sempat kacau. Dengan rileks dia menghirup aromaterapi dari sabun cair yang dia pakai tersebut.Di dalam kamar Kinan saat ini dia tengah melihat media sosialnya dari handpone yang Dia pegang. Dia mengscroll gambar yang ada di medsos tersebut. Seketika mata bulatnya menangkap gambar sosok Laki-laki yang dia kenal. Kinan pun membaca identitas gambar laki-laki yang dia lihat tersebut.“Arsenio Caniago Putra pertama dari Keluarga Caniago. Pewaris Hotel Areta dan berbagai usaha bisnis properti lainnya,” ujar Kinan yang kaget dengan profil Arsen yang Dia baca di internet tersebut.“Waw keren juga ternyata si Pria mesum itu. Saya tidak menyangka kalau dia itu anak kolongmerat," Puji Kinan pada Arsen.“Is apa yang ada di pikiranku! Kenapa aku memikirkan si Pria kulkas itu,” gumamnya.“Tetap saja Dia itu Pria yang menyebalkan,"Bisik Kinan pelan.Sedangkan Arsen yang sudah selesai mandi langsung memanggil Kinan dengan suara nyaringnya.“Kinan!” teriak Arsen pada Kinan.Dengan cepat Kinan langsung menutup ponselnya. Dia langsung berdiri dan meninggalkan kamarnya menuju ke kamar Arsen. Dengan ragu Dia mengetuk pintu kamar Arsen.Tok tok tok!“Iya masuk,” teriak orang dari dalam kamar.Kinan masuk ke dalam dan dia mencari keberadaan Arsen yang sedang merebahkan badan. Dengan hati-hati dia melangkahkan kaki. Sesampainya di depan Arsen dia membuka mulut.“Maaf Tuan, apakah anda tadi memanggil saya?” Tanya Kinan.“Ya iyalah saya memanggil kamu. Di rumah ini kan cuma ada saya sama kamu, masa saya panggil tetangga."“Maafkan saya Tuan. Ada apa ya Tuan memanggil saya?” Tanya Kinan.“Coba kamu urut belakang saya. Biasanya sebelum tidur saya harus di urut dulu,” ucapnya pada Kinan.Kinan masih berdiri terdiam dan berpikir. Bagaimana bisa dia mengurut laki-laki asing yang baru saja dia kenal. Sedangkan dia sendiri pun tidak bisa mengurut.“Ayo cepat urut! Jangan bengong saja disitu,” Hardik Arsen pada Kinan yang masih berdiri mematung di tempat.“Ba-baik Tuan,” jawabnya dengan rasa takut.“Ayo cepat sini. Kamu naik saja ke atas tempat tidurku,” ucap Arsen yang sudah memposisikan badan menjadi tengkurap.“Pijat belakang badan hingga saya bisa tertidur pulas," Pinta Arsen pada Kinan.“Baik Tuan,” jawab Kinan.Kinan duduk di atas tempat tidur dan dia langsung mengusap belakang Arsen dengan minyak gosok dan mulai memijatnya dengan pelan. Arsen yang mendapatkan pijatan lembut tersebut membuatnya tegang dan tidak terasa kejantanannya pun ikut bangun.“Ah sial kenapa, sentuhannya membuat saya jadi terangsang seperti ini,” gumamnya dalam hati.Tanpa Kinan sadari ternyata sentuhan tangannya membuat Arsen kalang kabut. Karena, napsunya sudah on kembali. Arsen menahan hasratnya ketika Kinan memijat punggung belakangnya.“Apa kamu tidak bisa memijat? Pijatanmu sungguh tidak terasa sama sekali,” ujar Arsen yang menutupi ketegangan di dalam dirinya.“Ma-maafkan saya Tuan. Apakah pijatan saya kurang terasa? Jika kurang terasa saya akan memijat dengan sedikit agak kencang," Bisik Kinan dengan nada suara yang pelan.“Iya kamu harus menaikkan sedikit pijatanmu agar saya bisa tertidur dengan pulas,” ucapnya pada Kinan.“Baik Tuan,” jawab Kinan.Kinan memijat dengan pijatan yang agak kencang. Membuat Arsen meringis karena, sakit. Kinan dengan semangat memijat punggung Arsen dengan tenaga extra.“Aw … hentikan! Pijatanmu membuat badanku sakit semua,” bentak Arsen pada Kinan.Arsen membalikkan badan dan saat ini mereka saling pandang. Terlihat jelas wajah cantik Kinan yang membuat Arsen terpana akan kecantikannya. Arsen pun menundukkan kepala Kinan bertepatan di depan wajahnya.“Apa kamu sengaja ingin mencelakai saya?” Tanya Arsen.“Maafkan saya Tuan jika pijatan saya sudah membuat badan Tuan sakit semua."Tanpa di sadari tangan Arsen menekan tengkuk leher Kinan sehingga wajah Kinan berada di atas wajah Arsen yang sedang terbaring. Dengan cepat Arsen langsung menyambar bibir mungil Kinan. Mata Kinan pun membulat sempurna atas apa yang terjadi padanya. Kinan memberontak namun, Arsen justru menekan wajah Kinan dan Dia langsung mengecap bibir Kinan yang ranum tersebut.Dengan hasrat gairah yang ada di dalam dada. Arsen bangun tanpa melepaskan pagutan kedua bibir mereka. Dia menidurkan Kinan dan mengukung badan Kinan dengan kedua tangannya. Kinan memberontak namun, Dia tidak mampu menolak cumbuan yang di berikan Arsen padanya. Kinan menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri. Namun, usaha Kinan sia-sia.Pagi ini mereka sudah selesai sarapan. Mereka berniat akan ziarah ke makam sang papa. Batu nisan dengan tulisan Marbun tertera di atas makam tersebut. Mereka menabur bunga diatas makam Papa dan membacakan doa untuk Papa tercinta.“Papa, anak kita Gina sudah kembali. Saat ini dia sudah menikah dan memiliki dua orang anak kembar. Lihat lah anak pertama kita juga sudah menikah dan memiliki seorang istri yang cantik. Aku, anak- anak dan menantu datang kesini ingin ziarah sama kamu Pa. Maafkan Mama yang sudah lama tidak datang kesini, tapi mulai hari ini kita akan sering bertemu Pa. Karena, Mama sudah memutuskan untuk tinggal di kampung. Mama ingin selalu dekat dengan Papa,” ujar Mama Ratih yang menjelaskan pada suaminya yang sudah tiada.Kinan dan yang lainnya merasa sangat sedih mendengar curahan hati Mama pada suaminya yang telah tiada. Kinan mengelus sang Mama dengan penuh kasih sayang.“Mama jangan nangis lagi ya, aku dan Bang Andre akan selalu menjaga dan melindungi Mama,” ucap Kina
Pagi ini Arsen, Kinan, Andre dan Ira sudah siap. Mereka akan mengantar mama Ratih ke kampung halaman. Mengendarai mobil masing-masing. Sepanjang perjalanan mereka asyik mengobrol dan si kembar asyik bernyanyi.“Lihat bang, anak-anak terlihat sangat senang diajak ke kampung halaman,” ujar Kinan yang memperhatikan anak-anaknya.“Iya mereka begitu senang diajak ke kampung.”“Sayang kalian senang ya diajak pulang ke rumah Oma?” tanya Kinan pada kedua anaknya.“Iya Mommy, aku dan adik senang di ajak ke rumah Oma,” ucap Frederick pada sang Mommy.“Kalau adik Nicholas gimana, apakah senang juga kita ke rumah Oma?” tanya Kinan pada Nicholas.“Aku juga senang Mommy, dan sampai disana aku bisa bermain,” katanya yang sudah ingin cepat- cepat sampai di kampung.Kinan tersenyum mendengar celoteh kedua anak kembarnya. Dia merasa bersyukur memiliki kedua anak yang pintar dan Soleh. Selain itu, dia juga memiliki suami yang sangat perhatian padanya dan pada anak-anak juga.“Sebentar lagi anggota kelua
Mereka tiba di rumah Mama Ratih. Kinan, Baby twins dan juga Suster langsung disambut Mama Ratih dan Ira.“Selamat datang cucu Oma tersayang! Sudah lama sekali kita tidak bertemu ya,” kata Mama Ratih pada anak dan kedua cucunya.“Oma! Aku mau makan kue,” rengek Baby Nicolas.“Ayo kita masuk! Oma sudah buat kue untuk cucu-cucu nenek yang ganteng ini,” ucap Mama Ratih yang langsung menemani si kembar masuk.“Bagaimana kabar kak Ira? Apakah semuanya sehat?” tanya Kinan pada kakak iparnya.“Alhamdulillah kabar saya baik, bagaimana kabarmu Bu?” Tanya Ira.“Jangan panggil Ibu dong! Masa Kakak Ipar manggil aku ibu sih! Panggil adik atau panggil nama saja.” Kinan meminta Ira untuk memanggil dirinya dengan sebutan nama saja.“Baiklah aku akan memanggilmu dengan sebutan nama saja,” ujar Ira pada Kinan.“Nah gitu dong, kalau panggil pakai nama kan terlihat lebih akrab,” kata Kinan pada Ira.“Ya sudah kita masuk yuk, aku sudah lapar,” ucap Kinan yang sedikit pelan.“Kebetulan tadi Mama sudah masak
Setelah kematian Pak Rudi, Kinan sering merasa bersalah pada dirinya sendiri. Dia merasa belum bisa jadi anak yang membahagiakan orang tuanya.“Sayang, kamu menangis?” Tanya Arsen pada Kinan.“Aku hanya ingat sama Ayah dan Bunda, aku kangen sama mereka,” ucap Kinan yang meneteskan air mata.“Sebaiknya kamu kirim doa untuk Ayah dan Bunda.” Arsen memberikan saran pada Kinan.“Iya bang, setiap sujudku selalu ku panjatkan doa untuk Ayah dan Bunda,” jelas Kinan pada Arsen.“Iya sayang, apapun yang kamu lakukan, aku akan selalu mendukungmu,” ujar Arsen pada Kinan.“Sudah jangan menangis lagi sayang,” ucapnya pada Kinan.“Iya bang.”Arsen memeluk sang Istri, Kinan yang di peluk pun merasakan kehangatan dari pelukan sang Suami. Kinan bersyukur di saat dirinya terpuruk masih ada sang suami yang memperhatikan dirinya.“Sayang, Abang mau ke kantor dulu ya. Kamu di rumah, jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak melamun ya sayang,” pesan Arsen pada sang Istri.“Iya bang, hati-hati di jalan ya. A
“Nggak mungkin Ayah meninggalkan aku! Ini semua bohong kan Bang! Jawab aku bang, jangan diam saja!” Teriak Kinan dengan histeris.“Sayang kamu tenang ya, kasihan baby yang ada di dalam sini kalau kamu nggak tenang sayang,” jelas Arsen pada Kinan.“Ayah,bang, dia sekarang sudah pergi meninggalkan aku, hiks hiks hiks,” ucap Kinan dengan deraian air mata.“Ikhlaskan ya sayang, ini semua sudah takdir dari yang Maha Kuasa, kita harus mengikhlaskan semua yang sudah terjadi,” Arsen menenangkan sang istri.“Ayo kita masuk sayang,” ajak Arsen pada sang istri.Mereka berdua masuk ke ruang operasi yang dimana masih tergeletak jasad Pak Rudi di atas bed pasien. Terlihat senyum di wajah Pak Rudi. Kinan baru saja akan menemui jasad Ayahnya. Namun, Dokter dan Suster meminta Kinan dan Arsen keluar dari ruang operasi.“Pak, Bu, maaf jenazah pasien akan kami pindahkan ke ruang jenazah,” ucap seorang Suster yang akan mendorong bed pasien keluar dari ruang operasi.“Baik Suster, silahkan, “ ujar Arsen ya
Setelah acara pernikahan Olivia, semua keluarga sudah pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Kinan dan keluarga kecilnya telah pulang ke rumah. “Capek banget Bang,” keluh Kinan pada sang suami. “Kalau kamu capek biar Abang gendong ya,” jawab Arsen yang langsung membopong Kinan, dalam pangkuannya. “Terima kasih ya bang, kamu selalu ada di saat aku membutuhkanmu,” ucap Kinan pada sang suami. “Iya sayang, apa pun akan abang lakukan asalkan, kamu dan anak-anak bahagia,” ujarnya pada Kinan. Kinan mengalungkan tangan di leher Arsen. Dia merasa bahagia karena, Arsen memanjakan dan menyayangi dirinya dengan baik. Arsen membawa Kinan masuk ke dalam kamar dan membaringkan sang istri di atas King size yang selama ini mereka pakai memadu kasih. “Sebaiknya kamu istirahat ya, sepertinya baby kita kecapean dan Mommy nya harus beristirahat,” Arsen meminta sang istri untuk beristirahat. “Iya bang, terima kasih ya sudah mau memanjakanku,” ucapnya pada Arsen. “Iya sayang,” jaw