Beranda / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 179: Menyelami Memori

Share

Bab 179: Menyelami Memori

Penulis: Aurelia Rahmani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 15:03:15

Anya masih sering terjaga di malam hari, merasakan kosongnya kamar.

“Aku sudah terbiasa mendengar napasmu… sekarang hanya sepi.”

Namun, Anya mulai bangkit perlahan.

Ia mencoba kembali ke rutinitasnya, meski hatinya masih terasa rapuh.

Reza yang Datang.

Pagi itu, pintu apartemen Anya diketuk pelan.

Ternyata Reza berdiri di sana, membawa sekantong buah segar.

“Aku cuma mau pastikan kamu makan yang sehat.”

Anya hanya bisa tersenyum tipis, membiarkan Reza masuk.

“Terima kasih, Reza… Aku belum sanggup bertemu banyak orang.”

Mengenang Bersama.

Reza duduk di sofa, melihat-lihat foto Rio yang tersimpan di rak.

“Kamu tahu? Rio itu teman yang sangat berharga buatku. Dia seperti saudaraku sendiri.”

Anya mendengarkan sambil menahan isak.

“Aku tahu, Reza… Dia juga selalu bilang, kamu sahabat terbaiknya.”

Pelukan Penguat.

Anya tiba-tiba menangis, dadanya sesak.

Reza meraih bahunya, memeluknya erat.

“Kamu nggak harus berpura-pura kuat, Anya. Nangis aja kalau perlu.”

Anya membiarkan air matanya jatuh
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 180: Menanam Harapan

    Workshop Kreatif: Seni Rasa Syukur.Di akhir sesi, para peserta diajak menulis surat cinta untuk diri sendiri, tentang betapa berharganya mereka.Anya menulis:“Anya sayang, aku bangga padamu. Terima kasih sudah bertahan, sudah mencari hal-hal yang indah, sudah mau membuka hatimu lagi.”Refleksi Penutup.Mentor berkata:“Hari ini, simpan rasa syukurmu seperti bunga yang kamu rawat. Biarkan mekar, biarkan wangi.”Anya memejamkan mata dan menghela napas panjang.Untuk pertama kalinya, ia merasa kebahagiaan itu sederhana, tak lagi jauh.Hari ke-83 menjadi momen di mana Anya mulai menyadari: hidupnya, meski berubah, masih penuh keindahan. 🌸✨*** “Hari ke-84 Workshop: Menari dengan Luka”.Pagi itu, langit Banten yang kelabu tak membuat suasana hati Anya murung. Justru ada semangat aneh yang muncul, seperti nyala api yang perlahan bangkit.Workshop hari ini mengambil tema: “Menari dengan Luka”.Pagi: Pembukaan yang Hangat.Mentor membuka sesi dengan musik lembut. Ia berkata:“Luka di hati

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 179: Menyelami Memori

    Anya masih sering terjaga di malam hari, merasakan kosongnya kamar.“Aku sudah terbiasa mendengar napasmu… sekarang hanya sepi.”Namun, Anya mulai bangkit perlahan.Ia mencoba kembali ke rutinitasnya, meski hatinya masih terasa rapuh.Reza yang Datang.Pagi itu, pintu apartemen Anya diketuk pelan.Ternyata Reza berdiri di sana, membawa sekantong buah segar.“Aku cuma mau pastikan kamu makan yang sehat.”Anya hanya bisa tersenyum tipis, membiarkan Reza masuk.“Terima kasih, Reza… Aku belum sanggup bertemu banyak orang.”Mengenang Bersama.Reza duduk di sofa, melihat-lihat foto Rio yang tersimpan di rak.“Kamu tahu? Rio itu teman yang sangat berharga buatku. Dia seperti saudaraku sendiri.”Anya mendengarkan sambil menahan isak.“Aku tahu, Reza… Dia juga selalu bilang, kamu sahabat terbaiknya.”Pelukan Penguat.Anya tiba-tiba menangis, dadanya sesak.Reza meraih bahunya, memeluknya erat.“Kamu nggak harus berpura-pura kuat, Anya. Nangis aja kalau perlu.”Anya membiarkan air matanya jatuh

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 178: Hari Kedelapan Puluh

    Hari Kedelapan Puluh: Menyulam Kekuatan06.30 – Pagi yang TenangPagi ini Anya bangun lebih awal.Ia berdiri di balkon, memandangi langit yang mulai berwarna keemasan.“Aku masih di sini, dan aku masih bernafas,” katanya pada dirinya sendiri.08.00 – Sesi “Merangkul Keterbatasan”Prof. Surya membuka sesi pagi dengan kalimat:“Keterbatasan bukan kelemahan. Itu adalah bagian dari siapa dirimu.”Anya mendengarkan sambil mencatat:Aku tak perlu memaksakan diri untuk selalu bisa segalanya.Aku boleh gagal. Aku boleh menangis. Aku boleh istirahat.Sesi ini membuatnya merasa lega—ia tidak harus menjadi sempurna untuk layak dicintai.10.00 – Praktik “Membangun Rasa Cinta pada Diri Sendiri”Peserta diajak menuliskan hal-hal yang mereka syukuri dari diri sendiri.Anya menulis:Aku sudah bertahan sejauh ini.Aku belajar memaafkan.Aku masih punya harapan.Setiap kata yang ia tulis terasa seperti benih yang tumbuh di hatinya.12.00 – Makan Siang dan Obrolan RinganMenu hari ini adalah sayur asam

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 177: Hari Ketujuh Puluh Tujuh

    Hari Ketujuh Puluh Tujuh: Kekuatan Senyuman.07.00 – Senyum di Pagi HariPagi ini, langit sedikit mendung tapi hangat.Anya berdiri di balkon penginapan, menghirup udara segar.Ia menatap pantulan wajahnya di jendela kaca—tersenyum perlahan.“Hari ini, aku izinkan diriku untuk bahagia.”08.30 – Kelas “Energi Senyuman”Prof. Surya membuka kelas dengan pertanyaan sederhana:“Kapan terakhir kali kalian benar-benar tersenyum untuk diri sendiri?”Anya merenung. Ia sadar: senyumnya selama ini lebih banyak ditujukan pada orang lain.Kali ini, ia belajar menghadiahkan senyuman untuk dirinya sendiri—tulus, tanpa paksaan.10.00 – Sesi “Tertawa untuk Melepas Beban”Kegiatan hari ini penuh canda. Para peserta diajak bermain drama singkat.Anya ikut bergiliran berperan sebagai ibu rumah tangga yang kebingungan memilih sayur di pasar.Seketika ruangan penuh tawa.“Tawa ini bukan hanya hiburan, tapi juga obat,” ujar Prof. Surya.Anya merasa dadanya lebih ringan—untuk sesaat, ia lupa rasa kehilangan

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 176: Hari Ketujuh Puluh Lima

    16.00 – Refleksi Senja “Langkah Awal yang Baru”Peserta diajak berjalan santai di taman.Setiap orang merasakan tanah, rumput, dan angin di wajah mereka.Anya merasakan kedamaian.“Aku siap. Aku sudah berdamai. Aku akan melanjutkan hidupku,” bisiknya pada dirinya sendiri.18.00 – Malam Tenang di TerasMalam itu, Anya duduk di teras, mendengar suara jangkrik.Ia memejamkan mata, menarik napas panjang, dan melepaskan beban yang masih tersisa.Di dadanya, ia tahu cinta Rio tak pernah hilang, hanya berubah bentuk.“Aku berjalan, Rio… dan aku akan baik-baik saja,” ujarnya pelan.Hari itu Anya merasa mantap.Ia tahu perjalanan ini belum selesai, tapi ia sudah menemukan kekuatan baru:Ketenangan di hatinya sendiri.***Hari Ketujuh Puluh Lima: Menghargai Diri Sendiri.07.00 – Yoga Pagi “Sadar Tubuh”Anya mengikuti gerakan yoga sederhana yang dipandu oleh Instruktur Yoga, Kak Ratri.“Rasakan setiap tarikan napas, setiap gerakan, seolah-olah kamu sedang berdialog dengan tubuhmu sendiri,” ujar

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 175: Hari Ketujuh Puluh Dua

    Hari Ketujuh Puluh Dua: Menghadapi Ketakutan.07.00 – Meditasi Pagi “Menghadapi Ketakutan”Mentor utama, Prof. Surya, memimpin meditasi di aula utama.“Hari ini, kita tidak lari dari ketakutan. Kita menatapnya, merangkulnya, dan memahaminya.”Semua peserta duduk bersila, memejamkan mata.Mereka diminta:Mengingat satu ketakutan terbesar.Merasakan napas yang menenangkan dada.Membisikkan mantra: “Aku aman. Aku sanggup menghadapi ini.”Anya mengingat ketakutan akan kesendirian setelah kehilangan Rio.Air matanya jatuh perlahan.Tapi dalam hatinya, ia merasakan kehadiran Rio yang menenangkan.09.00 – Sesi “Ketakutan & Potensi”Workshop diadakan di ruang terapi kelompok.Tema: “Apa yang kita takutkan, dan potensi apa yang tersembunyi di baliknya?”Peserta menuliskan di papan tulis: ketakutan terbesar mereka.Lalu, mereka mencari: peluang dan kekuatan yang justru bisa muncul dari rasa takut itu.Anya menulis:“Takut sendirian. Tapi ini juga berarti aku sedang belajar mandiri.”Prof. Surya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status