Share

Jangan-Jangan Kau Menyukai Kahyangan

Drrrrt! Drrrrt!

Dewa terhenyak dari lamunannya. Dia segera melirik ponsel yang masih dalam genggaman. Begitu membaca nama yang tertera di layarnya, dia pun segera menerima panggilan tersebut.

"Halo, Pak Guruh?" sapanya pada penelpon.

"Apa bapak hari ini sibuk?" tanya orang yang ada di seberang.

"Tidak juga, pak."

"Bagaimana kalau kita makan siang bersama?"

"Tidak masalah."

"Baik. Kalau begitu, aku tunggu bapak di tempat biasa."

"Baiklah."

Satu jam kemudian, Dewa sudah berhadapan dengan Guruh, rekan bisnisnya, dengan dijeda oleh sebuah meja yang penuh makanan satu sama lain. Mereka berdua memang sudah dekat sejak duduk di bangku kuliah. Ya bisa dikatakan kalau mereka bersahabat.

"Aku mengajakmu makan siang bersama karena selain kita sudah lama tidak semeja begini, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu. Ini soal anak-anak."

Dewa yang baru menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sendiri, melirik Guruh. "Anak-anak? Kenapa dengan anak-anak?"

"Anak-anak sudah lama sekali bertunangan. Men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status