Home / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 26: Pesan dari Masa Lalu

Share

Bab 26: Pesan dari Masa Lalu

last update Last Updated: 2025-03-19 02:26:58

Anya tiba di restoran Rio dengan langkah mantap, meski hatinya masih penuh tanda tanya. Malam ini restoran tampak lebih sepi dibanding biasanya. Hanya ada beberapa pelanggan yang duduk di sudut-sudut, menikmati makan malam mereka.

Rio sudah menunggu di salah satu meja dekat jendela. Begitu melihat Anya, dia melambaikan tangan.

"Gue pesan teh hangat buat lo," kata Rio begitu Anya duduk. "Kelihatan lo butuh sesuatu yang nenangin."

Anya menatapnya curiga. "Mau ngomong apa?"

Rio menghela napas dan menyandarkan punggungnya ke kursi. "Lo pernah denger nama Larasati, kan?"

Anya langsung siaga. "Sering. Tapi nggak pernah ketemu orangnya. Siapa dia sebenarnya?"

Rio menggulirkan jemarinya di atas meja, tampak ragu sebelum akhirnya bicara. "Larasati itu... dulu pacarnya Reza."

Jantung Anya serasa berhenti berdetak sesaat. "Apa?"

Rio mengangguk. "Dan lebih dari itu, dia juga anaknya mamiku."

Otak Anya berusaha memproses informasi ini. "Jadi... dia adik tiri lo?"

"Iya." Rio menghela napas lagi. "T
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 159: Memulihkan Relasi dengan Keluarga

    Hari Ketiga Puluh Satu: Mengenal Ulang Diri Sendiri.Matahari pagi menyelinap dari sela-sela jendela kamar Anya. Ini hari ke-31 dari program 100 hari pemulihan. Setelah kemarin membebaskan rasa bersalah, hari ini difokuskan pada “penemuan kembali identitas diri setelah kehilangan.”Anya duduk di tepi ranjang sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Dulu ia adalah istri Rio. Tapi siapa dirinya sekarang? Pertanyaan itu menjadi pembuka hari ini.08.30 – Sesi Psikodrama: “Siapa Aku Tanpa Dia?”Di aula utama, para peserta diajak melakukan simulasi psikodrama. Mereka diminta duduk berhadapan dengan kursi kosong, seolah sedang bicara dengan orang terkasih yang telah pergi. Kemudian diminta menjawab pertanyaan:Siapa aku sebelum mengenal dia?Siapa aku saat bersamanya?Siapa aku sekarang, tanpanya?Anya perlahan berkata sambil menatap kursi kosong:“Aku dulu perempuan mandiri yang punya dunia sendiri.Bersamamu, aku menjadi istri yang belajar mencintai dan bertumbuh.Sekarang... aku adalah

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 158: Hari Kedua Puluh Sembilan

    Menemukan Diri yang Baru. Hari Kedua Puluh Sembilan.Pagi itu langit Banten cerah, namun angin semilir membawa hawa hening. Di hari kedua puluh sembilan ini, tema kegiatan adalah: “Mengenali Identitas Baru Setelah Kehilangan.” Para peserta perlahan mulai menyadari bahwa hidup mereka tak lagi sama, dan sekarang waktunya untuk menemukan siapa diri mereka tanpa sosok yang telah tiada.07.30 – Meditasi Diam di Taman TerapiPeserta diarahkan duduk di taman kecil yang dikelilingi pohon kamboja dan suara gemericik air. Dengan posisi lotus, mereka berlatih meditasi hening selama 30 menit. Tidak ada bimbingan suara, hanya napas dan kesadaran.Anya duduk bersila. Awalnya pikirannya melayang: tentang Rio, tentang Reza, tentang dirinya. Tapi perlahan, hanya suara napasnya yang terdengar jelas. Untuk pertama kalinya, ia tidak merasa kehilangan—ia hanya merasa hadir.---09.00 – Sesi Psikodrama: “Siapa Aku Tanpamu?”Dipandu oleh Ibu Meta, seorang psikodrama trainer, peserta diminta membayangkan mer

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 157: Rekonsiliasi dengan Masa Lalu

    Hari Kedua Puluh Tujuh: Menciptakan Makna dari KehilanganPagi itu, aula pelatihan diterangi cahaya matahari yang hangat, seperti menyambut semangat baru dari peserta yang perlahan mulai bertransformasi. Hari kedua puluh tujuh mengangkat tema: "Meaning Making – Menemukan Makna dari Kehilangan."08.00 – Sesi Inspirasi oleh Prof. Surya Darma: “Duka yang Menjadi Jalan Pencerahan”Prof. Surya, seorang psikolog transpersonal, membuka sesi dengan mengajak peserta melihat kehilangan bukan sebagai akhir, melainkan sebagai transisi jiwa.“Orang yang kamu cintai tidak benar-benar pergi. Mereka hanya berpindah bentuk menjadi pelajaran, menjadi bagian dari perjalanan batinmu.”Anya duduk terpaku. Kata-kata itu seperti membalut luka dalam hatinya yang selama ini terus berdarah. Ia mencatat satu kalimat dari Prof. Surya:“Kehilangan yang tidak diberi makna akan berubah menjadi beban.”09.30 – Latihan Visualisasi: Bertemu dengan Sosok yang Telah PergiPeserta diajak dalam meditasi visualisasi mendal

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 156: Menyusun Ulang Makna Cinta

    Hari Kedua Puluh LimaPagi yang cerah di tempat pelatihan Banten menjadi latar yang pas untuk tema hari ini: Cinta yang Tak Harus Memiliki. Para peserta diajak menyelami cinta dari sudut pandang yang lebih luas, tak hanya antara pasangan, tapi juga cinta kepada diri sendiri, kehidupan, dan semesta.---08.00 – Sesi Pembuka: “Cinta Sebagai Energi, Bukan Kepemilikan” oleh Prof. DarmanProf. Darman, seorang pakar psikologi eksistensial, membuka sesi dengan kalimat yang menohok:“Cinta sejati tidak melukai, ia justru memerdekakan.”Ia menjelaskan bagaimana banyak orang tersesat dalam cinta karena mengaitkan cinta dengan rasa memiliki, padahal cinta adalah tentang memberi tanpa syarat, membiarkan seseorang tetap jadi dirinya sendiri, meski tak lagi di sisi kita.Anya mendengarkan dengan saksama. Hatinya tenang, seperti baru memahami satu keping teka-teki hidupnya.---09.00 – Sesi Introspeksi Diri: Siapa yang Pernah Aku Cintai dan Kenapa?Setiap peserta diberi lembar kerja dengan pertanyaa

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 155: Menyembuhkan Tubuh yang Menyimpan Luka

    Hari Kedua Puluh Tiga.Hari ke-23 dalam program 100 hari pemulihan duka difokuskan pada tema yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Jika sebelumnya lebih banyak berfokus pada pikiran dan emosi, maka hari ini seluruh peserta diajak untuk kembali hadir penuh dalam tubuh mereka sendiri—yang selama ini ikut menanggung beban kehilangan.08.00 – Pembukaan: Tubuh Tak Pernah BohongProf. Ajeng membuka kegiatan dengan sebuah kalimat yang menghentak kesadaran peserta:“Luka jiwa seringkali menetap diam dalam tubuh. Ia menampakkan diri lewat leher yang tegang, punggung yang berat, nafas yang pendek, hingga kelelahan tanpa sebab.”Anya menunduk. Ia teringat betapa tubuhnya sulit tidur sejak kepergian Rio. Kadang sesak, kadang perih di dada—seakan tubuhnya pun berkabung.08.30 – Sesi Movement Therapy: Menggoyangkan LukaDipandu oleh Instruktur gerak pemulihan trauma, peserta mengikuti sesi Somatic Movement Therapy. Gerakan dilakukan lambat, tanpa musik, mengikuti aliran napas.Peserta diajak:Men

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 154: Menulis Surat untuk yang Telah Tiada

    11.00 – Pementasan EmosiSetiap kelompok diberi waktu 10 menit untuk menampilkan emosi mereka secara teatrikal di atas panggung kecil yang disiapkan panitia. Tidak ada naskah. Hanya emosi yang jujur.Kelompok Anya membawakan adegan seorang perempuan yang terus duduk di meja makan untuk dua orang, berbicara dengan kursi kosong di depannya. Di akhir adegan, ia berdiri, mengambil foto di dompetnya, dan menangis dalam diam.Tepuk tangan penonton tidak riuh, tapi penuh penghargaan dan air mata.13.30 – Sesi Diskusi: Apa yang Tak Pernah TerucapUsai makan siang, sesi dilanjutkan dengan diskusi terbuka. Semua peserta diajak duduk melingkar, saling berbagi pengalaman. Anya mengangkat tangan dan berbicara:“Aku rindu, tapi aku juga takut rindu itu membunuhku pelan-pelan. Hari ini, aku sadar… rindu itu sah. Tapi aku tetap hidup, dan itu juga sah.”16.00 – Meditasi PelepasanHari ditutup dengan sesi meditasi dipandu oleh Mas Bagas, seorang trainer energi dan inner healing. Diiringi suara lonceng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status