"A....Aku beli cincin itu untuk....""Untuk Renata." Vera melanjutkan ucapan Dion.Dion dan Vera nampak saling memandang, hatinya yang sakit membuat mata Vera membasah sedangkan Dion yang sudah ketahuan hanya diam dengan tatapan bingungnya."Kalian punya hubungan kan?" tanya Vera lalu membuang tatapannya."Iya," jawab Dion.Dunia Vera terasa runtuh mendengar pengakuan Dion, hatinya perih dan sakit hingga tubuhnya goyah dan hampir saja jatuh untung Dion segera menangkap tubuh Vera."Tega kamu mas," kata Vera yang mencoba melepas tangan Dion."Aku bisa apa, sekuat-kuatnya aku bertahan kembali lagi aku ini pria yang butuh belaian, butuh perhatian dan butuh pelepasan tapi kamu tidak sadar akan hal itu," sahut Dion.Vera terisak mendengar ucapan Dion, dia tahu dan sadar akan hal itu namun bukannya Dion sendiri yang mau menerima hal itu sebelum mereka menikah dulu?"Tapi bukannya kamu setuju akan permintaan aku dulu mas lalu kenapa sekarang kamu berselingkuh?" tanya Vera."Awalnya aku hanya
Renata hanya diam mematung menatap Andika, air matanya kini merembes keluar melihat Andika yang sudah tau semuanya."Ayo pulang, kita bicara di rumah," kata Andika dengan menangis dalam senyuman.Senyuman yang Andika ukirkan menunjukkan betapa sakit hatinya namun dia mencoba menahan amarahnya supaya tidak menyakiti Renata."Mas kamu ngapain di sini?" tanya Renata dengan air mata yang terus mengalir."Jemput kamu," jawab Andika."Oh ya kamu sudah ijin apa belum?" tanya Andika.Renata hanya diam tak berkata apa-apa sedangkan Andika tiba-tiba tertawa sambil terisak. Dirinya membalikan badan dan menyembunyikan tangisnya di dinding."Pasti belum, karena Dion sekarang masih tidur pulas, lelah setelah gulat semalam," Andika menjawab sendiri pertanyaannya.Hati Renata sangat perih mendengar ucapan Andika, andaikan dia yang berada di posisi Andika pasti dia tidak akan terima.Andika yang tidak kuat lagi memutuskan jalan terlebih dahulu meninggalkan Renata yang masih berdiri di tempatnya."Mas
"Ada apa? kenapa kamu mengajak aku bertemu?" tanya Andika.Tatapan Vera dan Andika sama-sama nanar, nampak sebuah kesedihan di sana, Vera bertanya-tanya apakah Andika sudah tau perihal perselingkuhan istri dengan suaminya? begitu pula dengan Andika."Apa kamu sudah tau kalau istri kamu ada hubungan dengan suami aku?" Vera menjawab pertanyaan Andika dengan pertanyaan balik.Andika menghela nafas lalu mengangguk, air matanya merembes keluar, hatinya bagai tertusuk sembilu, terluka tapi tidak berdarah."Mereka tega melakukan itu pada kita Andika," ucap Vera.Vera mencoba mencari teman, dia ingin bersatu dengan Andika untuk menghentikan perselingkuhan suaminya dengan Renata."Aku bingung Vera, entah aku harus bagaimana," sahut Andika.Vera menatap Andika dengan tatapan tak biasa, bagaiamana bisa Andika tidak tau apa yang harus dilakukan? "Kenapa kamu tidak tau Andika, bukankah kamu sangat mencintai istri kamu?" tanya Vera."Sangat, aku sangat mencintainya," jawab Andika."Kalau kamu sang
Renata menatap Vera dengan tatapan sendu, hatinya sangat perih mendapati istri sah Dion memintanya untuk melepaskan suaminya, bukan maksud hati mengambil Dion tapi semua adalah kemauan Dion sendiri yang mengikat Renata untuk selalu berada di sisinya.Tak terasa air matanya merembes keluar, harus bagaimana dirinya juga tidak tau."Mas Dion itu milik kamu Vera," kata Renata.Bagaimanapun juga Vera adalah wanita yang berhak dicintai Dion bukannya dia yang mungkin hanya sebagai rumah singgah sesaat, yang jika bosan akan dibuang.Renata tidak ingin dirinya disebut pelakor meski kenyataannya Renata telah berhubungan dengan Dion, telah merebut seri cinta Dion yang seharusnya untuk Vera."Tapi dia menginginkan kamu Renata, aku mohon jauhi dia," sahut Vera dengan mata yang membasah."Vera, mas Dion milik kamu jadi jangan memohon padaku seperti ini," ucap Renata sambil menggenggam tangan Vera."Tapi dia mencintai kamu Renata dan dia juga tidak mau meninggalkan kamu."Renata semakin bingung, mem
"Apa maksud kamu Dion, Renata adalah istri aku jadi yang seharusnya meninggalkan Renata adalah kamu bukan aku," sahut Andika yang tidak terima akan permintaan Dion.Dion tertawa keras mendengar ucapan Andika yang memintanya untuk meninggalkan Renata. Bagi Dion Renata adalah miliknya yang tidak akan pernah dia lepas meski dia milik Andika sekalipun."Aku tidak bisa meninggalkan istri kamu Andika, aku sangat mencintainya."Perkataan Dion membuat Andika memanas, bagaiamana bisa ada orang yang tidak tau diri seperti Dion, cinta benar-benar sudah membutakan Dion."Kamu memang tidak tau diri Dion, laki-laki serakah," maki Andika."Bukan serakah Andika tapi memang istri kamu sangat istimewa, lebih baik kamu saja yang mengalah," timpal Dion.Andika yang tidak ingin meladeni Dion memutuskan pergi daripada hatinya memanas karena kegilaan Dion. Dimana-mana seorang suami yang memiliki hak penuh atas istrinya bukannya kekasih gelap yang mendominasi.Merasa kesal karena diabaikan, Dion berteriak un
Renata menitikkan air mata, inilah dilema terbesar dalam hidupnya dimana dia harus memilih antara suami atau perasaan cinta dan nyaman terhadap atasannya."Aku sungguh bingung, kepalaku rasanya mau pecah mas, aku nggak tau harus bagaimana," kata Renata."Kamu sungguh mempersulit posisi aku mas, andaikan kamu mau mengerti," sambungnya."Aku nggak mempersulit posisi kamu sayang, tapi memang cinta ini sangat besar yang membuat aku nggak bisa jauh dari kamu," sahut Dion yang semakin mengerutkan pelukannya.Renata hanya diam tak tau lagi harus berkata apa, Andika dan Dion kini telah bersarang di hatinya yang membuatnya bingung memilih yang mana.Haruskah dia pilih keduanya? sehingga tidak ada dilema lagi tapi jelas itu tidak mungkin.Dion membalikan tubuh Renata, kemudian dia mengangkat dagunya, tangan Dion bergerak menyusuri bibir Renata yang membuatnya kecanduan.Ciuman tak dapat terelakkan lagi, dengan lembut Dion melumat bibir manis Renata.Inilah yang tidak bisa Renata tolak, sentuhan
Semenjak perusahaan dipegang anak pertamanya, pak Ferdi memutuskan untuk tinggal diluar negeri karena dengan begitu dia bisa sedikit melupakan kenangan istri dan anak keduanya yang telah pergi dari hidupnya.Kewajiban akan anak pertamanya telah selesai, dia sudah menikahkan anak pertamanya dan juga sudah mewariskan semua harta bendanya.Rencananya pak Ferdi ingin menghabiskan sisa hidupnya diluar negeri tapi seiring berjalannya waktu bayangan akan anak keduanya selalu datang yang selalu menuntunnya kembali ke tanah air ditambah lagi anak pertamanya yang tak kunjung memiliki keturunan.Tepat pukul tiga sore, Dion dan Renata baru kembali dari hotel, wajah mereka berdua nampak berseri-seri seakan tidak memiliki beban.Kebetulan sekali Jerry yang hendak keluar berpapasan dengan Dion di loby jadi dia meminta Dion untuk bicara sebentar."Saya masuk dulu pak." Renata ijin masuk lebih dulu."Iya silahkan."Dion berbicara sedikit formal mengingat ada beberapa staf di loby kantornya."Ada apa J
Andika menepuk pundak sang istri lalu pergi meninggalkan Renata yang mematung di tempatnya.Dengan mata yang membasah dia menatap punggung Andika yang pergi menjauh, dia tak tau harus bagaimana lagi agar semua kembali seperti semula."Maafkan aku mas," ucap Renata.Air mata Renata terus jatuh tanpa mau berhenti, dirinya terus menangis tanpa dia sadari waktu sudah menunjukan pukul delapan pagi yang artinya dia harus segera ke kantor.Di sisi lain, Dion yang sudah datang terlebih dahulu nampak heran karena Renata belum ada di mejanya."Kemana dia, kenapa belum datang," gumam Dion.Dion mulai mengerjakan pekerjaannya terlebih dahulu hingga satu jam kemudian dia baru sadar jika Renata masih belum datang. Dirinya yang panik mencoba menghubungi sang kekasih namun Renata tidak mengangkat panggilannya."Come on sayang, kamu dimana? kenapa belum datang." Dion bermonolog dengan dirinya sendiri.Tak ingin berperang dengan prasangka-prasangka buruk Dion memutuskan untuk pergi ke rumah Renata, dia