Beranda / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 37: Tarot yang Mengungkap Rahasia

Share

Bab 37: Tarot yang Mengungkap Rahasia

Penulis: Aurelia Rahmani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-08 02:23:00

Siang itu, Anya melangkah masuk ke kafe dengan perasaan campur aduk. Pikirannya masih dipenuhi pertanyaan tentang El dan kembarannya yang baru saja diketahui, All.

Di sudut ruangan, Rina sudah duduk dengan dua pria yang wajahnya benar-benar identik. Anya tertegun sejenak. Jika bukan karena gaya berpakaian dan aura yang sedikit berbeda, dia mungkin tidak bisa membedakan siapa El dan siapa All.

El melambaikan tangan ke arah Anya dengan senyum khasnya. Sementara pria di sebelahnya—yang pasti adalah All—menatapnya dengan ekspresi penuh rasa ingin tahu.

Rina: (bersemangat) "Akhirnya kamu datang! Nih, kenalan langsung sama All!"

Anya: (menatap All dengan penasaran) "Jadi... kamu benar-benar kembarannya El?"

All tersenyum tipis dan mengulurkan tangan.

All: "Sepertinya begitu. Aku All. Aku dengar banyak tentang kamu dari El."

Anya menjabat tangannya, merasakan genggaman yang sedikit lebih kuat dibandingkan El.

Anya: "Aneh rasanya. Selama ini aku nggak pernah dengar El punya saudara kembar."

E
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 38: Bayangan Masa Lalu

    Anya masih duduk di kafe bersama El, All, dan Rina, namun perasaan gelisah mulai merayapi dirinya. Entah kenapa, dia merasa ada yang memperhatikan mereka sejak tadi.Mata Anya melirik ke sekeliling dengan hati-hati. Pandangannya pada sosok perempuan yang berdiri di luar kafe, sedikit tersembunyi di balik tiang. Perempuan itu mengenakan coat hitam panjang, rambutnya tergerai, dan meski wajahnya agak tertutup bayangan, ada sesuatu yang membuatnya tampak mencurigakan.Anya menelan ludah, mencoba menenangkan diri.Rina: (menyadari ekspresi Anya) "Hei, kamu kenapa?"Anya menggeleng pelan.Anya: "Enggak... cuma merasa kayak ada yang memperhatikan kita."Mata El langsung tajam. Dia dengan santai menoleh ke arah luar kafe, lalu menatap All yang duduk di sebelahnya.El: (pelan tapi tegas) "Kamu lihat?"All mengikuti arah pandangan El, lalu mengangguk kecil.All: (serius) "Ya, ada seseorang di sana. Seorang perempuan."Rina ikut melihat ke luar, tapi sosok itu sudah bergerak, perlahan menjauh d

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 39: Hasrat yang Tak Terbendung

    Anya, El, dan All masih menatap layar ponsel All dengan ekspresi tegang. Pesan anonim itu seakan membawa peringatan yang menyeramkan.Anya: (berbisik) "Siapa pun ini, dia tahu kalau kalian sedang mencari sesuatu."El mengusap tengkuknya, pikirannya berkecamuk.El: (mengerutkan kening) "Tapi kenapa mereka baru menghubungi sekarang? Kalau memang mereka nggak mau kita mencari, kenapa nggak dari awal saja?"All: (mendekatkan layar ponselnya ke mereka) "Mungkin mereka baru tahu kita sudah sejauh ini."Anya menggigit bibirnya, firasatnya tidak enak.Anya: "Apa ini berarti kita semakin dekat dengan sesuatu yang seharusnya tetap tersembunyi?"El menatap Anya dalam, lalu mengangguk pelan.El: "Mungkin saja."Tiba-tiba, ponsel Anya bergetar. Dia melihat layar, sebuah nomor tak dikenal mengirim pesan."Berhenti ikut campur, Anya. Ini bukan urusanmu."Jantung Anya berdegup kencang. Dia langsung menunjukkan pesannya kepada El dan All.All: (mengutuk pelan) "Brengsek. Mereka tahu nama kita satu per

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 40: Rahasia yang Mulai Terungkap

    Anya masih bisa merasakan bibir Reza di bibirnya, napasnya yang hangat, dan debaran jantungnya yang berpacu begitu cepat. Dia menatap pria di hadapannya, yang kini terlihat berbeda—lebih intens, lebih dalam, lebih... miliknya?Reza menempelkan dahinya ke dahi Anya, mengatur napasnya yang masih berat. Jemarinya mengusap lembut pipi Anya, lalu turun ke dagunya, menahannya agar tetap menatapnya.Reza: (suara rendah, hampir seperti bisikan) "Aku ingin lebih dari ini, Anya. Aku ingin kamu..."Anya menggigit bibirnya, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi di antara mereka. Hatinya berteriak, tubuhnya merespons, tapi pikirannya masih diliputi kebingungan.Anya: (lirih) "Aku... Aku juga..."Reza tersenyum samar, lalu mengecup keningnya lama, seolah menenangkan dirinya sendiri.Reza: (menghela napas) "Tapi aku nggak mau kamu menyesal nanti."Anya mengerjap, merasakan sesuatu yang hangat memenuhi dadanya. Reza bukan hanya menginginkannya, tapi juga menghargainya.Dia menyentuh dada Reza,

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 41: Misteri di Balik Kematian Larasati

    Anya menatap Rio dengan tatapan tajam. Napasnya terasa berat, dadanya sesak.Anya: "Kalau Larasati kecelakaan... di mana tepatnya dia meninggal?"Rio diam sejenak, seakan ragu untuk menjawab. Ia mengaduk kopinya tanpa alasan yang jelas, lalu akhirnya menatap Anya.Rio: "Di sebuah villa di luar kota. Malam itu, dia dan Reza pergi ke sana. Tapi yang kembali cuma Reza."Anya merasakan bulu kuduknya berdiri.Anya: (berbisik) "Apa yang terjadi di villa itu?"Rio menghela napas panjang, jelas sekali ada beban di pikirannya.Rio: "Tidak ada yang tahu pasti, kecuali Reza. Tapi dari yang aku dengar, ada kecelakaan tragis."Anya: (mengernyit) "Kok bisa?"Rio menatap Anya dalam-dalam sebelum menjawab dengan suara rendah.Rio: "Itulah pertanyaan besar, Anya."Jantung Anya seakan berhenti berdetak sesaat.Anya: "Kamu... kamu curiga sama Reza?"Rio menggeleng.Rio: "Aku nggak tahu. Tapi fakta bahwa Reza satu-satunya orang di sana malam itu... membuat semuanya jadi mencurigakan, kan?"Anya menggigit

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 42: Mengungkap Kaitan dengan Tarot

    Anya menggenggam cangkir teh di tangannya, mencoba menenangkan diri. Udara terasa semakin berat, seakan membawa beban yang belum terselesaikan. Tante Sisca menatapnya dengan penuh tanya, sementara Rio terlihat semakin serius.Anya: "Aku yakin, Nathan bukan hanya datang ke restoran. Dia juga pernah datang ke apartemenku… dan booth tarot."Tante Sisca tersentak.Tante Sisca: "Kapan? Bagaimana kamu tahu itu Nathan?"Anya menarik napas dalam.Anya: "Aku sering merasakan kehadiran yang aneh. Bukan sekedar bayangan atau firasat. Suasana di apartemenku tiba-tiba berubah. Dingin. Seperti ada seseorang yang mengamati. Aku pernah mendengar langkah kaki di lorong… tapi saat aku membuka pintu, tidak ada siapa-siapa."Rio ikut menimpali, suaranya lebih dalam.Rio: "Dan di booth tarot? Apa yang terjadi?"Anya mengusap lengannya yang tiba-tiba merinding.Anya: "Waktu itu aku sedang membaca kartu untuk seseorang. Tiba-tiba lilin yang kupasang berkedip, seperti ada angin padahal tidak ada jendela terb

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 43: Aku Tidak Ingin Kehilanganmu

    Anya mengabaikan ketukan di pintu apartemennya. Jantungnya masih berdegup kencang setelah hasil bacaan sebelumnya, tapi dia tahu harus melanjutkan.Tangannya kembali meraih kartu tarot. Kali ini, pertanyaannya lebih spesifik.Anya (berbisik): "Siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas kematian Larasati?"Dia menutup mata sejenak, menarik napas dalam, lalu mulai mengocok kartu. Energi di sekitarnya terasa semakin berat.Akhirnya, dia menarik tiga kartu.Kartu Pertama: The DevilAnya menatap kartu itu dengan napas tertahan. The Devil adalah simbol manipulasi, obsesi, dan keterikatan yang berbahaya.Anya (mengerutkan kening): "Seseorang terobsesi dengan Larasati… seseorang yang mungkin memiliki niat buruk sejak awal."Orang itu mungkin mengendalikan Larasati atau bahkan mempermainkannya sebelum tragedi terjadi.Kartu Kedua: The ChariotSebuah kartu yang melambangkan kontrol, determinasi, dan ambisi besar.Anya (berpikir keras): "Seseorang dengan kendali kuat… seseorang yang mengarahka

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 44: Klien Misterius

    Siang itu, restoran milik Maminya Rio cukup ramai. Booth tarot yang dijaga Anya menarik perhatian beberapa pelanggan yang penasaran. Anya sudah menangani beberapa pembacaan, hingga seorang pria masuk dan duduk di hadapannya.Pria itu mengenakan kemeja hitam, dengan jam tangan mahal yang mencolok di pergelangannya. Rambutnya rapi, dan sorot matanya tajam, seolah menilai Anya sebelum ia berbicara.Pria: "Aku ingin konsultasi."Anya mengangguk, mulai mengocok kartu tarotnya.Anya: "Silakan pikirkan pertanyaan yang ingin bapak ajukan."Pria itu tersenyum tipis, tetapi senyumnya terasa dingin.Pria: "Aku tidak percaya tarot, tapi aku penasaran sejauh mana kamu bisa membaca masa depan seseorang."Nada suaranya mengandung tantangan. Anya tetap tenang, lalu menarik tiga kartu dan meletakkannya di atas meja.Anya: "Kita lihat apa yang kartu ini katakan."Matanya menelusuri kartu yang terbuka: The Moon, The Devil, dan The Tower.Anya merasakan hawa aneh. Kartu-kartu ini menggambarkan kebingunga

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 45: Petunjuk yang Mulai Terungkap

    Anya melangkah mundur dengan hati berdebar. Rio tidak pernah membentaknya seperti ini sebelumnya. Ada sesuatu yang dia sembunyikan, sesuatu yang tidak ingin dia bicarakan."Baiklah, aku pergi," ujar Anya akhirnya, mencoba menahan emosi.Rio menutup pintu dengan cepat, meninggalkan Anya dengan lebih banyak pertanyaan di kepalanya.Saat berjalan menjauh dari rumah Rio, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal:"Berhenti mencari tahu tentang Larasati. Itu berbahaya."Anya merasakan bulu kuduknya meremang. Siapa yang mengirim pesan ini? Dan bagaimana orang itu tahu bahwa dia sedang menyelidiki kematian Larasati?Dia segera membalas pesan itu: "Siapa ini?"Tidak ada balasan.Anya mempercepat langkahnya menuju apartemen. Pikirannya terus berputar, mencoba menghubungkan semua petunjuk yang dia temukan sejauh ini.Nathan, Tante Sisca, Reza, dan sekarang Rio yang tiba-tiba menghindar. Semuanya seperti memiliki bagian dari teka-teki ini.Saat tiba di apartemen, dia langsung

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08

Bab terbaru

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 96: Pertempuran yang Sesungguhnya

    Anya menunjukkan pesan itu ke Reza.Mereka saling bertukar pandang — firasat mereka mengatakan, malam ini akan menjadi malam yang panjang dan penuh jawaban.***Matahari mulai condong ke barat saat Reza dan Anya kembali ke apartemen untuk bersiap. Suasana hening sepanjang perjalanan; keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing tentang pesan misterius yang baru saja mereka terima.Pukul 18.45, mereka sudah tiba di Kafe Seroja — kafe kecil bergaya vintage dengan interior kayu dan lampu temaram. Kafe itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pengunjung yang asyik dengan kopi dan laptop mereka.Reza memilih meja di sudut ruangan yang menghadap pintu masuk. Anya duduk di seberangnya, matanya sesekali melirik ke sekitar. Tepat pukul 19.00, pintu kafe berderit terbuka.Masuklah seorang pria paruh baya, berjaket hitam dan celana kain gelap. Rambutnya sudah memutih di pelipis, namun sorot matanya tajam dan penuh perhitungan. Ia melangkah mantap ke arah meja mereka dan duduk tanpa diundang.“

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 95: Masa Lalu Rio dan Keluarganya

    "Ini bukan orang biasa," gumam Reza. "Namanya Harun. Dulu dia pengacara gelap yang pernah terkait dengan kasus korupsi besar-besaran, tapi lolos karena kurang bukti."Rangga mengangguk. "Benar. Aku juga temukan bahwa Andre dan Harun bekerja sama untuk menguasai salah satu perusahaan properti warisan milik keluarga Nathan. Mereka ingin mengalihkan aset besar ke rekening luar negeri menggunakan dokumen palsu."Anya mengernyit. "Tapi bukankah aset-aset itu masih dalam proses hukum setelah Nathan tertangkap?""Justru itu. Mereka memanfaatkan kekosongan dan celah hukum. Kalau mereka berhasil, bisa jadi semua properti itu lenyap tanpa jejak," jelas Rangga.Reza mengepalkan tangan, rahangnya mengeras."Kita nggak bisa diam saja. Aku punya beberapa kolega di kejaksaan yang bisa bantu percepat proses blokir aset. Tapi kita butuh bukti konkret keterlibatan Andre dan Harun."Rangga tersenyum tipis dan menarik satu amplop cokelat dari tasnya."Aku sudah siapkan ini. Ada rekaman percakapan dan sal

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 94: Rangga Ikut Membantu

    Malam di vila. Meski suasana tampak tenang, ketegangan masih terasa di antara Anya dan Reza setelah pesan misterius dari orang berinisial “A” siang tadi.Reza memastikan semua pintu dan jendela terkunci rapat, lalu memeriksa kamera CCTV tambahan yang baru dipasang oleh tim pengamanan yang ia sewa."Semua aman. Jangan khawatir. Aku sudah perketat penjagaan," ucap Reza lembut sambil mengelus rambut Anya.Anya mencoba tersenyum, meski pikirannya masih berputar."Aku percaya sama kamu, Reza. Tapi aku juga ingin tahu siapa A sebenarnya dan apa tujuannya."Reza menatap mata Anya dalam-dalam."Kita akan cari tahu. Besok kita pulang ke Jakarta. Aku sudah atur pertemuan dengan penyelidik swasta yang biasa aku pakai untuk urusan kantor. Kita akan selesaikan ini sampai tuntas."Keesokan harinya, setelah kembali ke Jakarta, Reza membawa Anya bertemu penyelidik swasta bernama Rangga. Pria berperawakan tegas itu langsung memeriksa nomor pengirim pesan misterius.Beberapa jam kemudian, Rangga datang

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 93: Kedatangan Andre

    Reza menatap Anya dalam-dalam. Ia menarik napas panjang sebelum menjawab, “Aku memang ketemu Rio. Tapi bukan untuk hal yang buruk. Aku cuma ingin memastikan kamu aman, Anya. Aku serahkan semua bukti soal Nathan ke dia biar urusan itu selesai."Mata Anya berkaca-kaca. Ia merasa terharu sekaligus menyesal."Aku sayang sama kamu, Anya. Dan aku nggak akan berhenti lindungi kamu, seberat apa pun," lanjut Reza.Anya tak mampu berkata apa-apa lagi. Ia hanya bisa tersenyum dan memeluk Reza erat. Di kejauhan, sosok Rio memperhatikan mereka dengan ekspresi rumit. Hatinya tersayat, karena ia sadar — ia kalah dalam cinta ini.***Keesokan paginya, suasana di vila mulai terasa lebih tenang. Anya bangun dengan perasaan damai setelah semalam berbagi cerita panjang dengan Reza. Hubungan mereka terasa semakin kuat setelah melewati banyak ujian.Reza mengajak Anya mengunjungi Pura Tirta Empul, tempat suci yang pernah mereka dengar dari Guru Adarma. Di sana, mereka berniat membersihkan pikiran dan hati,

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 92: Rio Berusaha Mengganggu

    Langit Bali sore itu berwarna jingga keemasan. Angin laut berembus lembut, membawa aroma asin yang menenangkan. Anya dan Reza tiba di sebuah vila tenang di tepi pantai Seminyak. Senyum Anya terlihat lebih lepas dibanding minggu-minggu sebelumnya.“Ini indah sekali, Reza…” Anya berkata sambil berdiri di balkon, memandangi matahari yang mulai terbenam.Reza mendekat, menaruh tangannya di pundak Anya. “Kamu butuh ketenangan setelah semua yang terjadi. Anggap saja ini awal yang baru.”Malamnya, mereka makan malam di sebuah restoran tepi pantai yang remang-remang dan romantis. Di meja, Reza tampak beberapa kali gelisah, seolah menunggu momen yang tepat. Anya yang peka mulai menyadarinya.“Ada yang mau kamu omongin?” tanya Anya lembut.Reza tersenyum kecil, kemudian menghela napas panjang. Ia merogoh saku kemejanya, mengeluarkan sebuah kotak beludru kecil, dan membukanya. Cincin berlian sederhana namun elegan berkilau di dalamnya.“Anya… setelah semua yang sudah kita lalui, aku nggak mau ke

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 91: El Rela Berkorban

    Sore itu, langit mendung menggantung di atas kota. Suasana tegang melingkupi ruang kerja Pak Bagas saat mereka merencanakan pertemuan dengan El.“Lokasinya di gudang kosong dekat pelabuhan Sunda Kelapa,” kata Pak Bagas, meletakkan ponselnya di meja setelah percakapan dengan El berakhir.Reza mengernyit. “Tempat itu terlalu sepi. Kalau ini jebakan, Pak Bagas bisa dalam bahaya.”Anya menatap peta yang dibentangkan Rio. "Kalau kita posisikan tim di tiga titik pengawasan ini, kita bisa pantau area tanpa El menyadari," usulnya sambil menunjuk lokasi strategis.Rio mengangguk setuju. “Aku akan pimpin tim pengintai. Reza, kamu jagain Anya.”Reza melirik Anya dengan tatapan lembut namun penuh tekad. “Aku nggak akan jauh darimu.”Beberapa jam kemudian, saat senja mulai jatuh, mereka bergerak ke lokasi. Pak Bagas masuk lebih dulu ke dalam gudang tua yang nyaris runtuh, sementara Reza, Rio, dan Anya bersembunyi di jarak aman, memantau dari teropong kecil.El sudah menunggu di dalam, wajahnya puc

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 90: Rio Menyatakan Perasaannya

    Di sudut parkiran, El duduk di dalam mobil hitam dengan kaca gelap. Wajahnya pucat dan tegang. Ia memandangi foto Anya yang tergeletak di kursi penumpang, lalu menatap ponselnya yang tak berhenti bergetar. Nama Nathan muncul di layar.Dengan ragu, El menjawab panggilan itu."Aku tahu kau bertemu mereka, El," suara Nathan terdengar dingin di seberang. "Jangan lupa siapa yang membesarkanmu, siapa yang membayarmu selama ini. Kau tahu apa yang harus kau lakukan."El terdiam beberapa detik, lalu menjawab pelan, "Aku tak akan membiarkan mereka menghancurkan kita. Tapi… aku tidak akan sakiti Anya."Panggilan terputus. El menghela napas panjang dan menutup matanya, jelas gelisah. Kenangan masa kecilnya bersama Larasati, kembarannya All, dan keterlibatannya dalam jaringan Nathan kembali terlintas di benaknya.Sementara itu, di apartemen Anya, Reza dengan sigap memeriksa setiap sudut ruangan, memastikan tak ada alat penyadap atau kamera tersembunyi. Anya memandangi pria itu dengan hati yang han

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 89: Strategi dan Bukti

    Keesokan paginya, matahari Bali menyinari lembut balkon kamar penginapan Anya dan Reza. Suasana masih hening, hanya suara ombak yang terdengar samar dari kejauhan. Anya duduk di kursi rotan, matanya menatap kosong laut biru, pikirannya terus memutar kata-kata Guru Adarma.Reza keluar dari kamar membawa dua cangkir kopi hangat. Ia menyerahkan satu ke Anya, lalu duduk di sampingnya. “Masih kepikiran soal El dan Rio?”Anya mengangguk pelan. “Aku merasa semuanya belum selesai, Za. Perasaan aku nggak tenang.”Reza menarik napas dalam. “Kita selesaikan satu per satu, pelan-pelan. Kita sudah jauh sampai sini, Anya. Kita harus tetap kuat.”Tiba-tiba ponsel Anya bergetar. Pesan singkat masuk dari nomor tak dikenal. “Kalau kau ingin tahu siapa sebenarnya El dan keterkaitannya dengan Nathan, temui aku di kafe dekat apartemenmu, sepulang dari Bali.”Anya menunjukkan pesan itu pada Reza. Ia mengernyit curiga. “Kita harus hati-hati. Jangan-jangan jebakan.”Anya menggigit bibir. “Tapi kalau benar ad

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 88: Perang Dimulai

    Anya dan Reza saling bertukar pandang, kegelisahan mulai meresap. "Jadi, ini sudah waktunya," kata Anya, suaranya tenang meskipun ketakutan merayapi hatinya."Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan selain maju," jawab Reza, sambil menatap El yang sejak tadi diam. "El, apa yang kamu tahu tentang Rio? Dia lebih terlibat dalam permainan ini daripada yang kita kira."El yang sedari tadi terdiam, kini melangkah mendekat, matanya penuh keseriusan. "Rio… dia selalu ada di sekitar Nathan. Tapi aku rasa dia lebih dari sekadar sekutu. Aku pernah mendengar Nathan berbicara tentang Rio sebagai seseorang yang bisa ‘menyelesaikan pekerjaan kotor’. Itu berarti, kita menghadapi lebih dari sekadar ancaman biasa."Anya mengangguk, mengerti. "Jadi, kita harus memutar otak. Aku tidak akan menyerahkan apapun pada mereka."Reza menggenggam tangan Anya dengan erat. "Kita akan bertindak lebih cepat. Jika kita terus menunda, mereka akan lebih dulu bergerak."Malam itu, setelah pertemuan yang panjang, mereka me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status