Share

Bab 5

Kantor tuan muda Reynold terlihat begitu ramai, ada beberapa orang berdiri di pojok ruang tunggu dan beberapa diantaranya bergerombol di beberapa sudut.

"Sekretaris Pete!" teriak seorang kariawan wanita yang melihat sekretaris Pete berjalan cepat menuju ke arah ruangannya.

"Iya Maria, ada apa?" tanya sekretaris Pete pada wanita muda yang merupakan seorang resepsionis yang bekerja di gedung E, tempat di mana tuan muda Reynold berkantor.

"To-tolong saya, beberapa gadis di luar ingin bertemu dengan tuan muda, saya tidak mengizinkanya karena mereka belum membuat janji." Mendengar itu, sekretaris Pete terlihat mengerutkan dahi.

"Baiklah, coba aku lihat mereka dulu." ucap sekretaris Pete, lalu dia berjalan menuju ke arah ruang tunggu yang terlihat ramai itu.

"Ibu, bapak, apa yang sedang kalian lakukan di sini," tannya sekteraris Pete pada beberapa orang yang ada di ruang tunggu itu.

"Nah itu dia."

"Iya itu sekretaris Pete."

"Benar, ayo segera temui dia."

Itu diantaranya yang beberapa dari mereka ucapkan ketika melihat sekretaris Pete.

"Sekretaris Pete, saya ke sini bersama cucu saya Maria, dia adalah gadis perawan, saya ingin mengenalkannya kepada tuan muda," ucap seorang nenek yang sudah cukup tua namun terlihat kuat itu.

"Nenek, dari mana kau mendapat informasi itu?" tanya sekretaris Pete penasaran.

"Saya tau dari ibunya Anna, dia menyampaikan jika tuan muda dari Hamzah Grup sedang mencari gadis perawan seutuhnya untuk dijadikan istri," ucapnya menjelaskan.

Jadi, mereka semua yang berkumpul di kantor tuan muda Reynold adalah beberapa orang yang mendapat informas dari keluarga Anna, informasi mengenai pencarian perawan seutuhnya yang dilakukan oleh tuan muda Reynald, layaknya sebuah sayembara.

Anna adalah gadis pertama yang dibawa sekretaris Pete dua hari yang lalu.

Begitu cepat berita itu berkembang, hingga menjadikan semua orang ramai membicarakannya.

Tentu semua orang ingin menjadi bagian dari Hamzah Group, apalagi menjadi menantu  untuk pewaris tunggalnya.

Dengan sedikit gugup, sekretaris Pete segera melangkah pergi, dia ingin menemui tuan muda Reynold dan memberitahunya mengenai hal ini.

***

"Tu-tuan muda, di luar sudah ada beberapa gadis yang ingin menemuimu, mereka semua adalah gadis prawan yang mungkin salah satunya adalah yang kau cari," ucap sekretaris Pete setelah berada di dalam ruangan tuan muda Reynold atau biasa disebut CEO muda Hamzah Grup.

Seperti biasa Reynold yang merupakan CEO ternama tengah sibuk dengan pekerjaanya, duduk di depan laptop yang sedari tadi membantunya bekerja. Wajahnya serius, sepertinya pekerjaanya begitu banyak.

Reynold menghela nafas panjang, dia benar benar kesal dengan apa yang baru didengarnya.

"Sekretaris Pete! kau pikir apa aku ini, ini bukan sayembara. Jika mereka ingin menemuiku kau harus mengundangnya, bukan mereka yang datang," ucap Reynold kesal.

Sekretaris Pete hanya terdiam, dia juga mulai kesal karna harus berada pada situasi yang membingungkan ini.

"Ba-baik tuan muda," ucap sekretaris Pete dan setelahnya dia berlalu pergi.

"Maria, data saja mereka semua, beritahu kepada mereka jika ini bukan sayembara, mereka harus menerima undangan sebelum bisa datang ke sini," ucap pengacara Pete pada Maria.

"Ta-tapi sekretaris Pete, saya tidak berani, mereka memaksa masuk," ucap Maria yang sedari tadi diberondong banyak pertanyaan karna telah membuat mereka menunggu.

"Ah ya sudah, biar aku yang menemui mereka," ucap sekretaris Pete sedikit kesal.

Sekretaris Pete berjalan ke arah ruang tunggu, dia yakin beberapa orang di sana masih menunggunya.

Betapa kagetnya dia ketika mendapati jumlah orang yang semakin banyak. Dia tidak menyangka jika antusias masyarakat akan begitu dahsyat, mungkin ada sekitar 50 orang lebih, itu baru dari satu tempat informasi, belum lagi setelah ini, mungkin seluruh perawan di kota Jakarta akan mendatanginya, untuk sekedar bisa bertemu dengan tuan muda Reynold.

"Baiklah, sebaiknya begini, kalian tulis saja nama kalian, aku akan segera menghubungi." ucap sekretaris Pete kepasa semua orang yang sudah menunggu.

"Sekretaris Pete, kami sudah menunggu sejak pagi, bisa kah kami bertemu tuan muda, dia harus melihat perawan kami," ucap seorang Nenek yang berusia sekitar tujuh puluh tahun namun masih terlihat segar dan cantik.

"Maaf nenek, itu sudah menjadi keputusan tuan muda, kalian harus mendapat undangan sebelum bisa menemuinya. Mengertilah, atau jika tidak kalian tidak akan pernah bertemu dengan tuan muda Reynold," ucap sekretaris Pete yang mulai lelah dan sedikit kesal.

"Tapi sekretaris Pete, kau juga harus memahami, kami datang dari jauh. Lihatlah perawanku sebentar," ucap nenek itu sambil mendorong seorang gadis yang dia akui sebagai cucunya.

Sekretaris Pete tersentak kaget, nampak memelototkan mata ke arah gadis itu.

Tentu dia masih perawan, usianya saja baru sekitar dua belas tahun.

"Sebaiknya begini, yang bisa menemui tuan muda Reynold adalah gadis yang sudah dewasa, minimal dua puluh tahun, tolong jangan bawa anak anak kemari, kami bisa bermasalah dengan itu," ucap sekretaris Pete yang mulai tidak habis pikir.

"Baiklah sekretaris Pete, kami akan menyerahkan nomor telephon kami dan data pribadi anak perempuan kami. Jangan lupa untuk menghubungi kami," ucap seorang pria separuh baya yang sepertinya juga bersama anak gadisnya.

Sekretaris Pete mulai menghela nafas panjang, benar benar gila. Ini harus segera berakhir, jika tidak dia akan sering sakit kepala karna hal ini.

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Galgadot
Kalimat2nya bertele tele banyak yg penjelasan berulang yg sebenarnya tdk perlu
goodnovel comment avatar
annada Rai
koin nya mehong
goodnovel comment avatar
Agung S
koinnya terlalu mahal
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status