Pelukan Hangat Musuh Keluarga

Pelukan Hangat Musuh Keluarga

last updateHuling Na-update : 2025-11-11
By:  depdepIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
10Mga Kabanata
18views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Dark Romance

Wanita Kuat

Dewasa

Bos / CEO

Mafia

Protektif

Kabur dari Pernikahan

Tawanan

Tantangan Pernikahan

Alisia melarikan diri dari rumah karena menolak untuk menikah dengan musuh keluarganya yang terkenal kejam. Disaat pelarian, tanpa sengaja dia berakhir dalam pelukan Reed Kensington. Lelaki yang tak lain adalah calon suaminya sendiri. Pernikahan mereka pun tak bisa dihindari lagi. Alisia pasrah dengan apapun yang akan dilakukan oleh suami dan keluarga Kensington terhadap dirinya. Karena kebencian antara dua keluarga pasti tidak akan berakhir hanya karena pernikahan semata. "Kenapa kamu bersikap baik dan memperlakukan aku sebagai seorang istri?" "Lalu kamu mau diperlakukan seperti apa? Tawananku?"

view more

Kabanata 1

BAB 1. Melarikan Diri

Patel dan Kensington adalah dua keluarga besar yang sudah bermusuhan puluhan tahun lamanya. Terhitung sudah banyak nyawa yang terenggut akibat hubungan buruk diantara mereka.

Ketika giliran Ethan Patel dan Liam Kensington memimpin keluarga, keduanya pun berencana untuk memperbaiki hubungan.

Pernikahan menjadi salah satu langkah pertama yang dianggap sebagai percobaan untuk perdamaian mereka.

Sayangnya hal itu tidak ditanggapi dengan baik oleh anggota keluarga Patel. Karena salah satu anak perempuan mereka lah yang akan dinikahkan. Sebab Kensington yang siap untuk menikah, semuanya berjenis kelamin laki-laki.

"Aku tidak mau menikah dengan keluarga kejam seperti mereka, Papa," tolak Aurelie, salah satu putri sah dari Ethan.

Alexander, putra tertua Ethan sekaligus pewaris utama Patel memberikan pendapatnya. "Aku juga tidak setuju Papa mengirim Ellie pada keluarga itu."

Adrian, kembaran Aurelie juga tidak menyetujui usulan itu. "Ellie adalah kesayangan kita semua, Papa. Kalau Papa mengirimnya pada keluarga Kensington, Ellie bisa terluka atau kehilangan nyawanya jika rencana perdamaian tidak membuahkan hasil yang baik."

"Aku dengar Kensington muda adalah pria yang kejam dan tidak berperasaan." Alexander mencoba mengingat-ingat pewaris utama Kensington yang pernah dia temui dulu. "Reed jauh lebih mengerikan daripada ayahnya. Ellie kita yang manis, terlalu berharga untuk menjadi tawanan mereka."

"Tapi hanya Ellie satu-satunya putri Papa yang tersisa. Bahkan kakak perempuannya sudah menikah."

"Dalam keluarga kita, memang hanya tersisa aku sebagai putri sah yang belum menikah. Tapi Papa masih memiliki satu anak perempuan lagi," ucap Aurelie mengingatkan.

Anak tidak sah yang dimaksud nyatanya masih menikmati makanannya meski bisa mendengar pembicaraan dengan baik. Sayangnya Alisia tidak menyadari banyak tatapan mata kini tertuju padanya.

"Oh, kamu benar. Papa lupa dengan keberadaannya. Siapa namanya?"

Pertanyaan itu membuat Alisia menurunkan sendok dan garpunya. Bibir gadis itu tersenyum miris.

Bahkan namanya pun tidak diingat oleh sang ayah. Rasanya benar-benar menyedihkan.

"Alyssa?" Adrian menjawab dengan nada tidak yakin.

"Alisia," ucap Alexander yang membuat adik-adiknya menyerukan 'oh' dengan panjang.

"Kamu juga anakku bukan? Hei, kamu yang duduk paling ujung itu."

Bahkan cara bicara sang ayah padanya tidak sama seperti kepada anak-anak yang lain.

"Saya Alisia, Papa."

"Benar, kamu. Persiapkan diri kamu untuk menikah dengan Reed Kensington secepatnya."

Beberapa menit lalu Aurelie masih sempat ditanyakan tentang kesediaannya untuk menikah. Sementara Alisia langsung mendengar keputusan dari sang ayah.

Begitu lah perbedaan statusnya dengan para kakaknya itu. Mereka semua adalah anak sah, sementara hanya dirinya satu-satunya anak tidak sah dari Ethan Patel.

"Tapi, Papa—"

"Tidak ada bantahan, Alyssa. Anggap saja kamu sedang membayar kebaikan keluarga Patel padamu selama ini."

Namanya Alisia, bukan Alyssa.

"Kamu beruntung akan menikah dengan pewaris utama Kensington, Alyssa," komentar Adrian.

"Alisia."

"Benar, itu namamu. Kelak kamu bisa menjadi Nyonya besar Kensington."

"Itu kalau dia tidak mati di tangan suaminya sendiri," lanjut Aurelie membuat ruang makan itu seketika dipenuhi suara tawa. Seakan-akan kematiannya benar-benar sebuah lelucon.

Karena penunjukan dirinya untuk menjadi pengantin Reed Kensington, sepanjang perjalanan menuju kamarnya, Alisia bisa mendengar bisik-bisik para pelayan yang merasa iba padanya.

"Kasihan sekali Nona Sia. Dia akan dinikahkan dengan salah satu anggota keluarga Kensington."

"Aku dengar mereka semua orang-orang yang kejam. Bukankah ibu kandung Nona Sia meninggal karena ulah mereka?"

"Hush! Kamu lupa kalau kita dilarang membicarakan mendiang?"

"Kenapa mendiang tidak boleh dibicarakan?"

"Karena Nona Sia pernah berkata kalau yang membunuh ibunya adalah Nyonya besar. Bukan musuh dari keluarga ini."

"Lagi pula yang meninggal juga tidak bisa hidup kembali. Untuk apa terus dibicarakan? Hanya akan membuat mendiang tidak beristirahat dengan tenang."

"Untuk sekarang kita harus pikirkan, perpisahan seperti apa yang harus kita sampaikan pada Nona Sia. Karena pernikahan itu, mungkin akan membuat Nona kita yang malang kehilangan nyawanya."

"Apa keluarga itu memang sangat menakutkan?"

"Jangankan pada musuh, mereka bahkan tidak segan-segan untuk melenyapkan anggota keluarga mereka sendiri."

"Mengerikan sekali. Entah Nona Sia bisa berhasil hidup lama atau tidak karena pernikahan ini."

Para pelayan itu benar. Bahwa pernikahan dengan Kensington hanya sebagai jalan untuknya mengantarkan nyawa. Dan Alisia jelas menginginkan hidup yang panjang.

Karena tidak ingin menikah, Alisia pun menyiapkan rencana pelariannya selama dua hari.

Sehingga pada malam ketiga setelah dirinya diputuskan untuk menikah, Alisia mencoba kabur. Dia melarikan diri.

Tentunya setelah membuat pengawas CCTV dan penjaga pintu belakang tertidur karena meminum air yang ditambahkan dengan beberapa pil tidur milik ibunya dulu.

Karena Alisia tidak pernah kasar terhadap para pelayan dan penjaga, mereka tidak pernah bersikap waspada terhadapnya.

Dan tidak ada satu orang pun diantara keluarganya yang berpikir kalau Alisia akan melarikan diri. Sehingga keamanan sama sekali tidak diperketat.

"Kenapa Nona berkeliaran tengah malam begini?"

Alisia tersentak sebelum berbalik cepat. Tio, salah satu penjaga yang cukup dia kenal dekat kini berdiri didekat pintu belakang.

Lelaki itu sedang bersandar ke dinding. Aroma menyengat yang tercium mengartikan kalau Tio baru saja merokok.

"A-aku tidak bisa tidur. Jadi aku butuh udara segar."

"Mencari udara segar sambil membawa tas? Saya tebak isinya adalah uang, perhiasan dan beberapa helai pakaian."

Sambil mencengkram tali tasnya, Alisia berkata dengan nada frustasi. "Tio, dengar—"

"Pergilah, Nona. Saya tidak melihat apapun, terutama anda."

"K-kamu serius?" tanya Alisia tidak yakin.

"Semoga Nona berakhir ditempat yang lebih baik."

"Terima kasih," ucap Alisia sebelum menjauhi Tio. Dia tidak ingin lelaki itu berubah pikiran, lalu menahannya untuk tidak melarikan diri.

Akhirnya Alisia berhasil keluar dengan tenang dari lingkungan keluarga Patel. Dengan langkah cepat dan setengah berlari, dia pun menyusuri malam.

Untuk perempuan sepertinya, begitu wajar merasa takut. Tapi Alisia berusaha untuk menahan diri.

Entah sudah berapa kilometer Alisia berjalan, dia tidak tau. Tapi yang pasti, dari ufuk timur sudah ada tanda-tanda matahari akan menampakkan diri. Dan tubuhnya juga terasa sangat lelah sekarang.

Dari arah berlawanan, cahaya dari lampu mobil tiba-tiba menyorot dirinya. Alisia merapatkan jaketnya dan berjalan menunduk. Jangan sampai mobil itu milik salah satu keluarganya.

Langkah kaki Alisia berhenti saat mobil juga berhenti di depannya. Dia mundur selangkah saat seseorang tampak keluar dari kursi belakang.

Siluetnya seakan menunjukkan seorang perempuan karena panjang rambutnya hampir menyamai milik Alisia. Tapi tampaknya dia adalah lelaki saat dilihat dari betapa besar dan kekar badannya.

Butuh dua langkah lagi bagi orang itu untuk berada lebih dekat dengannya. Tapi sayangnya Alisia yang kelelahan sudah lebih dulu terhuyung.

Dia pun jatuh pingsan dalam pelukan orang asing itu.

***

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
10 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status