Home / Thriller / Gadis Persinggahan / Bab 23: Labirin Ketakutan

Share

Bab 23: Labirin Ketakutan

Author: Alyantha_Z
last update Huling Na-update: 2025-12-25 16:32:25

Lampu kamar hotel nomor 1402 berkedip redup, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari di dinding ruang tamu yang sempit. Sarah berdiri di tengah ruangan, napasnya memburu, sementara tangannya gemetar hebat saat mencoba memasukkan beberapa lembar pakaian terakhir ke dalam koper yang terbuka. Di atas meja, paspor dan tumpukan uang tunai berserakan, tiket baginya untuk menghilang dari radar Tri dan Raihan.

"Kamu mau pergi ke mana, Sarah? Pelabuhan mana yang menurutmu cukup aman untuk orang seperti kita?"

Suara itu datang dari sudut ruangan yang gelap, dari sebuah kursi bersandaran tinggi yang membelakangi lampu. Sarah tersentak, menjatuhkan sepotong gaun sutra ke lantai. Jantungnya seolah berhenti berdetak saat kursi itu berputar perlahan, memperlihatkan dr. Tri Ananda Putri yang sedang duduk dengan tenang, menyilangkan kakinya yang jenjang dengan keanggunan seorang ratu yang sedang meninjau wilayah jajahannya.

"Tri... bagaimana kamu...?" suara Sarah
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Persinggahan   Bab 29: Jejak di Lantai Limabelas

    Suara napas Adrian yang teratur di balik selimut sutra seharusnya menjadi melodi yang menenangkan bagi seorang pengantin baru. Namun, bagi Tri, setiap detik yang berlalu terasa seperti detak jam bom yang siap meledak. Dengan gerakan yang sangat hati-hati, ia bangkit dari sisi tempat tidur, memastikan berat tubuhnya tidak menimbulkan guncangan yang bisa membangunkan suaminya.Tri melangkah menuju ruang kerja kecil di sudut penthouse. Di sana, di balik pintu geser yang tersamar oleh panel kayu, ia mengeluarkan sebuah laptop tipis tanpa logo yang ia simpan di dalam kompartemen tersembunyi koper riasnya. Layar laptop itu menyala, membiaskan cahaya biru yang tajam ke wajah Tri yang kini tampak sedingin pualam."Masuk, Dina," bisiknya setelah mengenakan earpiece nirkabel."Aku sudah di dalam server keamanan hotel, Tri," suara Dina terdengar melalui enkripsi suara yang berat. "Data CCTV di lantai ballroom baru saja kuhapus sebagian, hanya bagian di mana kamu mene

  • Gadis Persinggahan   Bab 28: Pesan di Balik Gaun Pengantin

    Malam yang seharusnya menjadi puncak kemenangan dan kebahagiaan itu seketika berubah menjadi lorong gelap yang pengap. Di kamar penthouse hotel mewah yang menghadap langsung ke kerlap-kerlip lampu Jakarta, Tri Ananda Putri berdiri mematung di depan meja rias. Gaun pengantin satin putihnya yang megah, dengan detail renda buatan tangan yang rumit, masih melekat di tubuhnya. Namun, jemarinya yang terbungkus sarung tangan transparan bergetar hebat saat ia menggenggam sebuah benda kecil yang ia temukan terselip di dalam kotak kado tanpa nama di tumpukan hadiah VIP. Sebuah botol kaca kecil tak berlabel. Di dalamnya terdapat cairan bening yang memantulkan cahaya lampu kristal kamar dengan cara yang aneh, dan di dasarnya, terukir angka "04" dengan cat merah yang nyaris menyerupai warna darah kering. "Tri? Ada apa? Kamu terlihat pucat sekali di cermin." Suara Adrian terdengar dari arah ruang ganti. Pria itu baru saja melepas jas hi

  • Gadis Persinggahan   Bab 27: Lahir dari Abu

    Lampu operasi itu tidak lagi terasa menyilaukan, ia kini terasa seperti panggung. Selama berminggu-minggu di dalam laboratorium terisolasi itu, Tri Ananda Putri telah belajar satu pelajaran berharga yang tidak pernah diajarkan di bangku kuliah kedokteran mana pun, rasa sakit adalah alat tukar, dan kehancuran adalah jubah penyamaran yang paling sempurna.Di atas meja bedah yang dingin, Tri membiarkan tubuhnya tetap lunglai. Ia mengatur napasnya agar tetap pendek dan tersengal, menirukan kondisi seseorang yang jiwanya telah benar-benar patah. Ia tahu Sarah sedang memperhatikannya melalui monitor di balik kaca satu arah. Sarah menyukai kerapuhan, wanita itu mendambakan momen di mana Tri benar-benar memohon untuk diakhiri. Dan Tri memberikannya apa yang dia inginkan."Kak Sarah..." gumam Tri, suaranya parau, nyaris tak terdengar di antara dengung mesin pendingin ruangan. "Tolong... hentikan. Aku tidak kuat lagi. Aku... aku hanya ingin tidur."Pintu geser labor

  • Gadis Persinggahan   Bab 26: Janji Berdarah

    Kilas Balik – Sepuluh Tahun Lalu.Bau antiseptik di klinik dr. Gunawan selalu membangkitkan memori yang ingin Tri Ananda Putri kubur dalam-dalam di dasar palung ingatannya. Di sanalah, sepuluh tahun yang lalu, ia pernah tergeletak dalam kondisi katatonik, sebuah raga tanpa jiwa yang hancur setelah menyadari bahwa pria yang ia puja sebagai "pelabuhan terakhir" Raihan Azizi hanyalah seorang predator yang menggunakan janji lamaran sebagai jerat untuk menjadikannya properti psikologis.Tri masih bisa merasakan dinginnya cincin perak tebal yang dulu melingkar di jarinya, sebuah simbol pengabdian buta yang akhirnya dipaksa lepas oleh tangan kekar Pak Darma. Ayahnya, pria dengan integritas yang tak tergoyahkan, adalah orang pertama yang merobek topeng karisma Raihan di koridor klinik itu. Tamparan keras yang mendarat di pipi Raihan hari itu seharusnya menjadi akhir dari segalanya, sebuah titik balik yang membebaskan Tri dari belenggu manipulasi."Aku ingin menjad

  • Gadis Persinggahan   Bab 24: Ruang Tanpa Udara

    Bau karat dan keringat yang asam memenuhi ruang kunjungan penjara yang sempit itu. Di balik sekat kaca yang tebal, Raihan duduk dengan tangan terborgol di atas meja besi. Wajahnya yang dulu angkuh kini tampak tirus, dengan bayangan hitam di bawah matanya yang menunjukkan bahwa tidur adalah kemewahan yang tidak lagi ia miliki. Rambutnya yang biasanya tersisir rapi kini tampak berantakan, menonjolkan urat-urat di keningnya yang berdenyut setiap kali ia menarik napas. Ia menanti pengacaranya dengan harapan tipis untuk penangguhan, namun yang muncul di balik pintu besi adalah sosok yang sama sekali tidak ia harapkan. dr. Tri Ananda Putri masuk dengan langkah yang bergema, seolah tumit sepatunya sedang memaku lantai semen yang dingin. Ia mengenakan mantel panjang berwarna krem yang elegan, kontras dengan seragam oranye kusam yang melekat pada tubuh Raihan. Tri tidak duduk. Ia berdiri di depan kaca, menatap Raihan dengan sorot mata yang begitu

  • Gadis Persinggahan   Bab 25: Labirin di Balik Pelukan

    Malam itu, Jakarta tampak seperti hamparan berlian yang berserakan di atas kain beludru hitam. Dari balkon unit griya tawang miliknya yang berada di lantai tiga puluh, Adrian menatap cakrawala dengan pikiran yang masih berkecamuk. Angin malam yang dingin berembus kencang, menerpa kemejanya yang tidak lagi rapi. Di tangannya, sebuah laporan dari tim investigasi internal rumah sakit tergeletak di meja kayu jati. Laporan itu menyatakan bahwa Sarah telah ditemukan dalam kondisi kritis di sebuah hotel akibat overdosis senyawa yang sangat spesifik, senyawa yang secara misterius terhubung dengan masa lalu kelam Raihan, sebuah residu kimia yang seharusnya sudah musnah sepuluh tahun silam. Pintu geser balkon terbuka perlahan dengan bunyi desisan halus. Tri melangkah keluar, mengenakan gaun tidur satin berwarna putih gading yang jatuh dengan lembut mengikuti lekuk tubuhnya. Wajahnya tampak pucat di bawah sinar bulan, matanya sengaja ia buat sedikit sembab, membe

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status