Share

9. Hal Bodoh

Author: Skuka_V
last update Last Updated: 2025-08-18 06:00:25

Maira tertawa melihat wajah Nathan yang tampak begitu kesal melihat kelakuannya. Harusnya dia bersikap dewasa untuk mengambil hatinya kembali seperti yang di inginkan mantan kekasihnya itu.

Namun berbanding terbalik, Maira malah seperti menabuh genderang perang dengan Nathan.

Senyuman Maira menghilang saat melihat layar ponsel Nathan menyala, di sana terlihat foto wanita yang sebelumnya dia bawa ke acara ulang tahun nenek tirinya.

"Wah, jadi dia benar-benar serius dengan wanita itu?"

[Sayang, kamu di mana? Aku menunggumu.]

Notif pesan muncul dan masih bisa Maira baca tanpa membuka kuncinya.

Tak lama wanita itu mengirimkan sebuah gambar yang tak bisa Maira lihat. Penasaran Maira pun mencoba membuka kunci ponsel, tapi paswordnya sudah di ganti.

Dia terus mencoba sampai ponselnya benar-benar tak bisa lagi memasukan pasword. Tak lama terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, panik Maira pun menyembunyikan ponsel Nathan lalu berjalan menghampirinya.

"Tubuhmu masih basah, biar aku yang mengeringkannya?" goda Maira sambil melingkarkan tangannya.

Nathan tak bergeming malah membiarkan tangan Maira terus menyusuri tubuhnya hingga berakhir diarea sensitifnya.

"Jangan lakukan ini," ucap Nathan sambil menahan tangan Maira.

"Kenapa, bukannya dulu kamu paling suka kalau aku memanjakan dia? Ah ... Apa kamu malu karena ternyata aku keponakanmu?"

Pria itu hanya diam membuat Maira semakin liar menjamahnya. Sesaat mata Nathan terpejam seolah merasakan sesuatu dalam dirinya mulai tak terkendali apa lagi tangan Maira masih terus bergerak seolah memancingnya.

"Maira, aku—"

Belum selesai bicara Maira sudah membungkam mulut Nathan dengan bibirnya. Awalnya Nathan hanya diam menikmati sentuhan yang tercipta dari bibir ranum mantan kekasihnya.

Bohong jika Nathan tak tergoda dengan apa yang dilakukan Maira, apa lagi sebelumnya dia pernah merasakan tubuh mantan kekasihnya itu berkali-kali.

Namun, saat gairahnya meninggi tiba-tiba saja Maira melepaskan pagutannya.

"Menyebalkan."

Perlahan Maira menjauh, tetapi Nathan menarik tubuhnya— mengungkung diatas ranjang.

"Kamu harus bertanggungjawab, Maira."

Maira pun tersenyum kemudian menarik tengkuk Nathan lalu mencium bibirnya dengan lembut. Entah apa yang ada dipikiran Maira yang pasti dia hanya ingin menyalurkan hasratnya meski dengan pria yang saat ini berstatus om-nya.

Setelah pergulatan panjang yang menguras tenaga, Nathan pun menyandarkan punggungnya di tepi ranjang, membiarkan Maira terus menempel di tubuhnya.

"Ternyata kamu semakin kuat, apa tunanganmu memberikan service yang sama sepertiku?" tanya Maira memprovokasi.

"Cepat bersihkan tubuhmu," kilah Nathan mengalihkan pembicaraan.

Bukannya menurut, Maira malah duduk di atas tubuhnya.

"Sepertinya kamu tak pernah menyentuhnya, adik kecilmu saja muntah begitu banyak."

"Singkirkan omong kosongmu itu, Maira," kesal Nathan sambil mendorong Maira agar menjauh darinya.

Hanya di balut handuk Nathan berdiri di balkon sambil menyesap sepuntung rokok di bibirnya.

"Bagaimana kalau aku hamil, kamu nggak pakai pengaman dan aku sudah lama nggak menkonsumsi pil biru."

"Argh, sial!" Nathan memicingkan matanya, bergegas memakai pakaiannya kemudian keluar dari kamar mereka.

Maira yang melihat itu hanya tersenyum penuh kemenangan. "Dasar bodoh!"

***

Sama sekali tak terlintas dalam benak Maira bisa menghabiskan waktu dengan mantan kekasihnya. Padahal dulu saat mereka masih bersama, Maira ingin sekali berlibur dengan Nathan tetapi pria itu tak pernah punya waktu.

“Maira, apa kamu mendengarku?”

Maira terperanjat saat Nathan berbicara begitu dekat di telinganya.

“Perkenalkan ini sekretarisku, Maira namanya.”

Maira menyunggingkan senyum lalu menjabat tangan pria yang ada di hadapannya.

“Namaku Maira, aku sekretaris Pak Nathan. Maaf aku terlalu mengagumi pemandangan di sini sampai tak sadar dengan kehadiran Bapak."

“Benarkah, konsepku memang nggak pernah salah,” tutur pria yang bernama Doni. “Menurutmu apa lagi yang harus aku tambahkan untuk mempercantik resort ini?”

Maira terlihat berpikir sejenak, tapi pikirannya seketika beralih saat Nathan bersuara.

“Sebaiknya kita bicarakan bisnis dulu mengenai pendapat sekretarisku sepertinya kamu harus bayar karena setiap ide yang keluar darinya akan menguntungkanmu.”

Sepersekian detik Nathan melirik Maira seolah memberikan kode untuknya.

“Argh, aku sampai lupa. Sekretaris Anda memang sangat cantik Pak Nathan, sampai aku lupa harus membicarakan bisnis dengan Anda. Baiklah, jadi bagaimana dengan kesepakatan kita sebelumnya?”

Nathan mulai menyamankan duduknya dan mulai percakapan. Meira yang duduk di samping Nathan hanya diam sambil mengetik semua percakapan mereka. Tanpa sadar Nathan memperhatikan gerak gerik Doni yang terlihat curi-curi pandang ke mantan kekasihnya saat dia sedang menerangkan.

“Ehm, apa ada yang ingin Anda tanyakan Pak Doni?”

“Ah, menurutku semua sudah jelas. Aku akan menerapkan semua yang Anda sarankan.”

“Baiklah, kalau begitu saya akan menyuruh orang-orang saya untuk membuatkan invoice untuk Anda," jelas Doni.

“Suruh Devan mempersiapkan semuanya,” bisik Nathan ke Maira.

“Iya, Pak.”

Dengan cepat Maira mengeluarkan ponselnya— keluar dari ruang meeting.

Mata Nathan masih fokus menatap Doni yang terlihat gusar saat Maira hilang dari pandangannya.

“Maira sudah punya tunangan,” sela Nathan.

“Benarkah? Sayang sekali padahal aku ingin meminta nomor ponselnya.”

Sudut bibir Nathan terangkat kemudian berucap, “Soal pria dia punya selera yang tinggi, aku yakin dia tidak akan tertarik dengan sembarang pria.”

“Sudah aku duga, dia punya nilai yang tinggi. Apa kamu bisa mendekatkan aku dengan Maira?”

“Bisa diatur, asalkan kamu menyetujui syarat yang aku ajukan.”

“Syarat apa maksudmu?” tanya Doni, bingung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Liar Paman Tiriku   10. Diselingkuhi

    Setelah pergi bersama ke Bali, Maira yakin jika mantan kekasihnya itu masih menginginkannya. Hanya saja, orang tuanya sudah menjodohkan Nathan dengan wanita lain ditambah status keluarga menjadi penghalang hubungan mereka.Namun, hal itu tak menghalangi niat Maira untuk merebut kembali hati mantan kekasihnya itu.“Americano satu,” ucap pria yang ada di belakang Maira.Mendengar suara yang tak asing baginya, sontak Maira pun menoleh ke sumber suara.“Devan.”“Hai,” sapa Devan. “Kamu pesan apa?”“Aku ….”“Ini pesanannya, ice caramel latte, hot americano dan dua sandwich,” ucap staf sambil menyajikan pesanan Maira.“Wah, ternyata kamu sudah membeli sarapan untukku. Terima kasih,” tutur Devan.Tanpa rasa malu, Devan mengambil alih paper bag yang Maira pegang.Mau tak mau Maira pun membiarkan Devan begitu saja, dia tak mungkin memberi tahu Devan kalau kopi itu untuk Nathan.“Kapan kamu pulang dari Bali?” tanya Devan sambil menyeruput americano.Maira hanya bisa menelan ludah sembari menaha

  • Gairah Liar Paman Tiriku   9. Hal Bodoh

    Maira tertawa melihat wajah Nathan yang tampak begitu kesal melihat kelakuannya. Harusnya dia bersikap dewasa untuk mengambil hatinya kembali seperti yang di inginkan mantan kekasihnya itu. Namun berbanding terbalik, Maira malah seperti menabuh genderang perang dengan Nathan. Senyuman Maira menghilang saat melihat layar ponsel Nathan menyala, di sana terlihat foto wanita yang sebelumnya dia bawa ke acara ulang tahun nenek tirinya. "Wah, jadi dia benar-benar serius dengan wanita itu?" [Sayang, kamu di mana? Aku menunggumu.] Notif pesan muncul dan masih bisa Maira baca tanpa membuka kuncinya. Tak lama wanita itu mengirimkan sebuah gambar yang tak bisa Maira lihat. Penasaran Maira pun mencoba membuka kunci ponsel, tapi paswordnya sudah di ganti.Dia terus mencoba sampai ponselnya benar-benar tak bisa lagi memasukan pasword. Tak lama terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, panik Maira pun menyembunyikan ponsel Nathan lalu berjalan menghampirinya. "Tubuhmu masih basah, biar aku y

  • Gairah Liar Paman Tiriku   8. Terjebak

    Maira menyeringai saat Nathan keluar dari lift lebih dulu. Namun, sedetik kemudian Maira menghirup oksigen disekitar sebanyak-banyaknya karena merasa sesak didada. Jujur, jantungnya berdegup kencang saat menatap kedua mata Nathan. Kalau saja dia tidak bisa mengendalikan dirinya mungkin saat itu juga dia sudah mencium bibir mantan kekasihnya itu. Brak! Dentuman pintu menyadarkan Maira dari pikiran liarnya. Dia lalu mengambil tab untuk memeriksa jadwal atasannya itu. “Bali, apa dia juga punya bisnis di Bali?” gumam Maira lalu mengecek semua yang di butuhkan atasannya selama di sana. Setelah memastikan riwayat perjalanan ke Bali, Maira pun pergi ke ruangan Nathan. “Permisi.” Nathan tak bergeming, pandangannya masih fokus ke layar ponselnya. “Hari ini ada jadwal ke Bali untuk mengecek perkembangan pembangunan resort.” “Atur penerbangan nanti sore.” “Baik Pak. Ini berkas pendapatan minggu ini dan dokumen dari beberapa perusahaan yang ingin mengajukan kerjasama dengan perusa

  • Gairah Liar Paman Tiriku   7. Rencana Maira

    Acara ulang tahun nenek tiri Maira pun berjalan dengan meriah. Sambutan dari orang-orang penting di keluarganya cukup membuat suasana semakin terasa dekat. Namun, tak seperti apa yang di rasakan Maira. Dia hanya diam memandangi papanya yang terlihat begitu bahagia bersama istri barunya. Maira sengaja menjauh dari keramaian, dia tak ingin bergabung dengan keluarga ibu tirinya itu termasuk Nathan. Meski diam, tetapi matanya terus mengawasi orang-orang yang ada di sana. “Kenapa kamu sendirian, bergabunglah dengan keponakan Mama Mila,” ucap Toni. “Jangan sebut nama dia dengan sebutan Mama, dia bukan Mamaku. Lagi pula, mereka bukan sepupuku, aku nggak mau berbasa basi dengan orang-orang yang nggak aku kenal.” Toni menghela nafas kemudian merangkul bahu putri kesayangannya itu. “Dengar sayang, keluarga Mama Mila itu orang-orang penting kalau kamu bergabung dengan mereka banyak pelajaran tentang bisnis yang bisa kamu petik.” “Sayangnya, aku nggak tertarik membicarakan bisnis den

  • Gairah Liar Paman Tiriku   6. Acara Keluarga

    Dibalut gaun berwarna hitam serta bahu yang sedikit terbuka yang membungkus ketat tubuh Maira, menampilkan kesan seksi. Dia berjalan anggun masuk ke halaman rumah yang belum pernah dia datangi sebelumnya. “Ternyata rubah betina itu orang berada,” batin Maira melihat rumah serta tamu yang datang. “Maira ….” teriak wanita yang melambaikan tangan ke arahnya. “Kenapa dia berteriak,” gumam Maira menatap tajam ke arah Mila dan Toni. Wanita itu tersenyum sambil berjalan menghampirinya. Semua mata tertuju pada Maira, mereka menunjukkan tatapan sinis dan mengintimidasi. “Terima kasih sudah datang, kamu bawa kado untuk Nenek kan?” “Papa nggak bilang kalau aku harus membawa kado.” Mila tersenyum lalu menyelipkan sebuah kotak kecil ke tangan Maira. “Oops, aku sudah mempersiapkan semuanya. Tersenyumlah dan sapa semua keluargaku agar Papamu tak kehilangan muka,” bisiknya. Maira memutar bola matanya— jengah karena harus berpura-pura baik di depan keluarga wanita yang tak dia suka.

  • Gairah Liar Paman Tiriku   5. Orang Ketiga

    Maira hanya diam menatap pemandangan Ibu kota yang begitu cerah nan bising. Selama tinggal di Singapura dia tak pernah merasakan sesepi ini karena ada Nathan. Namun, semuanya berubah saat pria yang begitu dia percaya ternyata meminta mengakhiri hubungannya secara sepihak. “Selamat pagi,” sapa Devan sembari membawakan kopi dan sandwich ke atas mejanya. “Kamu pasti belum makan, jadi aku beli sarapan untukmu.” “Terima kasih, jadi berapa totalnya?” Seketika raut wajah Devan berubah. “Apa aku terlihat seperti pengemis? Aku memberikan ini untukmu karena buy one get one.” “Oh, terima kasih. Tapi kamu nggak perlu repot-repot seperti ini.” “Sama sekali nggak merepotkan,” tuturnya sambil menggeser kursi. “Aku dengar dulu kamu juga bekerja sebagai sekretaris di perusahaan besar?” “Hm,” jawab Maira singkat sambil menikmati sandwichnya. “Apa kamu sudah punya pacar?” Seketika Maira tersedak makanannya, dia lalu meraih botol minumannya— menelan habis sisa makanan yang ada di mulutnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status