Home / Romansa / Gairah Cinta Kakakku / 19. Berhenti ikut campur

Share

19. Berhenti ikut campur

Author: Rossy Dildara
last update Last Updated: 2025-07-01 13:00:54

"Kamu bilang apa, Dek? Kakak menikahimu?" Suaranya terdengar terbata-bata.

"Iya," jawabku dengan nada sedikit menantang, suara dan tatapanku teguh, menunjukkan keseriusanku.

"Konyol. Kakak nggak mungkin melakukan hal itu, Dek. Kita 'kan—"

"Kalau nggak mungkin, berhenti melarangku untuk menikah!" potongku cepat, penuh emosi. Suaraku meninggi.

Padahal aku sudah menduga jawabannya akan menyakitkan, tapi bisa-bisanya aku nekat berkata seperti itu.

Menyebalkan!

Tanganku mengepal erat, menahan keinginan untuk memukul wajahnya.

Rasanya ingin kutonjok wajah Kak Juna sekarang juga, tapi aku masih bisa menahan diri karena masih menghormatinya sebagai Kakakku.

"Mulai sekarang... berhenti ikut campur tentang semua urusanku! Urus saja urusan Kakak dan fokuslah kepada Mbak Friska!" Aku menambahkan kalimat itu dengan penuh ketegasan.

Kak Juna langsung terdiam. Mobil kembali melaju, namun pelan, menembus hiruk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rossy Dildara
nanti ya kak
goodnovel comment avatar
Purwati Abdul mujib
mana lanjutnya thor?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gairah Cinta Kakakku   39. Tolong restui aku

    "Tapi, aku dan Kakak 'kan sudah menikah, Pi. Aku makin nggak bisa melupakannya. Dia sudah menjadi suamiku."Setidaknya, karena semuanya terlanjur terjadi, Silvi mencoba untuk menerima keadaannya, dengan menerima Juna yang kini telah menjadi suaminya."Pernikahan kalian nggak sah, ngapain dipikirin.""Tapi Kakak 'kan ada buktinya, Pi, dan di sana jelas kalau pernikahan siri itu sudah dilakukan.""Menurut Papi tetap nggak sah. Karena selain tanpa persetujuan keluarga... Dia juga melakukan itu tanpa persetujuanmu.""Apakah ini berarti pernikahanku dengan Kakak harus diulang?""Nggak perlu." Papi Tian menggeleng cepat."Kenapa?""Kamu dan Kakakmu akan selamanya menjadi saudara, jadi nggak akan pernah ada pernikahan di antara kalian." Papi Tian menjelaskan, suaranya tegas dan tanpa kompromi."Tapi semuanya 'kan sudah terlanjur terjadi, Pi. Lagian aku juga sudah gagal menikah dengan Kak Robert, jadi aku—" Silvi mencoba menjelaskan lagi, mencoba mencari celah agar Papinya mau mengerti pos

  • Gairah Cinta Kakakku   38. Membuka lembaran baru

    Mata Silvi perlahan mengerjap, pandangannya masih kabur, berusaha fokus. Cahaya redup di ruangan itu terasa menyilaukan.Dia merasakan sentuhan lembut di dahinya, hangat dan menenangkan. Pandangannya jatuh pada Papi Tian yang duduk di kursi kecil dekat tempat tidurnya, wajahnya dipenuhi kelegaan dan kasih sayang yang tulus."Kamu sudah bangun, Sayang? Alhamdulillah... demammu juga sudah turun." Suara Papi Tian terdengar lembut dan menenangkan.Silvi mengangguk lemah, kepala terasa berat. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya, namun terasa lemas.Pandangannya menjelajah ruangan, mencoba mengenali setiap sudut yang samar-samar terlihat. Hanya ada Papi Tian dan Papa Dono saja. Papa Dono duduk di sofa di sudut ruangan, posturnya tegang, wajahnya tampak sedikit lelah."Yang lain ke mana, Pi? Mami, Mama dan Kakak ... apa mereka nggak ikut ke sini?" Silvi mengerutkan dahi, mencari keberadaan keluarganya yang lain."Mami sedang masak di rumah, nanti mau dibawa ke sini. Aroma masakannya pasti suda

  • Gairah Cinta Kakakku   37. Memisahkan Silvi dan Juna?

    "Iya, itu jauh lebih baik," sahut Daddy Joe kesal."Tapi tadi jelas Daddy sendiri juga dengar dari Juna... kalau dia saja diminta oleh Papinya untuk melupakan rasa cintanya untuk Silvi, sementara hal seperti itu sangat susah dilakukan. Jadi ini bukan murni kesalahan Juna, Dad." Robert mencoba berpikiran secara logika, mencerna semua yang telah terjadi."Apapun alasannya, Juna tetap salah di sini! Padahal dia juga bisa menolak permintaan Papinya, sebelum ini terjadi!" Daddy Joe tetap teguh pada pendiriannya, dengan tegas menyalahkan tindakan Juna."Daddy nggak tau posisi Juna, kita nggak boleh menghakiminya, Dad.""Kamu itu udah disakiti masih tetap saja membela, ya, Rob? Terbuat dari apa hatimu??" Napas Daddy Joe tercekat, menahan emosi di dadanya. "Intinya sekarang... Daddy nggak mau kamu dan dia berteman lagi, titik!""Apakah setelah aku dan Juna nggak berteman aku bisa kembali bersama Silvi??""Enggak, kan? Pernikahanku sudah

  • Gairah Cinta Kakakku   36. Berjiwa besar

    Melihat Juna berlutut, sesuatu yang berat mencengkeram hati Robert.Bayangan Juna yang biasanya ceria dan penuh semangat kini tertunduk lesu, menimbulkan rasa tidak enak yang dalam. Meskipun kemarahan dan kekecewaan masih membuncah di dadanya, seutas benang keraguan mulai muncul.Informasi tentang Juna yang sengaja membawa pergi Silvi, menghancurkan hatinya berkeping-keping. Kecewa, marah, sedih, dan rasa sakit yang tak terperi memenuhi jiwanya. Kenangan pesta pernikahan yang meriah, kedekatan mereka sebagai sahabat, kini berubah menjadi duri yang menusuk-nusuk hatinya. Seolah Juna sengaja mempermalukan dia di hari bahagianya. Namun, di balik semua itu, suatu keyakinan samar mulai tumbuh dalam dirinya: Juna pasti memiliki alasan."Jun ...." Suara Robert terdengar parau, menahan gelombang emosi yang menggulung. Dengan gerakan hati-hati, dia meraih tubuh Juna, menariknya hingga berdiri sejajar. Lalu, dalam sebuah gerakan spontan Juna la

  • Gairah Cinta Kakakku   35. Hukuman

    Papi Tian perlahan mengambil ponselnya dari dalam kantong celana, gerak-geriknya cepat dan tegas. Dia lalu mengetik pesan di ponselnya. Juna ingin melihat isi pesan itu, namun Papi Tian menggeser ponselnya, seolah sengaja melarangnya. Pria itu tidak ingin Juna tahu siapa yang akan dihubungi."Papi tau kamu cinta sama Silvi, tapi tetap saja apa yang kamu lakukan nggak bisa Papi maafkan. Apalagi pernikahan yang kamu jalani dengan Silvi." Papi Tian menarik napas dalam. Suaranya tetap tegas, namun terdengar sedikit lebih lembut. "Selain tanpa restu orang tua... kamu juga melakukan itu tanpa sepengetahuan Silvi. Itu nggak sah, Jun!""Kata siapa nggak sah? Itu sah, Pi, setidaknya dalam agama. Sebelum menikah aku sudah konsultasi sama ustad dan penghulunya. Tanya mereka kalau Papi nggak percaya. Aku punya kontaknya, kita bisa temui mereka sekarang."Juna mengambil ponselnya dari dalam kantong celana, jari-jarinya cekatan mencari n

  • Gairah Cinta Kakakku   34. Bu*nuh saja aku sekarang!

    Plaakkk!!Satu tamparan lagi mendarat di pipi Juna, keras dan menyakitkan.Bunyi tamparan itu bergema di dalam mobil, menambah rasa perih yang sudah membakar pipinya. Mami Nissa, wajahnya merah padam karena amarah, masuk ke dalam mobil diikuti Papi Tian. Tamparan kedua itu lebih kuat dari yang pertama, menimbulkan rasa panas dan terbakar di pipi Juna."Kamu benar-benar ya, Jun! Kenapa kamu bisa melakukan ini?? Di mana akal sehatmu?? Apa kamu nggak berpikir bagaimana perasaan Robert?? Dia terpukul sekali dan keluarganya juga sangat kecewa sama kami!!" Geram Mami Nissa, suaranya bergetar karena amarah yang membuncah. Matanya melotot tajam, menunjukkan kemarahan yang tak terbendung. Rahangnya mengeras, menunjukkan betapa tegangnya dia saat ini.Juna menarik napas dalam-dalam, dadanya terasa sesak. Napasnya terdengar berat dan terengah-engah, mencoba menenangkan diri di tengah badai emosi yang menerjangnya. Dia merasakan nyeri yang luar b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status