Halo pembaca setia novel Madam š
Per episode ke-80 ini, "Gairah Cinta Om Mafia" telah menyelesaikan musim pertamanya.Terima kasih atas dukungan pembaca semua.Nggak nyangka banget, selama nulis 30 hari ini, bisa menghasilkan 80 episode, ini berkat doa dan dukungan pembaca semua.SEKILAS INFO UNTUK SEASON KE-2Di musim ini, cerita akan lebih fokus pada perjalanan Arren menempa diri dan juga intrik politik dalam wilayah keluarganya.Oho! Yes! Arren adalah cucu penguasa wilayah, jadi identitasnya bukan kaleng-kaleng!Ketika mulai melepaskan diri dari Leon, Arren mulai menyadari bahwa, menjadi wanita berdikari itu sangat penting! Meski dengan bantuan Clark, our second male-lead yang tersayang. Tolong jangan membencinya ya. Clark emang gitu orangnya. XixixiNah,Semoga terhibur.Di musim ini, pengujian cinta Leon dan Arren akan menghadapi tantangan serius.***Kindly note:- Kirimkan gem untuk novel ini agar naik peringkat ya, dan bisa dibaca bersama-sama,- Ulasan bintang 5 akan membantu Author mendapatkan suntikan semangat untuk memulai season baru.- Komentar baikmu akan menambah amunisi ide dan cinta, agar author semangat nulisnya.- Like mu itu, sebagai wujud dukungan agar karya ini tetap dilanjutkan.Jadi, bisakah author minta tolong agar para pembaca memberikan sumbangsih di atas?Terima kasih sekali lagi, karena mencintai karya ini.Lov love,@ novelisdelilahUjung belati itu bengkok. Tidak ada yang menyangka bahwa belati tajam bisa berubah bentuk menjadi seperti itu. āTiātidak!ā pekik si pelayan. Ia sangat kebingungan. Bagaimana perut Arren yang seharusnya ternoda darah malah membengkokkan belati tanpa setitik pun usaha? Dalam momen yang menentukan, belati itu telah mengalami deformasi plastis, seperti tarian metal yang mengubah bentuknya tanpa bisa kembali ke keadaan semula. āAāapa yang terjadi?ā Pelayan itu bertanya-tanya dengan tangan yang gemetar. Arren hanya menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Lawannya telah kalak telak tanpa perhitungan. āAku sudah mengantisipasi hal ini, Lesel,ā ujar Arren dengan wajah jumawa. Ya. Lesel. Ternyata, dialah kaki tangan Esme yang begitu ingin menghabisi nyawanya. āBaābagaimana kau tahu?ā Arren segera menyobek kain tule yang menutupi area perutnya. Ada sebuah aksesori mengkilat di sana. Sebuah sabuk baja. āAāapa?ā Pada awalnya, suara gemuruh dan getaran memang dirasakan oleh Lesel. Ia tak
Pelayan berambut pirang mengerucutkan bibirnya, sementara si rambut hitam tetap menatap lurus ke arahnya. āBaiklah!ā jawabnya agak kesal, namun memang rencana mereka tidak boleh berantakan. āAku akan awasi sekitar. Kau harus segera bersiap-siap.ā āOke.ā Dua pelayan mencurigakan itu kemudian meneruskan misi rahasia mereka. Tidak banyak yang harus mereka lakukan kecuali mencari target dan melancarkan aksi balas dendam. āSepertinya, dia ada di balkon barat. Tunggu aba-abaku, kita akan segera melakukan serangan!ā āOke!ā *** Suasana jamuan masih meriah dengan alunan musik lembut yang merdu di telinga. Beberapa tamu menikmatinya sambil bersantap, ada juga yang masih mengobrol lama. Arren dan Leon tampak berbahagia sambil menyalami tamu-tamu yang ada di sana. āSepertinya, aku merasa sesak,ā lirih Arren pada Leon. Kehamilan ini membuatnya gampang lelah dan juga merasa panas sepanjang waktu. āKau mau pergi dari tempat ini?ā tanya Leon sambil merangkulkan lengannya ke pinggang sang
Mata Ava berbinar bahagia. Ia mengangguk cepat dan memeluk Arren sebagai balasannya. āTerima kasih, Bibi!ā Ava tidak mengira bahwa ulang tahunnya akan dapat dirayakan dengan jamuan spesial, meski jamuan itu tidak dilangsungkan secara khusus untuknya. āSama-sama, Ava!ā Arren melakukan hal yang sama. Ia bahagia dapat menyemangati kawan kecilnya yang sepertinya sedang sendu dan tidak memiliki semangat karena ketidakhadiran ayah dan ibunya. āKami harus pergi, Ava. Ini untukmu,ā ucap Leon sambil menyerahkan kotak berbungkus kado dengan pita ungu di atasnya. āAāapa ini, Pak?ā tanya Ava heran sekaligus senang. Ia tidak mengira akan mendapatkan kado dari Pak Leon di hari yang bukan ulang tahunnya. āAnggap saja kado cicilan,ā gurau Leon sambil tertawa kecil padanya. āAhaha! Terima kasih banyak!ā seru Ava sambil membuka bungkus kado itu. Isinya boneka beruang dengan warna bulu kecokelatan. āLucu sekali!ā pekik AVa bahagia. Arren dan Leon senang melihatnya. Tak lama kemudian, mereka bena
Setelah beberapa waktu di rumah sakit, Arren akhirnya diperbolehkan pulang. Tidak ada tanda-tanda bahaya ataupun kontraindikasi dari pengobatan yang diterimanya. āTerima kasih, Dokter. Saya merasa lebih sehat,ā ucap Arren setelah dokter mengunjunginya untuk kali terakhir. āSama-sama, Nyonya. Saya senang Anda sudah berhasil membaik tanpa kesulitan.āDokter Freddy dan Dokter Josh melepas Arren pergi dengan hati lega. Akhirnya, kekhawatiran mereka sirna. Arren benar-benar terbebas dari bahaya racun yang mengintai nyawanya. ***Dalam perjalanan pulang, Leon terus saja menatap Arren dengan perasaan tak menentu. Ia sungguh senang dengan kesembuhan istrinya namun ada suatu hal yang membuatnya merasa khawatir. āKau yakin dengan rencanamu itu? Aku tidak tega padamu, Sayang!ā sergah Leon yang tidak ingin mengundang bahaya lagi bagi istrinya. āTidak ada cara lain. Kita pasti bisa, Sayang!ā tegas Arren dengan tekad kuat. Leon menghela napas dalam-dalam. Ia tak bisa mencegah kekeraskepalaan s
āTuan! Anda salah dengar!ā sergah perawat yang menahan lengan Leon agar tak melayangkan tinju ke arah sang dokter. āApa?!ā Leon menoleh ke arah si perawat. Ia sangat lelah dan tidak bisa lagi menolerir kesalahan dari pihak dokter yang membuat anak-anaknya akan terlahir cacat. āSalah dengar, Tuan!āāYa, benar!āāAnak Anda baik-baik saja, Tuan.āSuara perawat dan dokter bersahut-sahutan. Leon menurunkan tinjunya dan memandang ke arah dokter Freddy yang tampaknya sedang menghela napas lega. āKatakan, Dokter! Apa yang terjadi pada istri dan anak-anakku?!ā hardik Leon masih dalam keadaan penuh amarah. Sebelum sang dokter menjawab, suara Arren samar terdengar di balik punggung perawat yang ada di sisi ranjang. āOn .ā¦ā panggilnya lirih. āLeāon ā¦.ā ulangnya, kali ini dengan suara yang lebih keras. āArren!ā Leon menyibak perawat-perawat yang menutupi keberadaan sang istri. āArren!ā Leon menghampiri Arren dengan berlinang air mata. āKau ⦠sudah sadar?ā tanyanya sambil mengecul lembut keni
Leon menggenggam tangan Arren dengan erat saat mereka bergegas menuju rumah sakit. Kecemasan dan kekhawatiran begitu dirasakannya. Entah mengapa, firasat Leon tidak enak. āPak! Lebih cepat!ā perintah Leon ketika melihat Arren semakin meringis kesakitan. Keringat dingin mulai mengucur dari dahi dan tubuhnya. Napas Arren tersengal-sengal. āBaik, Tuan!ā Sopir segera mempercepat laju mobil dan sebisa mungkin menyeimbangkan kendaraan yang kian kencang. Ia benar-benar khawatir bahwa sang nona muda menderita sakit yang luar biasa. āArren, bertahanlah,ā pinta Leon sambil terus menenangkan Arren dengan pelukan dan genggaman tangannya. āArgh, Leon .ā¦ā Arren menggeram seakan menahan sakit yang teramat sangat pada dirinya. Tidak hanya di perut, tapi juga di sekujur tubuhnya. āKita hampir sampai!ā Sopir itu memberi aba-aba. Leon begitu cemas. Ia mengangguk dan bersiap untuk membawa Arren ke IGD begitu mereka sampai di rumah sakit sana. ***Akhirnya, setelah berkendara selama beberapa waktu,