Share

GLPM70

last update Last Updated: 2025-05-26 14:38:40

Mobil itu berhenti di pelataran sebuah apartemen mewah yang menjulang megah di tengah kota. Aura menyipitkan mata melihat papan nama gedung, lalu menoleh ke arah Rey dengan tatapan curiga.

“Ini … tempat dia tinggal?” Suaranya pelan, tapi nadanya penuh amarah yang masih menggumpal.

Rey turun tanpa menjawab, lalu membuka pintu mobil Aura. “Ayo turun.”

Aura menggeleng cepat. “Aku pakai piyama, Om. Piyama! Ini bukan baju yang cocok buat konfrontasi dengan selingkuhanmu! Atau … Om sengaja, ya, bikin aku malu di depan dia?”

Rey hanya menghela napas, lalu tanpa kompromi menarik tangan Aura dengan lembut tapi tegas. “Pakai piyama juga kamu tetap cantik. Dan yang penting kamu harus tahu kebenarannya malam ini juga.”

Di dalam lift, Aura berdiri dengan wajah seperti anak kecil yang baru ketahuan mencuri coklat. Ia melirik ke cermin lift, mencari tahu seberapa kusut rambutnya, piyamanya bahkan masih ada noda es krim tadi sore, dan yang lebih memalukan adalah sandal rumah yang bersuara ‘ceplek-cep
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM85

    Pagi itu, sinar matahari menyelinap dari celah tirai jendela ruangan kaca lantai tiga gedung D’Amartha. Pancaran hangatnya jatuh di meja panjang tempat tiga orang duduk dalam ketegangan yang hampir tak bernapas. Rey bersandar diam, pandangannya menusuk tajam ke arah Dini. Aura duduk di sampingnya, diam namun siaga, dengan tatapan yang campur aduk antara curiga, cemas, dan serpihan emosi yang belum sempat tuntas. Di hadapan mereka, Dini tampak rapuh meski mencoba tampil tegar dalam blazer rapi dan riasan tipis yang mulai luntur. Jemarinya menggenggam cangkir kosong, mencoba meredam getar halus yang sulit dikendalikan.Ketika Rey akhirnya membuka suara, suaranya datar, tajam, tak bisa ditawar. “Jika kau benar ingin perlindungan untuk Vina, kau harus cerita semuanya. Bukan setengah. Bukan versi yang kau pilih.”Dini menunduk, menarik napas panjang seolah mengumpulkan seluruh keberanian yang tersisa. “Indra … dia menjeratku sejak aku masih dua puluhan. Awalnya dia manis, seperti pacar pad

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM84

    Langkah Tengu terhenti sejenak saat cahaya lampu jalanan berkedip samar di ujung lorong. Ia mendesis, mengendus udara seperti binatang buas yang mencium bau mangsanya.“Dini ...” bisiknya pelan namun menggema. “Aku tahu kau di sini. Aku tahu kau mencium bau kematianmu sendiri.”Ia menyeringai lagi. Gigi depannya yang ompong membuat senyum itu tampak makin menyeramkan. Tangannya menggenggam pisau lipat kecil, yang dengan cekatan ia buka dan tutup seperti sebuah kebiasaan lama yang mengerikan. Matanya menyisir sudut gelap lorong demi lorong di penginapan tua yang sepi itu, mengabaikan lolongan anjing dari kejauhan dan suara pipa bocor yang menetes tanpa irama.Tapi mendadak, terdengar suara sepatu berlari. Lampu senter menyorot tajam ke wajahnya."Police! Don't move!"Tengu menyumpah kasar dan berbalik lari secepat mungkin. Beberapa peluru karet sempat ditembakkan, tapi hanya memantul di tembok. Ia melompati pagar besi belakang penginapan dan menghilang di lorong gelap. Nafasnya terenga

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM83

    Rey menyambar handuk di dekatnya, menyeka tubuhnya sebelum melangkah keluar menghampiri ponselnya yang terus berdering di atas nakas. Nama Arga muncul di layar.Rey menatapnya sejenak, lalu menjawab. “Arga, ada apa.”Suara Arga terdengar berat di seberang. “Rey, kita punya masalah. Masalah besar.”Rey duduk tegak. Seolah ikut merasakan ketegangan itu, Aura ikut keluar dari dalam bak dan meraih satu handuk yang tersisa. Ia melilitkannya di tubuhnya. Aura segera mendekat, ia menatap Rey dengan gelisah.“Apa maksudmu?” tanya Rey.“Aku berhasil telusuri pergerakan Dini di Melbourne. Tapi bukan cuma itu … Indra Tengu ternyata bukan cuma mantan suaminya. Dia membuntuti Dini sejak seminggu lalu. Tapi yang bikin aku makin yakin … seseorang membayarnya. Ini bukan soal Dini doang. Ini ... lebih besar dari yang kita kira.”Suasana di kamar menjadi tegang seketika. Aura menggenggam tangan Rey, dan dalam matanya tergambar bayangan kekacauan baru yang mungkin akan segera datang.Rey menggeram pel

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM82

    Langit sore mulai menjingga saat Rey memarkir mobilnya di halaman rumah. Vina tertidur di kursi belakang, kepalanya bersandar pada jendela dengan teddy beruang lusuh di pelukannya. Boneka itu sudah usang, warnanya memudar, bulunya menggumpal di beberapa bagian, namun selalu menjadi tempat Vina menumpahkan rasa aman.Dengan hati-hati, Rey membuka pintu belakang dan mengangkat gadis kecil itu dalam gendongannya. Kepala Vina menyandar di bahunya, napasnya tenang, dan pelukan kecil tangannya tetap erat memegang teddy itu. Rey mengecup pelan keningnya sebelum masuk ke dalam rumah.Aura sudah menunggu di ruang tamu. Ia berdiri saat mendengar pintu terbuka. Wajahnya langsung melunak saat melihat Rey membawa Vina dalam gendongan. Ia menghampiri, menyentuh kepala Vina dengan penuh kelembutan.“Dia tidur sejak perjalanan?” tanya Aura pelan.Rey mengangguk. “Tidak terbangun sama sekali.”Aura tersenyum, lalu membuka jalan agar Rey bisa membawa Vina ke kamarnya. Beberapa saat kemudian, setelah me

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM81

    Sofia mendengus pelan di balik jeruji kaca pembatas ruang kunjungan. Matanya tajam menatap Aura, bagai belati yang siap menyayat siapa pun yang berani menantangnya. Aura duduk diam di seberangnya, kedua tangannya terkepal di atas meja logam, mencoba tetap tenang meski napasnya terasa berat di dada."Aku cuma mau satu hal darimu." Suara Aura lirih namun mantap. "Hentikan semua ini, Sofia. Gosip, fitnah, ancaman. Vina bukan anak Rey, dan kamu tahu itu. Jangan rusak hidup orang lain hanya karena kamu kehilangan kendali atas hidupmu sendiri."Sofia tertawa pelan, getir, lalu merunduk sedikit, mendekat ke celah kaca. "Kehilangan kendali? Tidak, sayang. Aku tidak pernah kehilangan kendali. Justru karena aku tahu siapa yang seharusnya berkuasa, aku lakukan semua ini.""Apa maksudmu?" Aura memicingkan mata."Kau tahu kenapa Rey bisa menjadi pewaris D’Amartha? Karena Doni. ayah mertuaku, lebih percaya pada anak pungut daripada darah dagingnya sendiri. Doni pikir Dion terlalu lemah. Padahal, ak

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM80

    “Demi Chang Ji Wook, Ra! Lo mesti baca apa yang barusan gue baca!”Aura masih berdiri terpaku di depan gedung catatan sipil ketika suara Ega nyaring terdengar dari speaker ponsel. Rey menoleh cepat, tapi Aura sudah menekan tombol loudspeaker sebelum bisa dicegah.“Gue baru buka portal gosip langganan gue, dan sis … lo nggak akan percaya! Gue sampe lempar sheet mask saking kagetnya!”Aura langsung pucat. “Ega, seriusan. Ada apa sih?”“Dengarkan ini baik-baik. Judul beritanya ‘Vina, Putri Rahasia Rey Damartha dan Model Prostitusi Online?’ Hah! Gue yang bukan siapa-siapa Rey aja sakit hati bacanya, apalagi lo yang udah sah jadi nyonya Damartha!”Rey menegang. Aura membeku.“Beritanya bilang begini, Ra,” lanjut Ega sambil membaca cepat, “‘Dini Agustin, mantan model yang pernah dikabarkan jadi wanita simpanan Rey Damartha, diduga menitipkan anak hasil hubungan mereka kepada Aura Dinata, kekasih baru Rey, sebelum kabur ke Melbourne. Dini dengan cerdik menyerahkan Vina kepada Aura, agar Rey

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status