Share

Bab 5. Takut Dengan Gairah Christian?!

"Ka ... kamu? Kenapa kamu ada di sini, hah?! Dasar pria miskin tidak tahu diri," hardik Laura.

PLak!! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Laura setelah berbicara tidak sopan, gadis berambut pirang itu emosi dan menatap tajam papanya sembari memegangi pipinya.

"Tutup mulutmu atau papa akan menendangmu keluar dari rumah!! Berani sekali kalian berdua berbicara tidak sopan kepada Pak Christian Abraham," bentak Fellix.

"Memangnya dia siapa? Kenapa papa dan om Fellix takut kepadanya?!" Timpal Mikha.

"Tuan Christian Abraham adalah pemilik Abraham Corporation, perusahaan raksasa yang bergerak di banyak industri. Perhotelan, klab malam, retail, dan masih banyak lagi. Cepat minta maaf kepada tuan Christian atau kau selamanya menjadi gelandangan yang tidur di jalanan," jelas Anthony dengan mata melotot ke arah putrinya.

"Bagaimana? Sekarang kalian berdua sudah tahu apa pekerjaanku, bukan?" Christian tersenyum sinis melihat wajah pucat kedua gadis yang terduduk lemas di kursi.

"Erick, cepat masuk kemari!!" Seru Christian.

Erick masuk ke dalam ruangan meeting bersama dengan 3 petugas polisi yang membuat nyali kedua gadis sombong menciut seketika, Laura dan Mikha langsung bersembunyi di belakang orang tua mereka.

"Tuan Christian, kenapa tuan memanggil polisi datang ke sini?" Tanya Fellix.

"Aku sudah melaporkan kedua gadis sombong itu atas tuduhan percobaan pembunuhan tunanganku, mereka menelanjangi Rain di tengah musim dingin lalu mengurungnya di dalam gudang," jawab Christian sembari menatap tajam ke Mikha dan Laura secara bergantian.

"Tidak!! Bukan kami, tapi Ashley!! Ashley yang menyuruh kami berdua untuk membully Rain, kalau kau mau menangkap pelakunya seharusnya kau menangkap Ashley," bantah Laura cepat.

"Benar, Ashley adalah orang yang menyuruh kami untuk mengurung si kutu ..., maksudku Rain. Ashley yang menyuruh kami berdua," timpal Mikha.

Christian menatap salah satu petugas polisi. "Sekarang anda sudah mendapatkan pengakuan mereka, bukan? Saya berharap kasus ini bisa segera di proses."

"Tuan Christian, bukankah masalah ini bisa dibicarakan secara baik-baik tanpa harus melibatkan polisi? Ini hanyalah masalah kecil lagipula tunangan anda baik-baik saja, 'kan? Saya mohon tolong lepaskan putri kami," ucap Anthony membela putrinya.

"Apa kau bilang? Masalah kecil? Nyawa tunanganku hampir melayang karena ulah putri manjamu dan kau bilang hanya masalah masalah kecil, huh?!" Bentak Christian, meradang dengan pernyataan Anthony.

"Erick!! Jangan beri pesangon untuk Fellix dan Anthony karena mereka korupsi uang perusahaan. Pastikan juga semua perusahaan di negara ini untuk memasukkan mereka berdua dalam daftar hitam," titah Christian dengan tatapan nyalang.

"Baik Tuan Christian," ucap Erick.

"Tuan Christian!! Kenapa anda melakukan ini kepada kami?!" Protes Fellix tidak terima.

"Karena aku ingin memberikan pelajaran kepada kalian semua. Aku paling benci dengan orang yang tidak jujur dan culas seperti kalian," jawab Christian.

"Tuan Christian, kami akan membawa dua gadis ini untuk diinterogasi. Kami pergi dulu," pamit salah seorang polisi.

"Baik, silahkan. Tangkap mereka semua yang terlibat dalam kasus percobaan pembunuhan Rain," ucap Christian.

"Baik, Tuan." Kedua polisi memborgol tangan Laura dan Mikha lalu membawa kedua gadis itu pergi ke kantor polisi.

"Lepaskan!! Kami tidak bersalah, kenapa kalian membawa kami?! Seharusnya kau juga menangkap Ashley," teriak Laura dan Mikha bersahut-sahutan.

Fellix dan Anthony terlihat emosi saat putri mereka diseret bagai tawanan, kedua lelaki itu tidak terima atas perlakuan kejam Christian akan tetapi mereka berdua tidak mempunyai kekuasaan ataupun kekuatan untuk melawan kekuatan Christian.

"Fuck!! Kami akan membalasmu, Christian!! Kami akan menghancurkanmu dan membuatmu menjadi seorang gelandangan," ujar Anthony.

"Lakukan saja!! Christian Abraham tidak pernah takut dengan ancaman receh kalian, sekarang cepat pergi dari perusahaanku atau aku sendiri yang akan menendang bokong kalian berdua ke jalanan," tantang Christian.

Fellix dan Anthony keluar dari ruang meeting dengan penuh amarah. Bagaimana mereka berdua tidak marah? Kedua lelaki itu sudah kehilangan muka, pekerjaan, harga diri dan putri mereka pun kini tersandung kasus pembullyan.

Nasib kedua pria itu kini tamatlah sudah karena tidak akan ada satu perusahaan pun yang akan menerima mereka bekerja karena pengaruh kekuasaan Christian, jika Christian sudah memblack list karyawan karena tersandung kasus korupsi atau perbuatan yang merugikan perusahaan maka data karyawan tersebut akan otomatis masuk ke data semua perusahaan di negara Amerika.

 "Damn!! Son of bitch!! Aku tidak akan pernah melupakan hari ini saat Christian menghinaku dan aku akan membuat perhitungan dengan si keparat sombong itu," maki Fellix.

"Aku juga. Tapi masalahnya sekarang adalah kita tidak mempunyai pekerjaan lagi, lalu kemana kita harus pergi untuk mencari pekerjaan?" Timpal Anthony.

"Masih ada satu tempat dimana kita bisa mendapatkan pekerjaan, lagipula kita sudah tahu seluk beluk perusahaan Christian dan aku yakin orang itu pasti mau memberi kita pekerjaan," ujar Fellix.

"Dimana? Siapa yang akan memberi kita pekerjaan?" Dahi Anthony mengerut, mencoba menebak orang yang dimaksud oleh Fellix.

"Jangan bilang ....."

"Benar, dia adalah Alex!! Musuh sekaligus saingan bisnis Christian, meskipun perusahaan Alex tidak sebesar atau sekuat perusahaan Christian setidaknya kita masih bisa bekerja . Mungkin saja Alex bisa membantu kita untuk membebaskan Laura dan Mikha," ucap Fellix cepat sambil tersenyum penuh arti.

"Aku setuju dengan idemu. Kapan kita harus menemui Alex?" Tanya Anthony tidak sabar.

"Secepatnya, tapi sebelum itu kita harus membalas perbuatan Christian." Fellix menatap Anthony yang sedang berdiri hadapannya.

"Caranya?"

"Kita akan menyebarkan berita buruk tentang Christian dengan begitu saham Abraham Company pasti akan anjlok bagai roller coster. Aku tahu rahasia memalukan Christian ? Kita akan menggunakannya sebagai senjata untuk menyerang Christian," jawab Fellix , menyunggingkan senyum penuh kelicikan.

Fellix dan Anthony bergegas masuk ke dalam mobil, kedua lelaki itu sedang menyusun rencana jahat untuk menjatuhkan Christian. Menjadi salah satu orang yang paling berpengaruh di dunia itu tidaklah mudah, bahkan setiap gerak-geriknya pun selalu diawasi oleh publik jika Christian sedikit saja melakukan kesalahan maka perusahaannya juga akan ikut terseret dan celah itu yang akan dimanfaatkan oleh Fellix dan Anthony.

****

Malam harinya.

Rain baru saja selesai mandi dan ia terlihat sangat segar, keluar dari kamar mandi dengan tubuh hanya terbalut handuk yang menutupi dada sampai separuh pahanya. Kulit putih mulus terlihat semakin bersinar saat tubuhnya basah, aroma harum sabun menguar di seluruh kamar.

Gadis cantik bermata hazel berjalan mendekati lemari untuk mengambil baju lalu ia bersiap melepaskan handuknya saat hendak memakai baju.

"Cepat lepaskan handukmu, aku sudah tidak sabar melihat tubuh indahmu untuk yang kedua kalinya," ucap Christian yang tengah duduk di sofa yang berada di sudut kamar.

Rain terkejut, ia panik dan langsung menutupi dadanya dengan kedua tangan. "Se ... sedang apa kau ada di kamarku? Kamu masuk dari mana? Seingatku sebelum mandi aku sudah mengunci pintu."

"Apa kau lupa kalau ini adalah rumahku? Aku bisa keluar masuk di kamar manapun yang aku mau meskipun kau telah mengunci pintu," jawab Christian.

Christian berjalan mendekati Rain dan memperpendek jaraknya dengan gadis, tapi, semakin ia maju dan mendekati Rain, gadis itu mundur selangkah demi selangkah hingga punggung Rain menabrak dinding. Kedua tangan kekar Christian mengukung tubuh Rain, kedua dada saling bersentuhan dan menekan satu sama lain.

Christian mendekatkan wajahnya ke leher Rain, mengendus aroma sabun menyegarkan dari tubuh sang gadis.

Rain terlihat sangat gelisah dan ketakutan saat pundak serta lehernya diendus oleh Christian., kedua tangan rampingnya mendorong dada kokoh Christian agar sedikit menjauh dari tubuhnya. "A ... apa yang kamu inginkan dariku?"

"Kalau kau bertanya apa mauku, maka kau akan menjawab ingin melemparkanmu di atas ranjang lalu menikmati malam panas menikmati tubuhmu," jawab Christian.

Rain terisak, ia terlihat sangat ketakutan. Berhadapan dengan lelaki yang usianya sudah matang yang mempunyai gairah besar seperti Christian benar-benar membuat Rain selalu dibayang-bayangi ketakutan akan kehilangan keperawanan yang bisa hilang kapan saja.

"Kenapa kamu selalu ketakutan dan menangis saat berdekatan denganku? Apakah aku sangat menakutkan bagimu? Saat semua perempuan rela menyodorkan tubuhnya untuk kunikmati tapi kau malah menangis," ujar Christian.

"Tolong menjauhlah dariku, kita bisa berbicara dengan cara yang normal tidak seperti ini," pinta Rain.

"Tapi aku suka berbicara secara intim. Dan pembicaraan kita akan lebih mengasyikkan jika aku melepaskan handuk yang menutupi tubuhmu," ucap Christian, tangannya bersiap melepaskan handuk Rain.

Tangis Rain pecah dan tangannya semakin kencang memegangi handuknya dari cengkeraman tangan Christian. "Tolong jangan lakukan, aku mohon kepadamu. Aku tidak mau bercinta,, aku tidak mau."

Christian semakin tertantang, rasa penasarannya akan kenikmatan tubuh Rain semakin besar apalagi saat ia  melihat reaksi sang gadis. Gairah Christian semakin membuncah di dadanya, hasratnya semakin memanas bagai letupan-letupan lahar gunung berapi yang siap meletus.

Christian mencengkeram kuat kedua bahu Rain lalu membawa sang gadis mendekati ranjang, tubuh Rain dilempar di atas ranjang. Kali ini Christian tidak main-main, ia sudah tidak kuat menahan hasrat yang membuat seluruh tubuhnya memanas, hanya dalam hitungan detik tubuhnya kini sudah berada di atas tubuh Rain.

Kedua tangan kekar Chiristian merentangkan kedua tangan Rain, mencengkeram erat kedua pergelangan tangan sang gadis, leher jenjang Rain kini menjadi target ciumannya.

"Arrggh!! Tolong hentikan, tolong lepaskan aku, Tuan Christian. Ampuni aku, tolong jangan lakukan ini kepadaku," teriak Rain sembari menolehkan kepalanya ke kanan lalu ke kiri untuk menghindari ciuman Christian.

"Tidak akan!! Kau adalah milikku dan aku bebas melakukan apapun yang aku inginkan," tolak Christian.

Saat gelora gairah Christian semakin memuncak, seseorang mengetuk pintu kamar Rain.

"Tuan Christian, ini saya, Erick!! Ada masalah besar yang ingin saya sampaikan," seru Erick sambil terus mengetuk pintu.

"PERGILAH!! JANGAN MENGGANGGUKU!!" Teriak Christian, emosi.

"Tuan Christian!! Saham perusahaan Abraham Corporation menurun drastis karena adanya rumor buruk tentang anda, jika anda tidak segera bertindak maka semua pemegang saham perusahaan akan menarik semua uang dari perusahaan," seru Erick dari luar pintu.

"BERENGSEK!!"

Christian berteriak emosi, ia menatap tubuh Rain yang lagi-lagi gagal ia nikmati malam ini. Ada masalah besar yang harus ia selesaikan jika ia abaikan begitu saja, perusahaan yang ia bangun dengan susah payah akan hancur begitu saja.

Bersambung.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Basri M Djulunau
semakin seru dan menegangkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status