Randy membuka dua kaki milik Virna dan kembali menindih wanita itu dengan seringai manisnya. Dia memang sengaja melakukan itu untuk membuat ini jadi lebih mudah.
"Randy.."
Virna menyebut nama pria itu ketika benda pustaka milik Randy yang sedang berusaha masuk ke dalam sana dengan perlahan. Luar bisa tidak bisa Virna tahan rasa sakitnya karena ini yang pertama untuk dirinya.
"Lampiaskan pada punggungku," gumam Randy pada Virna ketika sedang berusaha masuk.
"Eeugh kau sempit sekali!" lenguh dari bibir Randy yang sedang berusaha masuk ke dalam. Sungguh dia tidak menyangka kalau semuanya akan jadi begini.
"Ahh sakit..."
Virna sampai mengeluarkan air matanya ketika merasakan sakit yang sungguh luar bisa. Dia benar-benar tidak bisa memahan apa yang sudah terjadi saat ini. Dia tidak menyangka kalau pada akhirnya akan jadi lebih rumit lagi. Memberikan kesucian miliknya pada Randy.
"Tahan sebentar."
Randy melihat kear
Gustav sedang berada di kantor milik dirinya. Dia hanya ingin mengetahui kabar dari anaknya. Apalagi dengan laporan anaknya yang waktu itu menceritakan tentang maid. Tidak ada yang tau kalau memang Gustav sudah tau semuanya tentang Virna. Dia hanya belum tau motif wanita itu menjadi seorang maid. Apalagi Virna adalah anak dari almarhum temannya Alexander. "Permisi tuan," seorang pria datang menghampiri Gustav sambil menundukan kepalanya sopan pada Gustav. "Ada berita apa sehinga kamu ingin menemui diriku?" tanya Gustav dengan heran ketika orang kepercayaan rumahnya malah datang ke kantornya. Artinya memang ada sesuatu yang sudah terjadi di rumah. Orang itu tidak mengatakan apapun juga hanya berjalan mendekati Gustav lalu membisikan sesuatu pada pria itu. "Tuan Randy sudah tidur dengan seorang maid." Gustav membulatkan matanya ketika mendengar apa yang sudah terjadi. Dia terkejut ketika anaknya yang nekad tidur d
Virna membersihkan tubuhnya dengan air, sungguh dia tidak menyangka kalau pada akhirnya akan hencur hanya karena orang seperti Randy. Kenapa pula dia dengan mudah memberikan harta berharga yang dia miliki pada pria berengsek seperti Randy."Woi mandi lama amat! Cepat keluar dari tempat ini."Suara teriakan Randy terdengar oleh telinganya. Dia bahkan tidak tau harus melakukkan apalagi. Semua yang dia lakukan sudah benar adanya.Virna membersihakan dirinya dengan buru-buru karena sudah mendengar suara teriakan dari Randy. Pria itu terlihat marah sekali."Iya."Virna sudah rapih kembali dan membuka pintu kamar mandi. Dia tersenyum dengan sekilas saja. Virna menatap kearah Randy dengan sekilas saja."Lama amat!" maki Randy."Aku harap tidak akan pernah bertemu dengan orang seperti dirimu!" maki Virna yang kini berusaha untuk berjalan. Yang berada di bawah sana masih terasa sakit dan tidak tahan dengan semuany
Virna berjalan kearah dapur dan dia membantu Sari yang sedang menyiapkan sarapan. Dia tidak memasak dan hanya menaruh makanan di meja saja."Bawa ini.""Iya Sari."Virna membawa makanan ke meja makan. Di sana ada Tyas dan Gustav saja. Randy belum terlihat batang hidungnya. Dia tidak tau ke mana Randy berada. Sepertinya dia memang masih tidur."Pah aku tidak setuju loh dengan Windi yang terus saja medekati anak kita," ucap Tyas pada suaminya.Virna hanya bisa mendengar percakapan dari dua orang yang ada di depannya itu. Dia tersenyum dengan pelan saja. Setidaknya semua yang dia lakukan saat ini sudah benar sesuai dengan keinginan hatinya."Yah mau bagaimana lagi mah. Kaya gak tau sifat Randy saja."Gustav hanya mengatakan itu saja dengan sekilas. Jika memang benar adanya maka, dia akan melakukan semuanya sesuai dengan keingian dirinya.Diam-diam Virna mendengarkan apa yang dikatakan oleh Gustav baru
Virna merasa tegang ketika dia yang memang disuruh datang ke rumah milik Tyas. Emtah apa yang akan dibicarakan wanita itu kepada dirinya. Kenapa sekarang Virna malah merasa tegang."Masuk."Virna yang mendengar kata perintah itu akhrinya memutuskan untuk masuk ke dalam, sebenarnya dia merasa penasaran dengan apa yang harus dia lakukan saat ini. Semoga saja semuanya akan sesuai dengan harapannya."Kenapa nyonya memanggil saya?" tanya Virna dengan bahasa formalnya. Dia hanya tersenyum dengan manis melakukan semuanya sesuai dengan keinginan hatinya.Setidaknya dia paham kalau semua yang dia lakukan memang sudah benar adanya. Dia hanya merasa heran ketika semuanya tidak semudah dengan apa yang dia harapkan saat ini."Duduk saja."Virna hanya menurut saja walauoun dalam hatinya dia merasa ada yang aneh. Kenapa semuanya malah jadi begini. Apa yang harus dia lakukan dihadapan Tyas."Ada yang ingin nyonya katakan
Terlepas dari Virna yang disuruh untuk mendekati Randy padahal Virna sedang ingin menjauhi Randy. Sungguh dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi padanya untuk saat ini.Biarkan waktu yang akan membalas semuanya agar dia paham apa yang seharusnya dia ambil. Setidaknya semuanya akan berjalan sesuai rencana awalnya."Hei, tadi Nyonya Tyas berbicara apa padamu?" tanya Sari yang kini berjalan menghampiri Virna karena dia merasa penasaran.Virna melihat kearah Sari, apa sebaiknya dia menceritakan semuanya pada Sari saja. Dia tidak punya pilihan lain lagi selain ini. Jika memang benar seperti ini maka, dia akan melakukan senuanya dengan baik."Nyonya Tyas menyuruh aku mendekati Tuan Muda."Mata Sari langsung membulat ketika mendengar kabar ini semuanya. Sungguh dia tidak menyangka kalau akan seperti ini."Kamu gak lagi becanda kan? Mana bisa seperti itu.""Aku juga tidak tau. Tapi seprtinya Nyonya Tyas tidak
"Kenapa mamah malah menyuruh Virna untuk mendekatiku?"Randy yang saat ini kesal langsung menemui Tyas. Dia tidak terima dengan ibunya yang malah menjauhkan Randy dengan kekasihnya."Kamu sudah tau alasannya nak, kenapa mesti nanya lagi."Tyas menumpangkan kakinya sebelah dengan angkuh. Anaknya pasti akan datang menemui dirinya. Tyas hanya melakukan sesuatu untuk kebaikan dari anaknya."Windi anak dari orang kaya juga seperti kita, lalu apa yang jadi masalahnya.""Tidak, dia jauh lebih berbeda dari kita Ibunya adalah wanita yang serakah dan suka menghamburkan uang, kamu tau kenapa dia bisa kaya? Ibunya menggoda semua pria kaya."Tyas mengatakan itu untuk membuka mata hati anaknya yang menang sudah termakan oleh cinta yang buta. Sebagai seoarang ibu, Tyas hanya bisa menasehati anaknya saja."Mamah hanya mengar
"Ada kabar bahagia mah."Windi tersenyum manis pada Mulani yang tidak jauh dari tempatnya berada. Sungguh dia kali ini merasa bahagia karena apa yang dia nantikan sudah jadi kenyataan."Kamu ini bicara gak jelas, ada apa sebenarnya?" tanya Mulani pada anaknya yang tiba-tiba girang bahagia."Randy akan datang ke rumah ini, dia akan menemui aku," ujar Windi yang tersenyum bahagia."Bagus kalau begitu, kamu harus berdandan cantik, buat Randy sampai tergila-gila padamu.""Tapi mah, Randy itu tipe orang yang natural dan bukan tipe pria yang suka wanita menor.""Yah setidaknya kamu harus dandan cantik dong, walaupun gak menor tapi tetap harus cantik."Mulyani mengatakan itu pada anaknya karena memang dia ingin melihat anaknya tersenyum dengan semourna. Dia tau apa yang akan dia ambil selanjutnya.
Randy melihat kearah wajah kekasihnya dengan sekilas saja. Sebenarnya dia ingin memgatakan sesuatu pada Windi juga."Sebaiknya jika kita harus menjauh dulu untuk sementara," gumam Randy pada Windi."Loh kenapa?" tanya Windi yang menaikan sebelah alisnya dengan heran. Dia yakin kalau memang ada sesuatu yang memang harus dia lakukan dengan baik nantinya."Mamah sudah mulai curiga dengan aku yang memang menyuntikan dana untuk perushaan kamu," ujar Randy.Windi tersemyum dengan sekilas,.dia.tidaj akan rugi karena sebenarnya dia tidak terlalu mencintai Randy. Hanya ibunya yang menyuruh dia mendekati Randy agar bisa mengambil harta milik pria itu."Yaudah kalau memang itu jalan yang terbaik maka, aku akan melakukan semuanya."Windy tidak jadi masalah jika dia yang harus jauh dari Randy, lagian itu bukan hal yang sulit untuk dirinya. Se