Home / Romansa / Gairah Cinta Kakakku / 65. Silvi aman bersamaku

Share

65. Silvi aman bersamaku

Author: Rossy Dildara
last update Last Updated: 2025-08-30 13:00:35

"Oh, ada," jawabku dengan gugup, sambil menarik napas dalam-dalam. "Kakak ambil sebentar, ya, tapi kamu janji dulu jangan kemana-mana." Aku menatapnya dengan tatapan memohon.

"Iya, janji," jawab Silvi sambil tersenyum manis. Senyumnya itu membuatku semakin terpikat.

"Kakak hanya sebentar ya, Dek," ucapku, berusaha meyakinkan dirinya.

Aku pun pamit, tapi karena rasa takut yang masih menghantuiku, takut terjadi sesuatu yang buruk, takut Silvi kabur atau dibawa kabur seseorang yang datang, jadi aku menguncinya dari dalam dengan membawa kunci hotel itu. Aku tahu ini mungkin berlebihan, tapi aku tidak bisa mengambil risiko apapun. Aku harus memastikan Silvi aman bersamaku.

***

(POV Author)

"Pak! Berhenti, Pak!" seru Mama Della dengan nada panik. Tangannya mencengkeram erat sandaran kursi taksi. Padahal, rumahnya masih beberapa puluh meter lagi.

Siang yang terik itu, Mama Della baru pulang dari supermarket, sehabis berbel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Cinta Kakakku   91. Deg-degan

    "Eh, Dek. Kamu sudah bangun?" gumam Juna seraya mengucek matanya, menyadari kehadiran Silvi di dekatnya. Namun, dahinya langsung berkerut dalam, memperhatikan istrinya yang tampak aneh, menutupi wajah dengan kedua tangan. "Tapi kenapa kamu menutupi wajahmu begitu?" tanyanya dengan nada bingung dan sedikit khawatir."Eng-enggak! Enggak apa-apa, Kak!" sahut Silvi dengan nada panik yang kentara. Tanpa menunggu jawaban, dia berbalik dan buru-buru melangkah keluar dari kamar, meninggalkan Juna yang termangu dengan ekspresi kebingungan yang semakin menjadi. "Aku mandi duluan, Kak!" serunya dari ambang pintu, sebelum benar-benar menghilang di balik dinding.Juna terdiam, menatap nanar ke arah pintu yang baru saja tertutup. Dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. "Kenapa dia? Aneh banget."**Usai sarapan, mereka berdua berangkat menuju kampus.Mobil melaju membelah jalanan Jakarta yang mulai ramai, namun suasana di dalam mobil terasa cang

  • Gairah Cinta Kakakku   90. Karena kami tidur seranjang

    Ting!Ponsel Robert tiba-tiba berdengung, memecah keheningan. Sebuah notifikasi chat masuk dari Daddynya. Ternyata, dia juga telah melewatkan dua panggilan masuk tanpa disadari.[Kamu ada di mana, Rob? Ini sudah lewat dari jam lemburmu lho. Cepat pulang!]"Eemm... Om, Tante, aku sepertinya harus pulang. Daddyku orangnya agak rewel kalau aku telat pulang," kata Robert, berniat pamit.Semenjak dia gagal menikah untuk kedua kalinya, Daddy Joe menjadi protektif dan selalu mencemaskannya secara berlebihan jika dia telat pulang."Eh, tunggu, berapa nomor rekeningmu, Rob?" Daddy Irfan memegang tangan Robert, saat dia baru saja berdiri, menawarkan sesuatu yang tak terduga."Nomor rekening buat apa, Om?" tanyanya, tampak bingung."Buat ganti biaya bensin ke rumah sakit," jawab Daddy Irfan dengan nada tulus, merasa tak enak karena sudah merepotkan Robert di tengah malam.Robert menggeleng cepat, menolak tawaran itu dengan sopan. "Nggak usah, Om. Aku ikhlas kok nolongnya," ujarnya dengan senyum

  • Gairah Cinta Kakakku   89. Dia bukan jodohku

    "Overdosis obat tidur bisa sangat berbahaya, tergantung pada dosis dan jenis obat yang dikonsumsi. Untungnya, pasien cepat dibawa ke rumah sakit. Dan untuk saat ini, pasien masih dalam pengaruh obat, jadi dia akan merasa sangat lemas dan mengantuk. Namun, secara umum, kondisinya sudah stabil dan kami optimis dia akan segera pulih," jawab dokter tersebut, berusaha meyakinkan mereka dengan senyum tipis yang profesional, namun matanya memancarkan kelelahan. Daddy Irfan dan Mommy Indri menghela napas lega. Beban berat di dada mereka sedikit terangkat, namun bayangan ketakutan masih menari-nari di benak. Mereka tidak ingin kehilangan Friska. Entah bagaimana jadinya jika putri semata wayang mereka itu benar-benar pergi. Dunia mereka pasti akan runtuh. "Terima kasih banyak, Dok," kata Daddy Irfan dengan suara serak, mencoba mengukir senyum di bibirnya yang terasa kaku. "Sama-sama, Pak. Kalau begitu saya permisi, dan untuk sementara waktu ... putri Bapak dirawat inap dulu di sini, ya? Kami

  • Gairah Cinta Kakakku   88. Overdosis

    Di tengah perjalanan, mobil Daddy Irfan mendadak mati. Deru mesin yang tadinya meraung kencang tiba-tiba berhenti. Daddy Irfan menggerutu kesal, "Lagi genting begini bisa-bisanya bensinku habis," umpatnya sambil membanting setir. Dia segera turun dari mobil, membuka bagasi depan dengan kasar, dan benar saja, jarum indikator bensin menunjuk angka nol. "Ada apa, Dad? Kenapa mobilnya?" tanya Mommy Indri, nada suaranya dipenuhi kecemasan saat kaca mobilnya diturunkan. Wajahnya pucat pasi, matanya berkaca-kaca menatap suaminya. "Bensinnya habis, Mom. Kita naik taksi saja, ya?" jawab Daddy Irfan dengan nada frustrasi. "Ya sudah, cepat cari taksi, Dad," desak Mommy Indri, suaranya bergetar. Waktu terasa begitu berharga saat ini. Daddy Irfan langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, matanya liar mencari-cari taksi yang lewat. Jalanan tampak sepi. Saat taksi tak kunjung terlihat, matanya tiba-tiba menangkap sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilat yang hendak melintas. Melihat itu, deng

  • Gairah Cinta Kakakku   87. Mulutmu berbusa

    Setelah beberapa menit berlalu, Juna pun akhirnya keluar dari kamar mandi.Uap hangat mengepul tipis, membawa serta aroma sampo dan sabun mandi yang langsung menyegarkan seisi ruangan.Bukan sekadar membersihkan gigi dan bersih-bersih, tapi Juna sengaja mandi lagi. Dia membayangkan sentuhan kulitnya dengan Silvi nanti, dan ingin memastikan tubuhnya terasa segar dan wangi.Sebuah antisipasi itu seketika menggelitik perutnya, membuat jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya."Lho... Dek?" Langkahnya terhenti di ambang pintu kamar. Wajah cerianya langsung meredup, digantikan kekecewaan yang kentara. Silvi sudah terlelap di atas kasur, meringkuk memeluk guling seperti anak kucing yang kelelahan setelah seharian bermain. "Katanya udah siap tadi bilang, kok malah ditinggal tidur sih, Dek?" bisiknya lirih, nyaris tak terdengar oleh siapa pun kecuali dirinya sendiri."CK!" Juna berdecak pelan, berusaha menyembunyikan rasa kesalnya. Namun, saat matanya menatap wajah polos Silvi yang tam

  • Gairah Cinta Kakakku   86. Buat anak

    "Hidup susah gimana sih, Kak? Segini tuh nggak susah. Kita masih punya uang, punya tempat tinggal ya walau ngontrak. Mobil juga masih punya." Silvi menjawab dengan nada ceria, mencoba menghibur Juna.Dia tak ingin suaminya merasa bersalah, karena dia tahu Juna sudah melakukan yang terbaik untuknya."Iya, kamu benar," Juna mengangguk, senyumnya merekah mendengar jawaban Silvi yang penuh pengertian. Dia juga tak menyangka jika Silvi memiliki pemikiran yang dewasa ini. "Oh ya, berhubungan kontrakan kita masih kosong, bagaimana kalau kita nanti malam belanja buat ngisi perabotannya? Sekalian kita makan di luar juga.""Boleh," jawab Silvi, matanya berbinar. "Aku mau makan di bakso langgananku ya, Kak? Gimana?""Oke. Kakak juga udah lama nggak makan bakso nih, Dek," sahut Juna sambil mengelus perutnya.Setelah mandi dan bersiap-siap, mereka langsung berangkat ke toko furniture. Silvi dengan teliti memilih perabotan rumah tangga, namun dengan satu prinsip: yang penting-penting saja dan harga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status