Melihat calon suaminya tidur dengan sahabatnya di hari pernikahannya, Aura membatalkan pernikahan dan lari bersama seorang pria. Ternyata pria itu adalah paman calon suaminya. “Ingat aku seorang pebisnis, dan tidak ada yang gratis di dunia ini.” Tangan lelaki itu bergerak dengan liar, meremas setiap lekuk tubuhnya. “Apa kamu menyukainya, Aura?” Aura mengangguk, ia tak bisa menyangkal bahwa ia menikmati setiap sentuhan panas lelaki itu. “Kamu hanya perlu menandatangani surat perjanjian itu, dan sisanya…” ucap Rey, sang penguasa D’Amartha Group, “serahkan padaku. Aku akan membuatmu jadi wanita paling bahagia.” “Bahagia? Apa aku bisa bahagia jika harus jadi budakmu?”
View MoreRey menyambar handuk di dekatnya, menyeka tubuhnya sebelum melangkah keluar menghampiri ponselnya yang terus berdering di atas nakas. Nama Arga muncul di layar.Rey menatapnya sejenak, lalu menjawab. “Arga, ada apa.”Suara Arga terdengar berat di seberang. “Rey, kita punya masalah. Masalah besar.”Rey duduk tegak. Seolah ikut merasakan ketegangan itu, Aura ikut keluar dari dalam bak dan meraih satu handuk yang tersisa. Ia melilitkannya di tubuhnya. Aura segera mendekat, ia menatap Rey dengan gelisah.“Apa maksudmu?” tanya Rey.“Aku berhasil telusuri pergerakan Dini di Melbourne. Tapi bukan cuma itu … Indra Tengu ternyata bukan cuma mantan suaminya. Dia membuntuti Dini sejak seminggu lalu. Tapi yang bikin aku makin yakin … seseorang membayarnya. Ini bukan soal Dini doang. Ini ... lebih besar dari yang kita kira.”Suasana di kamar menjadi tegang seketika. Aura menggenggam tangan Rey, dan dalam matanya tergambar bayangan kekacauan baru yang mungkin akan segera datang.Rey menggeram pel
Langit sore mulai menjingga saat Rey memarkir mobilnya di halaman rumah. Vina tertidur di kursi belakang, kepalanya bersandar pada jendela dengan teddy beruang lusuh di pelukannya. Boneka itu sudah usang, warnanya memudar, bulunya menggumpal di beberapa bagian, namun selalu menjadi tempat Vina menumpahkan rasa aman.Dengan hati-hati, Rey membuka pintu belakang dan mengangkat gadis kecil itu dalam gendongannya. Kepala Vina menyandar di bahunya, napasnya tenang, dan pelukan kecil tangannya tetap erat memegang teddy itu. Rey mengecup pelan keningnya sebelum masuk ke dalam rumah.Aura sudah menunggu di ruang tamu. Ia berdiri saat mendengar pintu terbuka. Wajahnya langsung melunak saat melihat Rey membawa Vina dalam gendongan. Ia menghampiri, menyentuh kepala Vina dengan penuh kelembutan.“Dia tidur sejak perjalanan?” tanya Aura pelan.Rey mengangguk. “Tidak terbangun sama sekali.”Aura tersenyum, lalu membuka jalan agar Rey bisa membawa Vina ke kamarnya. Beberapa saat kemudian, setelah me
Sofia mendengus pelan di balik jeruji kaca pembatas ruang kunjungan. Matanya tajam menatap Aura, bagai belati yang siap menyayat siapa pun yang berani menantangnya. Aura duduk diam di seberangnya, kedua tangannya terkepal di atas meja logam, mencoba tetap tenang meski napasnya terasa berat di dada."Aku cuma mau satu hal darimu." Suara Aura lirih namun mantap. "Hentikan semua ini, Sofia. Gosip, fitnah, ancaman. Vina bukan anak Rey, dan kamu tahu itu. Jangan rusak hidup orang lain hanya karena kamu kehilangan kendali atas hidupmu sendiri."Sofia tertawa pelan, getir, lalu merunduk sedikit, mendekat ke celah kaca. "Kehilangan kendali? Tidak, sayang. Aku tidak pernah kehilangan kendali. Justru karena aku tahu siapa yang seharusnya berkuasa, aku lakukan semua ini.""Apa maksudmu?" Aura memicingkan mata."Kau tahu kenapa Rey bisa menjadi pewaris D’Amartha? Karena Doni. ayah mertuaku, lebih percaya pada anak pungut daripada darah dagingnya sendiri. Doni pikir Dion terlalu lemah. Padahal, ak
“Demi Chang Ji Wook, Ra! Lo mesti baca apa yang barusan gue baca!”Aura masih berdiri terpaku di depan gedung catatan sipil ketika suara Ega nyaring terdengar dari speaker ponsel. Rey menoleh cepat, tapi Aura sudah menekan tombol loudspeaker sebelum bisa dicegah.“Gue baru buka portal gosip langganan gue, dan sis … lo nggak akan percaya! Gue sampe lempar sheet mask saking kagetnya!”Aura langsung pucat. “Ega, seriusan. Ada apa sih?”“Dengarkan ini baik-baik. Judul beritanya ‘Vina, Putri Rahasia Rey Damartha dan Model Prostitusi Online?’ Hah! Gue yang bukan siapa-siapa Rey aja sakit hati bacanya, apalagi lo yang udah sah jadi nyonya Damartha!”Rey menegang. Aura membeku.“Beritanya bilang begini, Ra,” lanjut Ega sambil membaca cepat, “‘Dini Agustin, mantan model yang pernah dikabarkan jadi wanita simpanan Rey Damartha, diduga menitipkan anak hasil hubungan mereka kepada Aura Dinata, kekasih baru Rey, sebelum kabur ke Melbourne. Dini dengan cerdik menyerahkan Vina kepada Aura, agar Rey
Mereka merasakan kelelahan yang nyaman, Rey menarik selimut hingga menutupi tubuh polos mereka. Aura mendekatkan bibirnya dan berbisik di telinga Rey. “Aku ingin kita mengadopsi Vina sebagai anak kita,” bisik Aura. Rey menoleh perlahan dan menatapnya dengan wajah serius. “Kamu yakin?”Aura mengangguk. “Vina butuh status. Kita butuh legalitas untuk mengurus sekolah dan lain-lain. Tapi yang paling penting ... aku sudah menganggap dia anakku. Aku nggak akan pernah tinggalkan dia lagi.”Rey terdiam, mata pria itu mulai memerah. Perlahan ia mengecup kening Aura. “Tentu saja, kita akan mengadopsi Vina. Aku akan suruh team pengacaraku segera mewujudkan keinginanmu.”Mereka berdiam dalam pelukan.—“Pastikan semua proses ini berlangsung cepat dan sah. Aku nggak mau ada celah yang bisa dimanfaatkan siapa pun,” ucap Rey siang itu. Tangannya menutup layar laptop di hadapannya.Clara menanggapi perintah itu dengan nada sopan. “Tuan Rey, kami telah meninjau permintaan Anda mengenai proses adopsi
Namun Rey tak tergesa. Ia justru menikmati kesempatan itu. Satu tangannya masih mengunci kedua tangan Aura di atas kepalanya, sementara bibirnya sibuk menikmati puncak di dadanya, seolah seorang bayi yang sedang kehausan. Dan satu tangan lainnya bergerak dengan nakal, menyusup di antara segitiga yang melindungi di bagian intinya. “Om Rey,” desahnya saat jemari itu menyentuh di bagian yang tepat. Rasa gelitik itu semakin menggila, apalagi Rey menyerangnya sekaligus di kedua titik sensitif di tubuhnya. Tubuh ramping itu semakin bergerak dengan gelisah. Napasnya yang semakin memburu, tak dapat menyembunyikan hasratnya yang semakin memuncak. Sentuhan panas Rey benar-benar membuatnya menggila. Bukan saja kecupannya, tapi setiap sentuhan panasnya membuat Aura ingin berteriak. Namun ia tidak mungkin melakukan itu. Mereka tidak lagi sendirian di rumah itu, ada Vina yang mungkin bakal mendengarnya. Aura menggigit bibir bawahnya. Ia berusaha menahan setiap desah atau suara yang seaka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments