m“Maaf anda cari siapa ya?” Tanya Kinan.“Saya mencari Nenek Mirna. Apakah nenek ada?” Tanya seorang laki-laki tersebut.“Nenek ada di dalam.Maaf anda siapa ya?” Tanya Kinan.“Oh iya perkenalkan saya Andre dan saya datang kesini mau lihat tanah yang akan saya beli dari Nenek Mirna,” ucapnya pada Kinan.“Kinanti,” jawab Kinan.Kinan mempersilahkan tamunya masuk. Dia langsung memberitahukan pada Nenek. Jika di depan ada tamu.“Baiklah nenek akan menemui nak Andre terlebih dahulu. Tolong buatkan air untuk nak Andre ya,” nenek meminta pada Kinan untuk membuatkan air minum.“Baik nek.”Nenek pergi menuju ke ruang tamu. Dia melihat seorang pemuda yang sedang duduk di kursi bambu. Nenek menyapa tamunya tersebut.“Maaf nak Andre menunggu nenek terlalu lama,” ucap nenek meminta maaf pada Andre.“Ah tidak apa-apa nek. Lagi pula saya baru saja tiba,” jawab Andre. Nenek membicarakan tanah yang akan di jual pada Andre. Tidak lama Kinan membawa minuman yang akan disuguhkan pada tamu nenek. Andre y
“Ayo ikut ibu!” Ucap Bu Susi.“Kita mau kemana ibu?” Tanya Olivia.“Kamu harus melakukan aborsi di klinik teman ibu,” ujar bu Susi.“Apa aborsi!” Ucap Olivia dengan kaget.“Iya Oliv secepatnya kamu harus melakukan aborsi. Ibu memiliki teman seorang Dokter, dia bisa melakukan aborsi pada pasien yang meminta tolong padanya. Ibu mau minta tolong padanya agar kamu bisa aborsi di kliniknya,” ucap bu Susi pada Olivia.Olivia terdiam dia sudah membayangkan jika aborsi apa yang akan terjadi dengannya nanti. Dia membayangkan saja sudah ngeri apalagi melakukannya. Apalagi ini dia harus melakukan aborsi langsung.“Bu, apakah tidak ada cara lain lagi selain melakukan aborsi?” Tanya Oliv.“Tidak ada cara lain lagi Oliv. Selain kamu melakukan aborsi,” ujar Bu Susi.“Ibu akan menelpon dulu Dokter yang akan melakukan aborsi. Kamu siap-siap ya jika dia ada waktu maka kita langsung jalan ke kliniknya,” Bu Susi memberitahu Oliv untuk bersiap-siap. Oliv hanya menganggukkan kepala. Bu Susi meminta Oliv m
“Dokter tolong anak saya Olivia! Dokter tolong!” Teriak bu Susi.“Bu, sepertinya Olivia mengalami pendarahan! Secepatnya kita bawa dia ke rumah sakit,” ucap Dokter Ririn.“Apa pendarahan!” Bu Susi sangat kaget mendengar penjelasan dari Dokter Ririn.Mereka membawa langsung Olivia ke Rumah sakit. Setibanya di Rumah sakit Olivia langsung diberikan tindakan medis. Dokter yang memeriksa keadaan Oliva dapat memastikan jika Oliv sudah melakukan aborsi pada janinnya tersebut. Sedangkan pagi ini Arsen merasa sangat mual. Segera dia memuntahkan semua makanan yang ada di dalam perut. Dia segera menelpon Ricky agar segera memanggilkan Dokter untuk memeriksakan keadaannya saat ini.Tok tok tok! Terdengar suara ketukan pintu dari luar apartemen. Ternyata Dokter Rio yang datang ke apartemen Arsen. Arsen mempersilahkan Dokter Rio masuk dan memeriksakan keadaannya saat ini.“Apa yang harus saya bantu Tuan Arsen?” Tanya Dokter Rio.“Sudah beberapa hari ini saya setiap pagi hari selalu muntah. Saya ng
Arsen keluar dari dalam mobil. Dia memandang satu persatu dari kedua orang yang ada di hadapannya. Arsen menuju pada kedua orang tersebut.“Apa maksudmu menghadang mobil kami!” Ujar salah satu dari mereka menunjuk arsen.“Lepaskan wanita yang kalian sandra itu!” Tegas Arsen.“Ha ha ha apa kau bilang lepaskan! Dia itu target kami. Karena, Bos menginginkan wanita itu!” Ucapnya dengan nada suara yang tinggi.“Sudah lebih baik kita beri pelajaran saja laki-laki ini,” mereka sudah siap menghajar Arsen.Dengan cepat Arsen dapat menangkis serangan dari mereka berdua. Terdengar suara pukulan yang dilayangkan Arsen pada kedua orang tersebut. Arsen masih bertahan dengan lawannya yang tidak seimbang. Dirinya hanya sendiri sedangkan lawannya dua orang. Namun, dia dapat mengalahkan keduanya.Buk buk buk terdengar suara pukulan yang diberikan Arsen pada keduanya. Mereka tersungkur di atas tanah. Dengan cepat Arsen langsung menuju ke arah mobil kedua orang itu. Dia langsung membuka pintu mobil belak
Arsen masih berada di Bandung. Dia tidur di rumah nenek. Hari-harinya kini ceria kembali tidak seperti hari-hari yang lalu selalu murung dan terlihat cuek pada semua orang. Namun, setelah bertemu kembali dengan Kinanti hidupnya terasa senang.“Dek, kamu mau kan ke Jakarta lagi?” Tanya Arsen pada Kinan.“Bang sebenarnya aku lebih nyaman tinggal disini bersama dengan nenek,”jawabnya pada Arsen.“Tapi aku takut jika kamu tinggal disini hanya berdua saja dengan nenek. Aku takut kejadian kemarin terulang kembali,” ujar Arsen yang khawatir pada Kinan.Kinan mengerti kenapa Arsen bersikap seperti itu. Dia tidak ingin kehilangan dirinya lagi. Kinan mendekat pada Arsen dan berbicara dengan pelan.“Abang nggak usah khawatir ya. Aku bisa jaga diri,” ucap Kinan.“Gimana aku nggak khawatir sama kamu dek. Kemarin aja kamu hampir di culik sama orang! Bagaimana aku bisa tenang ninggalin kamu sama nenek disini!” Ucapnya dengan tatapan gusar pada Kinan.“Kalau begitu biar aku perintahkan anak buahku unt
Setelah tiga hari rawat inap di Rumah sakit. Akhirnya, Olivia diperbolehkan pulang. Dokter meminta Oliv jangan melakukan aktivitas yang terlalu berat dulu.“Ingat ya Bu Olivia sesampainya di Rumah nanti. Bu Olivia tidak boleh melakukan aktivitas yang berat dulu. Karena, kami takut jika bu Oliv mengalami pendarahan hebat,” ucap Dokter yang meminta Olivia beristirahat.“Baik Dokter. Ucapan Dokter akan saya ingat,” jawab Olivia.“Silahkan ibu tebus obat untuk bu Olive minum di Rumah nanti,” Dokter memberikan resep obat untuk Olive minum sesampai di rumah nanti.“Baik Dokter.”Selesai menuliskan resep obat. Dokter langsung meninggalkan Bu Susi dan Olivia. Bu Susi segera menuju ke apotek untuk menebus obat Olivia.“Nak, ibu ke apotek dulu ya. Mau nebus obat untuk kamu minum setelah pulang sampai rumah nanti,” ucapnya pada Olivia.“Iya bu. Hati-hati di jalan ya dan cepat kembali,” ujar Oliv yang meminta ibunya untuk berhati-hati.“Iya ibu pasti kembali lagi,” ujarnya pada Olivia.Bu Susi pe
“Sayang ternyata kamu ada disini juga!”“Beberapa hari ini aku mencarimu di rumah tapi tidak ada. Ternyata, kamu berada disini,” ucap seorang wanita.Arsen dan Kinan menoleh ke arah suara wanita tersebut. Ternyata Jesika yang berada di belakang mereka. Arsen merasa geram melihat Jesika yang berada di tempat yang sama dengannya.“Ternyata kau mengikutiku sampai disini! Sampai segitunya ya kamu tertarik padaku. Kemanapun aku pergi kau selalu mengikutiku,” Arsen menatap Jesika dengan raut wajah dingin.“Ah kau salah sayang, aku kesini karena sedang ada pemotretan di pantai ini. Lihatlah disana banyak teman-teman seprofesi denganku,” ucap Jesika yang menunjuk teman-temannya yang berada di tempat yang sama.“Ayo sayang kita pulang saja,” ajak Arsen pada Kinan.“Wah ada wanita hamil di luar nikah ternyata ha ha ha! Nggak malu tuh sama tetangga belum menikah tapi sudah hamil duluan,” ucap Jesika yang menyudutkan Kinan.“Berhenti kamu berbicara seperti itu! Secepatnya aku akan menikahi Kinan.
Pagi hari pun tiba, Arsen sudah bersiap dan Bodyguard yang dia pesan sudah tiba di rumah nenek. Arsen berpesan pada mereka berdua untuk menjaga Kinan dengan baik. Selesai berpamitan dengan Kinan dan nenek.“Sayang jaga diri dengan baik ya,” ucap Arsen pada Kinan.“Iya abang juga hati-hati di jalan,” jawab Kinan pada Arsen.Arsen menuju ke arah mobilnya. Dia menghidupkan mesin mobil dan melambaikan tangan pada Kinan dan Nenek. Setelah itu mobil melaju dengan kecepatan rata-rata. “Selamat pagi bu. Jika ibu Kinan memerlukan sesuatu jangan sungkan untuk mengatakan pada kami,” ucap salah satu bodyguard tersebut.“Terima kasih ya pak. Oh iya nama Bapak siapa?” Tanya Kinan.“Nama saya Robi dan ini teman saya namanya Niko,” ucap pengawal yang bernama Robi.Kinan mempersilahkan mereka duduk di kursi teras rumah. Nenek tidak lupa menjamu pengawal Kinan dengan baik. Nenek mempersilahkan mereka untuk makan.“Silahkan di makan ya Bapak-bapak,” ucap Nenek.“Terima kasih nek,” jawab mereka.“Pak sil