Share

Bab 112

Penulis: kodav
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-16 12:38:46

Luna, dengan tangan kanannya, memeluk Celine yang berada di atasnya, sementara tangan kirinya mencengkeram kursi untuk menahan kenikmatan yang diberikan Valdi. Matanya melirik nakal ke arah Valdi yang penuh nafsu, menikmati setiap gesekan batang kejantanannya di lubang sempitnya.

Perlahan, Valdi mulai menggoyangkan pinggulnya, mendorong batangnya lebih dalam ke dalam lubang Luna. Gerakannya semakin cepat dan intens, membuat Luna mengerang semakin keras.

"Ahhh... besar sekali..." erang Luna, semakin erat memeluk Celine yang berada di atasnya. Celine, yang masih terengah-engah setelah mencapai orgasme.

Perlahan, Valdi mulai menggoyangkan pinggulnya, mendorong batangnya lebih dalam ke dalam lubang Luna. Gerakannya semakin cepat dan intens, membuat Luna mengerang semakin keras.

"Ehm... ehm... ahh... Mas Valdi... enak sekali," desah Luna, suaranya semakin tinggi seiring dengan gerakan Valdi y

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 122

    Valdi menghela napas pelan, tangannya kembali membelai rambut Anya. Ia tahu, ini adalah sesuatu yang tidak bisa ia abaikan, tetapi ia juga tahu bahwa ia tidak ingin menyerah pada apa yang ia rasakan sekarang. “We’ll figure it out, ya, sayang,” katanya dengan nada lembut namun penuh tekad. “Aku nggak mau kamu mikirin yang lain dulu. Saat ini, aku ada di sini buat kamu. Buat kita.”Anya terdiam, matanya menatap dalam ke mata Valdi, seolah mencoba mencari jawaban yang lebih dari sekadar kata-kata. “Kamu yakin, Val? Kita bisa mulai lagi? Dengan semua yang ada di sekitar kita sekarang?”Valdi tersenyum kecil, lalu mengecup kening Anya dengan penuh kasih. “Aku yakin. Aku nggak bilang ini akan mudah, tapi aku tahu satu hal—aku nggak mau kehilangan kamu lagi. Kalau aku harus mengubah apa pun, aku akan melakukannya.”Anya tersenyum kecil, meskipun matanya ma

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 121

    Dengan gerakan terampil, Valdi menggosokkan kejantanannya di antara paha Anya, merasakan kelembapan yang menggoda. Lubang kenikmatannya sudah basah, siap untuk menerima kehadirannya. Valdi perlahan mendorong, memasuki tubuh Anya, merasakan ketatnya dinding kewanitaannya.Anya mendengus, tubuhnya mengejang saat Valdi memasuki dirinya. Namun, ia membiarkan Valdi mengambil kendali, membiarkan tubuhnya digoyang oleh gerakan pria di belakangnya. Kedua tangan Anya bersandar di cermin, kepalanya menunduk, menyembunyikan ekspresi wajah yang pasti penuh gairah.Valdi mulai bergerak, menggenjot dengan penuh tenaga. Setiap hentakan tubuhnya membuat Anya terdorong ke depan, tubuhnya berguncang seiring dengan irama yang diciptakan Valdi. Lubang kenikmatannya terasa sempit, menjepit kejantanan Valdi dengan kuat, seolah tak ingin melepaskan.Valdi meletakkan tangannya di perut Anya, merasakan kehangatan kulitnya. Ia ingin

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 120

    Kedua kaki Anya, dari pangkal paha hingga mata kaki, terlihat licin dan mulus tanpa cela. Bibir Valdi langsung mendarat ke selangkangannya, tepatnya di paha atasnya.Dia mengecup perlahan kedua paha atas Anya, secara bergantian paha kiri dan kanan. Lalu, lidahnya menjilat berjalan dari paha atas hingga paha bawah, dan kembali lagi ke paha atas."Ahhhh..." Anya mengerang menikmati rangsanganku.Kedua tangan Valdi kemudian beraksi, menurunkan celana dalam Anya secara perlahan hingga terlepas dari sepasang kakinya.Begitu celana dalamnya terlepas, Valdi menegakkan tubuhnya dan duduk di bawah kaki Anya. Dia menikmati pemandangan tubuh Anya yang kini telah bugil tanpa sehelai benang yang menutupinya.Tubuh Anya sangat indah. Payudaranya telah menjulang, perutnya rata, dan bagian intimnya ditumbuhi bulu-bulu hitam yang tertata rapi.Tubuh Anya bagaikan

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 119

    Setelah lelah berjalan-jalan di Orchard Road, Valdi dan Anya kembali ke apartemen. Udara malam terasa hangat, dengan angin lembut yang berhembus dari balkon. Pemandangan kota Singapura yang dipenuhi lampu-lampu berkilauan menjadi latar sempurna untuk obrolan santai mereka.Di balkon, Valdi menuangkan dua gelas anggur merah yang sudah ia siapkan. Anya duduk di kursi santai, mengenakan pakaian kasual, rambutnya diikat rapi. Ia menatap ke luar dengan senyum kecil di wajahnya, menikmati keindahan kota yang pernah menjadi bagian besar dari hidup mereka.“Jadi,” Valdi memulai, menyerahkan segelas anggur kepada Anya. “Kita nggak cuma muter-muter Orchard Road, ya. Kayaknya kamu sengaja mau bangkitin kenangan lama kita di sini.”Anya tertawa kecil sambil menerima gelas itu. “Memang sengaja, sih. Aku nggak bisa bohong.”Valdi duduk di kursi seberangnya, menyanda

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 118

    Setelah tiba di rumah, Valdi, Mayang, dan Indah masuk ke ruang tamu, di mana Celine, Sarah, dan Kamala sedang bercengkrama. Melihat mereka masuk, Celine tersenyum hangat dan melambaikan tangan.“Eh, kalian sudah pulang. Gimana pertemuannya?” tanya Celine santai sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa.“Semua selesai dengan lancar,” jawab Valdi sambil melepas jasnya. “Mayang berhasil tanda tangan AJB, dan sekarang tanah di Ciwidey sudah resmi milik kita.”“Syukurlah,” kata Celine, lalu mengusap perutnya yang mulai menunjukkan sedikit perubahan. “Semakin banyak yang harus kita urus, apalagi kalau si kecil ini nanti lahir.”Sarah yang duduk di samping Celine tertawa kecil. “Waktu Celine cerita kalau dia hamil, aku sampai nggak percaya. Tapi aku senang banget, Mas Valdi pasti jadi ayah yang keren.”Kama

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 117

    Pagi itu, setelah mempersiapkan segala sesuatu untuk keberangkatannya ke Soreang, Valdi menghampiri Anya yang sedang duduk termenung di halaman depan rumah. Dari tatapan matanya, Valdi bisa melihat sesuatu yang berbeda, seperti ada beban di dalam hati Anya yang belum tersampaikan.Valdi mendekat, duduk di sampingnya, berusaha mencari tahu. "Anya, kamu kenapa?" tanyanya, mencoba untuk menembus dinding yang tampak Anya bangun di sekitarnya.Anya menggelengkan kepala perlahan, wajahnya memancarkan kelelahan yang sulit ia sembunyikan. “Aku bingung, Valdi… aku nggak tahu harus gimana lagi,” ujarnya, suaranya rendah, seolah tak ingin membiarkan emosinya terlihat."Maksudnya? Kamu marah sama aku?" Valdi bertanya dengan lembut, merasa ada sesuatu yang belum ia pahami.Anya menarik napas dalam-dalam, menatap lurus ke depan. “Apa aku masih berhak marah? Apa kamu… ma

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 116

    Gairah mereka semakin memuncak, tubuh mereka berkeringat, nafas mereka terengah-engah. Valdi merasakan puncaknya semakin dekat, sementara Indah, yang masih terhanyut dalam kenikmatan, mulai merasakan gelombang kenikmatan baru. Valdi mempercepat gerakan pinggulnya, setiap dorongannya semakin dalam dan kuat."Ehhmmm Indaahhh," erang Valdi, tubuhnya bergetar tak terkendali. Gairah yang memuncak membuat Valdi mencapai batasnya. Dengan desahan penuh kenikmatan, ia menyemburkan spermanya dengan kekuatan yang luar biasa, membanjiri rahim Indah, memenuhi setiap inci dalam dirinya. Indah merasakan ledakan kenikmatan itu, tubuhnya bergetar hebat, mencapai orgasme yang tak terbayangkan. Cairan hangat Valdi mengalir di dalam dirinya, membuat Indah merasakan sensasi yang tak tertandingi.Mereka berdua terbaring, lelah namun puas, tubuh mereka masih bergetar dalam sisa-sisa kenikmatan. Detak jantung Valdi masih berpacu liar, seolah tak mau be

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 115

    Pagi buta itu, Valdi terbangun oleh rasa pegal yang menjalar di lengannya. Salah satu tangannya tertindih tubuh Anya, membuat aliran darahnya terasa terhambat dan lengan itu kini terasa kebas. Di samping kanan dan kirinya, Anya dan Celine masih terlelap, dengan kepala mereka bersandar di dadanya. Valdi menatap keduanya sejenak, merasakan kehangatan yang tenang namun menimbulkan senyum tipis di wajahnya. Meskipun merasa nyaman, ia juga merasa tubuhnya kaku karena tidak bisa bergerak bebas.Dengan perlahan, Valdi berusaha menarik lengannya, berusaha tidak membangunkan mereka. Setelah terbebas, dia menghela napas lega dan menyelipkan selimut untuk memastikan keduanya tetap hangat. Merasa sedikit haus, Valdi memutuskan untuk turun ke dapur.Jam di dinding menunjukkan pukul 4.13 saat dia meneguk air putih dari gelas, menikmati kesunyian yang jarang bisa ia temukan di rumahnya yang selalu penuh aktivitas. Namun, di tengah keheningan i

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 114

    Suasana di kamar itu seketika berubah. Keheningan yang mengisi ruangan terasa berat, menciptakan getaran canggung di antara mereka bertiga. Anya masih menatap Celine, bingung dengan apa yang baru saja diungkapkan, sementara Celine tetap tenang, meski senyumnya sedikit memudar."Memangnya kebobolan atau gimana?" tanya Anya, nadanya sedikit ragu, mencoba meraba kejelasan dari situasi yang terasa absurd.Celine menggeleng pelan, rambutnya bergerak mengikuti gerakannya, menandakan bahwa apa yang terjadi tidak sepenuhnya kebetulan."Memangnya, kamu nggak pakai kontrasepsi?" tanya Anya lagi, kini sedikit lebih tegas, ingin memastikan bahwa ada sesuatu yang ia lewatkan dalam pemahaman ini."Enggak," jawab Celine singkat, tanpa sedikit pun keraguan dalam suaranya. Kata-katanya terucap dengan sederhana, seolah masalahnya tak serumit yang Anya bayangkan.Anya mengerutkan kenin

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status