Share

234. Kamu Sengaja, Rigen!

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2025-08-21 19:20:18

Matahari menembus celah tirai, cahaya tipis menyinari kamar mewah yang masih berantakan. Seprai kusut, bantal berserakan, dan aroma tubuh bercampur dengan keringat masih pekat di udara.

Rigen membuka mata lebih dulu. Ia menarik napas panjang, lalu menoleh ke samping—Ariella masih terlelap, wajahnya begitu tenang meski semalam ia sudah kelelahan. Senyum tipis melintas di wajah pria itu. Jemarinya dengan santai menyusuri garis rahang istrinya, lalu turun ke bibir yang sedikit bengkak karena terlalu sering ia cium.

“Cantik,” gumamnya pelan.

Ia nyaris bangkit dari ranjang ketika tubuh Ariella menggeliat, kelopak matanya bergerak, dan suara lirih keluar dari bibirnya.

“Hmhh... Rigen...”

Seolah hanya mendengar namanya, Rigen langsung kembali mendekat.

“Aku di sini, Sayang..”

Ariella mengerjap, lalu menatapnya dengan wajah yang masih setengah mengantuk.

“Pagi sudah?”

“Pagi. Tapi jangan berharap aku membiarkanmu bangun dengan damai.”

Rigen menunduk, mengecup bibirnya sekali lagi, lembut n
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   271. Tahan Aku

    “Aku bodoh…” Suara Ariella pecah lirih di kamar gelap itu. Ia duduk meringkuk di sudut ranjang, selimut menutupi tubuhnya, wajah basah oleh air mata. Tangannya gemetar, mencengkeram kain seakan itu satu-satunya pegangan. “Aku benar-benar bodoh kalau percaya pada janji Rigen… percaya kalau aku cukup untuk dia…” Air matanya jatuh tanpa bisa ditahan. Kata-kata Lily bergaung terus di kepalanya. ‘Rigen akan bosan dengan gadis bodoh seperti kamu…’ Setiap suku kata menusuk dadanya. Ariella menggigit bibir, menekan isakannya supaya tidak terdengar keluar. Ia benci terlihat lemah, benci menyadari betapa rapuhnya ia di hadapan seorang wanita yang bahkan baru saja masuk ke hidupnya. “Kenapa aku selalu jadi yang paling kecil? Kenapa aku tidak pernah cukup?” Tangannya bergerak ke leher, menyentuh bekas gigitan Rigen yang masih samar. Tanda itu semalam memberinya keyakinan bahwa dia dimiliki, bahwa Rigen benar-benar melihatnya. Tapi pagi ini, tanda itu seolah jadi bukti kejam betapa m

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   270. Hanya Teman??

    “Aku sudah bilang, aku tidak ingin melihatmu bersama dia lagi, Rigen!” Suara Ariella pecah, lantang, meski tubuhnya gemetar hebat. Matanya merah, air mata berkilat tapi ia berusaha menahannya agar tidak jatuh di depan pria yang selalu menuntut kekuatannya. Rigen berdiri di ambang pintu ruang tamu, wajahnya tetap dingin, tapi ada sedikit kerutan di dahinya. “Kamu bereaksi berlebihan, Ariella. Lily hanya—” “Hanya apa?” potong Ariella cepat, nadanya meninggi. “Hanya teman lama? Hanya wanita yang kamu biarkan duduk manis di sebelahmu, tersenyum seakan dia lebih tahu siapa kamu daripada aku yang sudah tidur di sisimu tiap malam?” Suara itu menggema, menusuk jantung Rigen yang terbiasa mengendalikan situasi. Untuk pertama kalinya, tatapan Ariella tidak sekadar menangis—tapi penuh luka bercampur api. Rigen mendekat dengan langkah mantap. “Kamu tidak tahu apa-apa tentang hubungan masa laluku dengannya.” Ariella mendongak, menatapnya dengan air mata yang akhirnya jatuh. “Kalau me

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   269. Aku Ingin Pergi

    “Aku tidak bisa lagi, Rigen… aku harus keluar dari sini!” Ariella berbisik dengan suara pecah. Air matanya masih membekas di pipi, gaunnya kusut karena sempat berusaha menyingkirkan tangan Rigen. Ia meraih pegangan pintu kamar dengan gemetar, tapi sebelum sempat memutarnya, tangan besar itu lebih cepat menarik pergelangan tangannya. “Kamu pikir bisa lari begitu saja dariku?” tanya Rigen.Suara Rigen berat, dingin, tapi ada nada getir yang nyaris tak bisa ia sembunyikan. Tubuh Ariella ditarik hingga membentur dadanya. “Aku bukan tahananmu!” Ariella meronta, matanya membara oleh rasa sakit. “Kamu sudah menghancurkan janji yang kamu ucapkan semalam. Kamu memilih Lily—” “Aku tidak memilih Lily!” bentaknya, membuat bahu Ariella bergetar. "Berhenti menyebut namanya seakan-akan dia berarti apa pun bagiku!” “Kalau memang tidak berarti,” ucap Ariella, membalas cepat, suaranya serak oleh tangis.“Kenapa kamu tidak menyingkirkannya? Kenapa kamu biarkan dia ada di sini, berdiri di depanmu

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   268. Siapa Lily?

    “Aku percaya padamu, Ariella.” Suara Rigen malam itu masih bergaung di kepala Ariella. Hangat, dalam, dan penuh ketegasan. “Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada di sisimu. Aku sendiri yang akan membuka semua kebusukan keluarga ini, supaya kamu tidak lagi jadi korban.” Ariella tersenyum getir dalam ingatan itu. Dia hampir percaya, hampir menyerahkan seluruh hatinya tanpa ragu. Namun pagi ini, semuanya bergetar runtuh. “Aku tidak menyangka kamu bisa berubah secepat ini, Rigen.” Suara seorang wanita terdengar dari balik pintu ruang kerja. Ariella, yang sedang berjalan membawa nampan sarapan, berhenti mendadak. Tubuhnya menegang, jantungnya berdegup tak karuan. Suara itu bukan suara pelayan, bukan anggota keluarga yang ia kenal. Suara lembut tapi menusuk, seolah penuh kepemilikan. Dia menelan ludah, melangkah pelan mendekat ke pintu yang sedikit terbuka. Dari celah itu, matanya membeku. Seorang wanita dengan rambut hitam panjang, gaun sederhana, berdiri di hadapan

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   267. Aku Tidak Tahu Apa-apa

    Ketukan di pintu itu membuat udara di kamar seolah berhenti berputar. Rigen berdiri kaku, sorot matanya menggelap, sementara Ariella masih terisak di meja rias dengan tubuh gemetar. “Surat itu… dari siapa?” Suara Rigen rendah tapi menekan saat bertanya. Pelayan di luar menjawab terbata, “Tuan, seseorang datang. Ia mengaku bekas pelayan keluarga besar Ataraka. Katanya… dia membawa surat yang dulu disembunyikan Nyonya Elvira.” Rigen terdiam sejenak. Rahangnya mengeras, kedua tangannya mengepal sampai urat-uratnya menonjol. “Ibu…” gumamnya dengan suara serak penuh kebencian. Ariella menoleh kaget. “Ibu… maksudmu ibumu? Bukankah—” “Ya,” potong Rigen tajam. Tatapannya menusuk, penuh luka lama. “Dia masih hidup, Riel. Dan tidak ada yang lebih berbahaya daripada wanita itu.” Ariella tercengang. “Aku… aku tidak tahu apa-apa tentang ini, Rigen. Sungguh. Aku tidak pernah—” Rigen mendekat, menatapnya lurus, seolah ingin membaca hatinya. Beberapa detik yang panjang berlalu, sebelum akh

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   266. Jelaskan Padaku!

    "Aku tidak mengerti kamu, Rigen…" Suara Ariella lirih, bergetar ketika ia berdiri membelakangi cermin besar di kamar. Rambutnya terurai kusut, bahunya masih terlihat lemah. "Kamu bilang mencintaiku, tapi caramu selalu menyakitkan." Rigen, yang duduk di kursi dengan kemeja putih terbuka sebagian, mendongakkan kepala. Tatapannya tajam menusuk, tapi ada sesuatu yang tersembunyi di balik itu. Bukan sekadar amarah, melainkan kegelisahan yang tak ia akui. "Aku sudah bilang berkali-kali, Riel," jawabnya pelan tapi tegas. "Aku tidak tahu cara mencintai dengan lembut. Aku hanya tahu cara memastikan kau tidak pernah bisa meninggalkanku." Ariella menoleh cepat, matanya berkaca-kaca. "Itu bukan cinta! Itu… penjara, Rigen!" Pria itu bangkit, langkahnya mantap. Setiap gerakan menimbulkan aura tekanan yang membuat Ariella secara naluriah mundur selangkah. Namun punggungnya segera menempel pada meja rias, tak ada jalan untuk lari. Rigen berdiri sangat dekat, wajahnya menunduk hingga nap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status