Gairah Cinta CEO dan Peramalnya

Gairah Cinta CEO dan Peramalnya

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-21
Oleh:  Aurelia RahmaniBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Belum ada penilaian
147Bab
332Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Anya, seorang peramal tarot berusia 22 tahun, menjalani hari-harinya dengan penuh kejutan dari klien-kliennya, baik yang datang langsung maupun konsultasi online. Kehidupannya berubah ketika ia mengikuti event Imlek dan membuka booth tarot. Di sana, ia bertemu dengan El, seorang pria asal Singapura berusia 34 tahun. Setelah sesi konsultasi, El mencium tangannya dengan lembut dan berjanji akan kembali setelah urusannya selesai di Singapura. Momen itu begitu menggetarkan hati Anya, bahkan mendapatkan vision aneh. Setelah event berakhir, nomor asing mengiriminya WhatsApp—ternyata El, yang menemukan nomor Anya dari kartu nama di booth. Sementara itu, pekerjaannya sebagai peramal tarot semakin menarik ketika ia harus membaca kartu untuk kliennya. Namun, sebuah fakta mengejutkan muncul. Saat iseng mencari nama lengkap El di Google, Anya menemukan bahwa El pernah terlibat kasus hukum—dituduh menyiksa ART yang diduga meracuni minumannya. Hal ini membuatnya ragu, apakah perasaannya pada El hanya sebatas fantasi atau benar-benar sesuatu yang bisa ia harapkan. Di sisi lain, Reza, karyawan kafe yang sering menggodanya, semakin agresif mendekati Anya. Dia bahkan membayar untuk diramal secara profesional, menunjukkan keseriusannya. Godaan dari Reza semakin menjadi. Anya mulai bimbang. Apakah harus menunggu El, pria misterius dengan masa lalu yang meragukan? Ataukah ia harus memberi kesempatan pada Reza, pria yang nyata di hadapannya? Ketika seorang pria datang untuk konsultasi bisnis restoran keluarga dan fotografi, Anya malah ditawari membuka booth tarot di restoran ibunya. Selain tawaran ini, yang juga mengejutkan, Reza bukan sekadar barista biasa, melainkan anak pemilik restoran dan pewaris banyak perusahaan besar. Meskipun Anya mulai membuka diri, ia tetap dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa Reza ternyata tinggal di apartemen yang sama dengannya—hanya beda dua lantai! Kini, dengan semakin banyaknya keterikatan antara dirinya dan Reza, serta misteri yang masih menggantung soal El, apakah Anya siap menghadapi babak baru dalam kehidupannya? Setiap hari ada kisah seru dan terkadang menggairahkan dengan banyak klien yang berkonsultasi.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1: Sentuhan Yang Tak Terlupakan

Aku sudah pernah meramal nasib orang yang mau kawin tapi nggak jadi.

Aku juga pernah baca tarot buat bos besar yang takut ketahuan selingkuh.

Tapi aku belum pernah… dicium tangannya sama klien sendiri.

Dan bukan cuma dicium.

Tatapannya? Seperti bara api yang menyelinap ke dalam darahku.

Namaku Anya, 22 tahun, pembaca tarot profesional. Hari ini, aku jaga booth di event Imlek di sebuah mal besar di Jakarta. Biasanya, yang datang ke booth-ku antara dua: cewek-cewek galau yang mantannya nggak move on, atau ibu-ibu yang kepo kapan anaknya nikah.

Tapi dia… bukan dua-duanya.

Laki-laki itu muncul di depanku seperti aktor drama Korea yang kesasar ke dunia nyata. Usianya sekitar 34 tahun, tinggi, kulitnya terang khas orang Singapura, pakai kemeja biru yang entah kenapa bikin dia kelihatan makin mahal.

"Duduklah," aku menyapanya profesional. Tapi aneh, suaraku sendiri terdengar lebih pelan dari biasanya.

Dia duduk, tersenyum kecil. "Saya ingin membaca masa depan. Apakah perjalanan hidup saya masih panjang?"

Aku menelan ludah. "Hidup Anda masih panjang, kecuali kalau ada yang mencelakai Anda malam ini."

Dia tertawa. "Lucu sekali."

Aku mulai mengocok kartu, tapi tanganku agak gemetar. Entah kenapa ada hawa aneh yang melingkupi kami. Ketika kartu pertama terbuka—The Lovers—aku menatapnya.

"Kamu lagi jatuh cinta?" tanyaku spontan.

Dia tersenyum kecil. "Mungkin."

Tiap lembar kartu yang kubuka, semakin intens atmosfer di antara kami. Sampai akhirnya sesi selesai, dan dia berdiri. "Terima kasih, Anya."

Aku mengulurkan tangan untuk bersalaman. Tapi dia nggak sekadar menggenggam.

Dia… mencium tanganku.

Panas.

Bibirnya yang hangat menyentuh punggung tanganku, pelan, seolah waktu sedang melambat.

Lalu dia berbisik, "Aku akan ke Indonesia lagi, setelah pekerjaanku di Singapura selesai."

Aku menahan napas. Detik itu juga, aku mendapatkan vision.

Sebuah foto. Foto keluarga besar. Ada aku. Ada banyak orang. Dan di sampingku… dia.

Air mata menetes di pipiku.

Tapi sebelum aku sempat bilang apa pun, dia sudah pergi.

Dan aku, untuk pertama kalinya dalam hidup, merasa kehilangan seseorang yang bahkan belum sempat kutemukan.

Aku masih diam di tempat.

Tanganku yang tadi dicium masih terasa hangat, seolah bibirnya meninggalkan jejak tak kasatmata.

"Anyaaa~"

Suara cempreng itu membuyarkan lamunanku. Aku menoleh, melihat Rina, kasir dari EO acara ini, menyeringai penuh arti.

"Gila, lo! Gue liat sendiri tadi!" Rina mencondongkan badan ke meja booth-ku. "Itu cowok Singapuranya… hadeuh! Udah ganteng, tajir, terus… ciuman tangan?!!"

Aku masih linglung. "Iya…"

"Iya? Iya?! IYAAA?! Lo sadar nggak sih tadi tuh kayak adegan drama yang dipotong sebelum episode abis?!" Rina melemparkan stroberi dari minuman boba-nya ke arahku.

Aku menangkap stroberi itu. "Rin…" Aku menghela napas. "Gue tadi dapet vision."

Rina mengunyah boba dengan slow motion, menatapku seperti aku habis bilang aku akan pindah ke planet Mars. "Vision? Vision kayak… 'Astagfirullah dia jodoh gue' gitu?"

Aku menggeleng. "Bukan. Lebih kayak… gue liat foto keluarga besar, dan dia ada di situ."

Mata Rina membulat. "Hah? Jadi lo bakal nikah sama dia?"

Aku garuk kepala. "Gue nggak tahu, Rin! Bisa jadi vision, bisa jadi… halu efek cowok cakep pertama yang nyium tangan gue dalam 22 tahun hidup!"

Rina ngakak. "Gue nggak nyalahin lo sih. Kalau gue di posisi lo, mungkin gue udah pesen tiket ke Singapura sekarang."

Aku menatap meja booth-ku yang sekarang terasa lebih kosong. Rasanya aneh. Seakan energi cowok tadi masih tertinggal di udara.

"Lo dapet namanya nggak?" Rina nanya.

Aku menggeleng.

Rina menepuk jidat. "Ya Tuhan, Anya! Lo tuh peramal, bukan admin restoran yang lupa nanya nomor pelanggan!"

Aku "Ya salah dia juga! Kan dia yang langsung pergi!"

"Fix. Ini skenario Tuhan biar lo penasaran." Rina menyeruput boba lagi. "Jadi sekarang pertanyaannya… Itu vision lo bakal kejadian beneran? Atau itu cuma… efek hormon kesepian?"

Aku menghela napas panjang.

Entah kenapa, untuk pertama kalinya dalam hidup, aku takut.

Takut kalau ini cuma halusinasi.

Takut kalau dia nggak akan balik lagi.

Dan lebih takut lagi… kalau dia benar-benar datang kembali.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
147 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status