Byan melajukan mobilnya di jalan raya dengan kecepatan sedang. Sesekali, manik gelapnya melirik ke arah samping, dimana sosok rupawan itu sedang terlelap dengan sangat pulasnya. Seulas senyum pun seketika terkembang di bibir lelaki itu. Kelegaan yang memenuhi dadanya membuat Byan mengulurkan satu tangannya untuk mengelus rambut hitam panjang yang terurai hingga melewati bahu gadis di sampingnya.Kia mungkin masih terpengaruh alkohol yang ia minum, hingga rasa kantuk tetap membuat tidurnya sangat nyenyak. Byan benar-benar bersyukur menemukan Kia tepat waktu, ia akan sangat murka dan mungkin akan menghancurkan Bara jika saja adik tirinya itu berani menyentuh gadisnya. Dan kini setelah semua kesalahpahaman mulai terjelaskan, Byan merasa bebas. Kia telah mengetahui tentang Alana, dan Byan sangat menyukai reaksi gadis itu yang malah menangis tersedu mendengar kisah almarhum istrinya. Di balik semua sikap menggoda dan liarnya itu, sesungguhnya Kia itu manis sekali. Juga sangat tulus dan
Hasrat. Adalah enam huruf yang menggambarkan besarnya ketertertarikan seksual antara dua manusia yang kini sedang melakukan aktivitas penuh gelora. Byan, di satu sisi, adalah seseorang yang tidak pernah merasakan kepuasan ketika melakukannya dengan Kia. Oh, dia mencapai klimaks, tentu saja. Dengan sangat nikmatnya. Namun ketika terjangan gelombang kenikmatan itu perlahan usai, gairahnya pun akan kembali muncul ke permukaan. Ia tidak mampu mengatasi hasratnya yang meledak-ledak kepada Kia, satu-satunya wanita yang telah mengembalikan keinginannya untuk bercinta setelah tiga tahun yang berlalu dalam kepahitan untuk melupakan Alana dan Aksa, almarhum istri dan putranya. Kia. Kiara Retania. Byan tahu kalau obsesinya kepada wanita ini sudah pada taraf yang cukup mengkhawatirkan, tapi ia tidak ingin sembuh. Ia akan selalu menginginkan Kia, Kia dan Kia. Byan bahkan sadar jika ia pun tidak bisa mengontrol dirinya yang akan terus menatap penuh damba kepada wanita cantik bermani
"Alex, sakiit!!" Kia menjerit ketika Alex menjambak rambutnya yang panjang dan menyeretnya dari mobil menuju ke arah lift VIP. Cairan bening kini telah mengumpul di sudut mata Kia, sebagai representasi rasa nyeri di kulit kepalanya yang dijambak dan bagaimana perlakuan Alex yang selalu kasar dan tidak menghormatinya sebagai wanita.Kia menendang kaki Alex sekuat tenaga untuk melawan, namun malah membuat lelaki itu semakin murka. Dengan sengaja, Alex semakin kuat menarik rambut panjang Kia dan mengarahkannya ke bawah. Hingga gadis itu pun mau tak mau dipaksa berjalan dengan tertatih sambil membungkuk."Aleex!!" Jerit Kia lagi. Tangan gadis itu berusaha mencakar tangan Alex yang menjambak rambutnya. Namun lelaki itu seolah telah kebal oleh rasa sakit dan terus menyeret Kia hingga akhirnya mereka pun telah memasuki kotak besi yang merupakan lift VIP.BRUUG!!Kia mengerang lirih saat Alex membanting tubuhnya ke permukaan dinding lift yang dingin dan keras. Sisi kanan wajahnya yang mengh
"Kenapa kamu masih berdiri di situ, Kia? Kemarilah dan duduk di sampingku," ucap Byan, sembari tertawa dalam hati melihat wajah pias Kia, serta ekspresi terkejut yang kentara begitu jelas di wajah Alex.Kia menelan ludahnya yang terasa berat mendengar suara serak dan dalam yang mengalun tegas di udara, terasa menggetarkan dan entah kenapa memberikan efek menggigil pada tubuhnya."Kalian sudah saling mengenal?" Alex-lah yang paling terkejut mendengar perkataan kliennya itu yang menyebut nama Kia, seolah mereka telah dekat sebelumnya. Ia mengerutkan kening sembari menatap Byan dan Kia tajam."Saling kenal?" Ulang Byan sembari menaikkan satu alisnya yang lebat membalas tatapan Alex. "Kia adalah satu-satunya alasan untukku memilih Guntoro & Partners Law Firm sebagai jasa konsultan untuk klub milikku Beautiful Paradise," ucapnya tanpa tedeng aling-aling. "Sepertinya Anda harus berterima kasih kepada Kia, Pak Alex. Dia-lah yang membuatku yakin."Kia masih tetap terdiam tak tahu harus berkat
Kia menghela napas pelan sembari menatap ke arah pintu ruang rapat yang masih saja tertutup sejak tadi. Apa sih yang dibicarakan oleh Byan dan Alex? Kenapa mereka lama sekali? Ada rasa ingin tahu yang amat besar menggantung di dalam benaknya, namun Kia memutuskan untuk tidak berusaha menguping mencari tahu. Persetan apa yang dibicarakan oleh kedua lelaki itu, karena itu bukan urusannya. Di sini ia hanya ingin menunggu Byan, ingin mengkonfrontasi secara langsung kenapa selama ini Byan menyembunyikan jati dirinya kepada Kia.Ck. Dasar menyebalkan. Byan benar-benar membuat Kia seperti orang bodoh, yang mengira bahwa lelaki itu berprofesi sebagai bartender dan gigolo... padahal Byan adalah pemilik Beautiful Paradise, klub malam terbesar di kota ini.Ketika akhirnya suara pintu yang terbuka pun terdengar, membuat Kia serta merta menolehkan kepalanya ke sana. Ia mendesah lega ketika melihat Byan yang baru saja keluar dari sana. Langkah kaki jenjangnya pun mulai mengayun anggun menghampiri
Mobil mewah yang membawa Byan dan Kia kini telah memasuki kompleks bandara. Kia memandangi situasi dari balik jendela kaca, masih tak percaya bahwa Byan benar-benar membawanya kemari dengan dalih mengajaknya makan siang di Bali! Dan kening Kia pun semakin mengernyit ketika melihat bahwa mobil yang ia naiki memasuki area bandara yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Dimana ini? Rasanya ia baru tahu kalau ada terminal keberangkatan yang baru dan berbeda dari yang pernah ia kunjungi sebelumnya. Betapa terkejutnya gadis itu ketika menyadari bahwa ternyata Byan telah membawanya ke area parkir yang diperuntukkan khusus untuk penumpang yang akan menaiki pesawat pribadi! ((Selamat datang di Saphire Precious Lounge)). Kia membaca tulisan yang tertera di pintu sebuah flyer besar, sebelum dirinya dibawa oleh Byan yang terus menarik tangannya. Mereka terus berjalan memasuki sebuah ruang tunggu executive untuk penumpang yang menyewa private jet. "Selamat siang, Pak Byantara," seorang wanita m
Suara sang pilot pesawat yang menggema mengumumkan bahwa tak lama lagi mereka akan sampai di tujuan, nyatanya tak membuat Byan melepaskan Kia yang berada di atas pangkuannya. Kedua insan rupawan itu saling memagut, menyatukan bibir dalam deru dua jantung yang sama-sama memburu. Ciuman itu terasa sangat manis meski hasrat di dalamnya pun juga ikut tersemat. ((Aku sayang kamu, Byan.))Kalimat yang diucapkan suara renyah Kia sebelumnya itu membuat kinerja otak Byan seketika kacau balau. Meskipun ia tahu definisi 'sayang' sangat berbeda dengan 'cinta', namun tetap saja ia tak bisa mengontrol ketika serasa ada ribuan bunga warna-warni yang mekar di dalam hatinya.Byan pun segera melepas sabuk pengaman dari pinggang ramping Kia, lalu mengangkat tubuh mungil berlekuk indah itu ke atas pangkuannya dan langsung menyergap bibir manis berpulas lipstik merah menyala yang sejak tadi membuatnya tergoda.Kia pun ikut menyambut kecupan mendalam Byan yang sepenuh hati dan menuntut. Sembari duduk di p
"Kamu belum tahu, Mae? Aku adalah adik tiri dari Byantara Samudra. Kenalkan, namaku Baraka Samudra. Waktu itu kita belum sempat berkenalan dengan baik, kan?"Kia mengerjap kaget mendengar kalimat penegasan Bara itu. Diam-diam ia pun melirik ke arah Byan, yang saat ini dengan sengaja berdiri di depannya untuk menghalau Bara yang hendak mendekatinya.Kia bisa merasakan sikap antipati Byan yang tertuju kepada Bara, dan itu bukan hanya karena ia cemburu. Sepertinya hubungan antara mereka memang kurang baik."Kalian sudah berkenalan kan sekarang?" Cetus Byan dingin, tanpa berusaha menutupi rasa tidak sukanya kepada Bara.Kia merasakan tangannya tiba-tiba saja digenggam dengan erat, dan siapa lagi pelakunya jika bukan Byan."Jadi permisi, Bara. Aku dan kekasihku ingin menikmati hari-hari menyenangkan kami di Bali."Kalimat sindiran itu mengakhiri segala bentuk interaksi kaku di antara mereka, terutama dengan adanya penekanan Byan yang dengan sengaja pada kata "kekasih".Byan telah membawa K