Senja Yang Di Hadirkan

Senja Yang Di Hadirkan

last updateLast Updated : 2025-05-23
By:  TyarasaniOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 ratings. 5 reviews
41Chapters
4.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Ariana menarik napasnya dalam-dalam, ketika ia mendengarkan permintaan kedua mertuanya. "Pernikahan kalian sudah menginjak tahun ke lima, Ariana. Janganlah menundanya terus, kami mau cucu laki-laki dari Sagara!" ucap Alex, Papa mertuanya. "Iya, Mama juga Ariana. Sebenarnya, apa yang kamu takutkan?" sela Arisa, Mama mertuanya. "A-aku hanya belum siap saja," jawab Ariana lirih. "Alasan kuno. Seharusnya, sebelum menikah itu kamu pikirkan ini baik-baik! Kamu mau kami mati berdiri karena terlalu lama menunggu cucu dari Sagara?" "Tidak begitu," bantah Ariana. 'Bagaimana caraku menjelaskan semuanya kepada mereka? Bahwa aku memang sudah di vonis mandul oleh beberapa Dokter yang menanganiku.' "Kami tidak mau tahu, Ariana. Kami mau generasi kami tidak berhenti sampai Sagara. Kalau kamu kukuh dengan kata-kata belum siap, maka izinkan Sagara menikahi perempuan lain yang bisa memberinya keturunan!" Degh. Bagaimana kisah Ariana dan Sagara? Simak ceritanya, yuk! Eits, jangan lupa untuk follow akun author. Lalu subscribe dengan tambahkan ke daftar bacaan kalian+ review lima bintang, ya!

View More

Chapter 1

Percobaan Bunuh Diri

**

Sagara meninggalkan kantornya dengan langkah yang tergesa-gesa. Lelaki tampan itu tampak panik setelah mendapat telepon dari kepala pelayan di rumahnya.

"Maaf, Tuan Saga, anda mau kemana? Sepuluh menit lagi Anda ada meeting dengan klien penting dari Kalimantan," ucap Riko, asisten pribadinya berusaha mengingatkan.

"Batalkan saja!" jawabnya singkat.

"Ta-tapi, Tuan-"

"Apa kau tuli, Riko? Ini lebih penting dari sekadar bisnis. Nyawa Ariana sedang terancam!" potong Sagara dengan cepat.

"Baik, Tuan."

Riko dengan cepat mengikuti langkah majikannya, dan segera menuju kemudi setelah membukakan pintu untuk tuannya.

"Tujuan kita kemana, Tuan?"

"Rumah Sakit Harapan Kasih."

"Siap, Tuan."

Riko memacu kecepatan laju kendaraannya lebih cepat dari biasanya. Setelah sampai di lokasi rumah sakit, Sagara minta di turunkan tepat di depan IGD rumah sakit Harapan Kasih.

"Ariana, bertahanlah!" gumamnya pelan, pandangannya ia arahkan ke sembarang arah demi mencari keberadaan Bi Riris, kepala pelayan di rumahnya.

"Tuan!"

Wanita paruh baya menghampirinya dan langsung membungkukkan badannya sebentar. Ya, dia adalah Bi Riris.

"Bi, di mana Ariana?" tanya Sagara, ia menatap wajah wanita itu yang selalu menundukkan wajah di depannya.

"Nyonya Ariana sedang di tangani oleh dokter, Tuan."

"Bagaimana Ariana bisa melakukan itu, Bi? Bukankah saya sudah meminta Bibi untuk selalu mengawasinya selama dua puluh empat jam, bagaimana ini bisa terjadi?" bisik Sagara, sambil mencengkram pundak Bi Riris dengan kuat.

"Ampun, Tuan."

Bi Riris sangat ketakutan berhadapan dengan majikannya lelakinya. Selama ini Ariana lah satu-satunya majikan yang sangat baik kepadanya.

"Huh, pulanglah!" Sagara mengusir wanita paruh baya itu tanpa basa-basi.

Ya, Sagara Adijaya adalah pewaris tunggal dari keluarga Alexander Adijaya dengan Arisa. Ia adalah anak satu-satunya yang di kenal arogan, keras kepala tapi bertanggung jawab pada keluarga.

Sebenarnya, Sagara memiliki adik laki-laki yang masih mengenyam bangku kuliah di luar negri. Namun, mereka beda Ibu dan karena itulah, Arisa menekan Ariana untuk segera memberinya seorang cucu, sebelum tahta dalam perusahaan besar milik suaminya jatuh pada anak kedua suaminya dengan perempuan yang bernama Liliana.

**

Sagara merangsek masuk ke dalam ruangan di mana istrinya sedang di terbaring lemah, meski beberapa perawat sudah memperingatinya.

"Tolong, Bapak tunggu di luar saja dan jangan mempersulit pekerjaan kami!" Lelaki dengan perawakan tinggi menghalau langkahnya.

"Ta-tapi aku ingin melihat istriku."

"Ini rumah sakit, tolong patuhi peraturannya!"

Sagara mengacak rambutnya dengan kasar, pikirannya menerawang jauh pada permintaan Ariana beberapa waktu lalu.

"Mas, kamu mencintaiku!"

"Tentu saja, Sayang. Kenapa?"

"Kita mencoba program bayi tabung lagi, mau nggak?"

"Ariana, aku tak mau lagi membahas tentang anak. Bukankah, dulu kita sudah pernah melakukannya dan gagal? Lalu, kesehatan kamu drop. Asal kamu tau, itu lebih menyakitkan untukku, Ariana!" jawab Sagara malas.

"Tapi, Mas, aku-"

"Sudah. Kita sudah sering membahasnya sejak dulu. Dengar, aku cuma ingin kamu sehat, aku tak peduli ada anak atau tidaknya dalam pernikahan kita ini, yang jelas aku cukup bahagia hidup berdua dengan kamu. Kamu paham!" potong sagara dengan cepat.

Perdebatan malam itu menjadi perdebatan terakhir, karena setelah itu Ariana menjadi istri yang pendiam dan tak banyak bicara.

"Keluarga Nyonya Ariana!"

Sagara segera berdiri dan mendatangi Dokter yang menyebut nama istrinya di depan ruangan dimana istrinya di rawat.

"Bagaimana istri saya, Dok?"

"Tidak perlu khawatir, Nyonya Ariana sudah stabil dan dia sudah siuman. Bapak boleh menemuinya, sekarang!"

"Baik, terimakasih, Dok."

"Sama-sama. Saya permisi!"

Senyum lelaki tampan berusia 30 tahun itu mengembang di bibirnya. Lalu, ia berjalan dengan cepat untuk melihat kondisi istrinya.

"Mas," lirih Ariana.

"Hai, bagaimana keadaanmu?" tanya Sagara.

"Maaf, aku merepotkan kamu lagi. Seharusnya aku mati, bukan malah berada di sini!" ucap Ariana sambil menangis lalu memukul-mukul kepalanya dengan kuat.

"Sayang, kamu bicara apa? Kamu istriku, kamu tak pernah merepotkanku, jangan berpikiran begitu!"

Sagara memeluk istrinya dengan kuat. Ya, selama ini Ariana seringkali mengkonsumsi obat penenang yang di rekomendasikan oleh dokter keluarganya.

"Tapi, kenyataannya memang begitu, kan, Mas?" Ariana menatap mata suaminya dengan tajam.

"Sayang, sudah! Sebaiknya kamu istirahat, ya!"

"Jawab aku, Mas!" teriak Ariana. Kali ini emosinya benar-benar tak bisa ia kendalikan lagi.

"Ariana, please tenangkan pikiranmu!" bujuk Sagara dengan lembut.

"Tidak, Mas. Aku tidak bisa tenang sebelum kamu menyetujui keinginanku!" tegas Ariana.

"Apa keinginanmu?" tanya Sagara, ia menatap wajah Ariana dengan perasaan yang sulit di jelaskan.

"Kita mencoba program bayi tabung lagi atau ...." Ariana sengaja menjeda ucapannya karena hatinya perih saat akan mengucapkan kalimat yang sudah ia pikirkan sejak tadi.

"Atau apa?"

"Atau kamu menikahi gadis lain yang bersedia untuk melahirkan anak kita," ungkap Ariana dengan air mata yang mulai berderai di pipinya.

"Ariana, tolong jangan memberiku pilihan yang sulit. Aku tulus mencintaimu dan kamu tak perlu berkorban apa-apa demi aku!" bantah Sagara dengan raut wajah kesal.

'Ini bukan untuk kamu saja, Mas. Tetapi demi baktiku pada orang tuamu yang sudah menerimaku dengan baik,' batin Ariana pedih.

Sagara beranjak meninggalkan Ariana dengan permintaan ajaibnya. Bagaimana Sagara tak murka? Setahun lalu Sagara dan Ariana melakukan program bayi tabung, bukannya berhasil malah kondisi perempuan itu memburuk. Ia jatuh sakit selama satu bulan dan Sagara tidak mau mengulang kejadian pahit itu lagi.

"Riko, Aku harus pulang ke rumah sebentar, ada sesuatu yang harus kuurus. Tolong, jaga istriku dengan baik!" titah Sagara pada asisten pribadinya.

"Baik, Tuan." Riko merogoh kantong kemejanya, lalu ia menyerahkan kunci mobil pada majikannya.

Sagara melenggang pergi meninggalkan area rumah sakit dan menuju parkiran di mana mobilnya terparkir dengan rapi. Ia menarik napas dalam-dalam ketika mengingat permintaan istrinya yang membuatnya sedikit tersinggung.

Tentu saja dia tersinggung. Ariana memberi pilihan kedua yang memang kurang manusiawi. Memang ada gadis atau perempuan yang mau di nikahi hanya untuk melahirkan seorang anak? Setelah itu perempuan itu di campakkan begitu saja. Hal gila!

'Ah, Ariana, kenapa kamu sampai berpikiran terlalu jauh? Berapa kali aku harus bilang sama kamu, cukup kamu yang menjadi sumber bahagiaku!' gerutunya lagi.

Sesampainya di rumah, ia segera menemui Bi Riris. Kepala pelayan yang sudah ia usir dari rumah sakit.

"Ada apa memanggil saya, Tuan?" tanya wanita paruh baya itu sambil menunduk. Kejadian di rumah sakit tadi membuatnya masih ketakutan.

"Carikan seseorang yang bisa menemani Ariana selama aku sedang di luar! Orangnya harus ramah, pintar dan mudah di ajak berkomunikasi," jelas Sagara.

"Baik, Tuan. Tapi masalah usia bagaimana?" tanya Bi Riris lagi.

"Mau muda atau tua tak masalah, asal harus sesuai kriteria yang tadi."

"Baik, Tuan."

_______________

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
humaidah4455
semangat yuk ...
2022-07-17 21:03:40
0
user avatar
Nannys0903
Ariana jangan menyerah. lanjutkan thor
2022-06-02 11:16:12
1
user avatar
artfinger
Semangat thor updatenya ,,,
2022-05-31 11:03:12
1
user avatar
Rainy
suka sama karakternya Ariana semangat kak berkaryanyaa
2022-05-28 22:02:17
1
user avatar
Jumriani
semangat up nya kak.ceritanya bagus banget...
2022-05-28 20:46:37
1
41 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status