Home / Romansa / Gairah Liar Presdir Posesif / 109. Kejutan dari Pria Dominan Itu

Share

109. Kejutan dari Pria Dominan Itu

Author: Caramelodrama
last update Last Updated: 2025-07-12 14:04:35

“A-Aldric… kita… kita tak perlu melakukan ini.” Ziandra cukup gentar dengan apa yang ada di ruangannya.

Ruangan itu tidak menyeramkan, justru interiornya indah dengan dominasi warna kuning pastel dan merah muda.

Hanya saja, yang membuat ruangan itu seram adalah alat-alat yang ada di sana.

“Kupikir bersenang-senang dengan cara unik, tidak masalah. Ini bisa memperdalam intimasi kita, ya kan?” Aldric menyeringai sambil menutup pintu dan menguncinya.

Mata Ziandra beralih dari ranjang bertiang, borgol, palang kayu berbentuk X, dan hal-hal memalukan lainnya ke Aldric.

Memperdalam intimasi? Untuk siapa? Yang jelas, bukan dirinya!

Dia bukan penyuka BDSM!

“Ayo!” Aldric merengkuh pinggang Ziandra dan menggiringnya ke palang kayu berbentuk X.

Napas Ziandra memburu, tapi bukan karena bersemangat, justru sebaliknya. Apakah Aldric mulai memiliki fetish tak normal ini?

“Jangan khawatir, aku janji takkan kasar dan takkan menyakitimu.” Aldric berbisik di belakang telinga Ziandra. “Lagipula, ini bagian
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Presdir Posesif   110. Paksaan Winda

    “Zia… menikahlah denganku.”Tatapan pria itu begitu dalam, penuh ketulusan. Tapi justru karena itulah Ziandra dilanda badai dalam hatinya.“A-Apa?” ujarnya terbata.Ziandra terpaku. Kata-kata Aldric menggema dalam pikirannya seperti gema yang tak lekas reda.“Aku serius,” Aldric menggenggam tangannya. “Aku ingin kamu. Clara juga. Kita bisa menjadi keluarga yang utuh. Aku ingin menjagamu selamanya, bukan cuma diam-diam seperti ini.”Ziandra menarik napas dalam. Jantungnya berdetak kencang, bukan karena senang, tapi karena panik.Dia menunduk. “Aldric… maaf. Aku tidak bisa.”Tatapan Aldric mengeras. “Kenapa?”Ziandra menatap pria itu, mencoba bersikap tenang. “Aku tidak ingin mengaburkan hubungan kita. Kamu… adalah bosku. Aku masih bekerja untukmu. Dan… aku belum siap. Aku tidak ingin… jatuh ke dalam perasaan yang mungkin cuma sementara.”Dia meremas tangannya di atas pangkuannya sendiri. Kepalanya tertunduk.Sebenarnya, bukan itu alasan utamanya.Dia… hanya takut. Dia takut kecewa, tak

  • Gairah Liar Presdir Posesif   109. Kejutan dari Pria Dominan Itu

    “A-Aldric… kita… kita tak perlu melakukan ini.” Ziandra cukup gentar dengan apa yang ada di ruangannya.Ruangan itu tidak menyeramkan, justru interiornya indah dengan dominasi warna kuning pastel dan merah muda.Hanya saja, yang membuat ruangan itu seram adalah alat-alat yang ada di sana.“Kupikir bersenang-senang dengan cara unik, tidak masalah. Ini bisa memperdalam intimasi kita, ya kan?” Aldric menyeringai sambil menutup pintu dan menguncinya.Mata Ziandra beralih dari ranjang bertiang, borgol, palang kayu berbentuk X, dan hal-hal memalukan lainnya ke Aldric.Memperdalam intimasi? Untuk siapa? Yang jelas, bukan dirinya!Dia bukan penyuka BDSM!“Ayo!” Aldric merengkuh pinggang Ziandra dan menggiringnya ke palang kayu berbentuk X.Napas Ziandra memburu, tapi bukan karena bersemangat, justru sebaliknya. Apakah Aldric mulai memiliki fetish tak normal ini?“Jangan khawatir, aku janji takkan kasar dan takkan menyakitimu.” Aldric berbisik di belakang telinga Ziandra. “Lagipula, ini bagian

  • Gairah Liar Presdir Posesif   108. Aku Takkan Melakukan Apa-Apa, Asalkan....

    “Oma?”Clara menatap neneknya dengan mata melebar karena kaget dan bingung.Winda, ibu Dion, sudah berdiri di tengah kamar. Mata merahnya dipenuhi amarah, bukan kesedihan. Nafasnya memburu, seperti hendak menerkam.“Clara Sayang, ke sini sama Oma, ya. Oma mau bicara sesuatu… penting banget.” Suaranya yang manis terdengar dipaksakan, seperti topeng yang sudah nyaris retak.Ziandra segera berdiri dan menghalangi Winda menghampiri Clara. Ibu mertuanya tak boleh mengatakan apa pun pada Clara.Belum saatnya!Ziandra berdiri cepat. “Mami, jangan! Clara belum siap…”“Tidak siap? Kamu yang tidak siap! Kamu yang takut!” Winda menuding Ziandra dengan jari gemetar. “Kamu takut kebenaran terungkap, ya kan? Bahwa kamu penyebab anakku mati?!”“Mami, tolong jangan di depan Rara,” lirih Ziandra dengan suara hampir pecah. “Dia masih kecil.”“Justru karena dia masih kecil, dia harus tahu sejak sekarang betapa ibunya hanyalah pengkhianat! Wanita jahat!” Winda melangkah maju.Clara memeluk bantalnya kuat

  • Gairah Liar Presdir Posesif   107. Campur Tangannya

    “Kaitan denganku?”Aldric tak langsung menjawab. Dia mengusap rambut Ziandra pelan, seperti menenangkan.“Kenapa tiba-tiba menuduhku, hm?” suaranya datar, tanpa emosi, namun justru membuat Ziandra merinding.Ziandra menelan ludah. “Aku tidak menuduh. Aku hanya… bertanya.”Aldric menatapnya lama, seolah menimbang. “Mereka sudah cukup lama menjerat hidupmu. Menindasmu. Merampas kebahagiaanmu. Seandainya mereka pergi karena kebetulan…” Dia berujar pelan, nyaris tak terdengar, “bukankah itu lebih baik?”Ziandra merasakan dadanya mencelos. Seketika napasnya tercekat.“Aku tidak pernah meminta mereka mati, Aldric,” bisiknya gemetar.Sepertinya dugaannya memang benar. Kematian suami dan adiknya ada campur tangan Aldric di dalamnya.Dia tak boleh lupa rumor mengenai Aldric. Apalagi pria itu memiliki kuasa yang tak bisa diremehkan di negeri ini.Aldric meraih tangan Ziandra. Hangat, menenangkan, tetapi juga membuatnya gentar.“Aku pun tidak memintanya,” katanya samar. “Tapi dunia terkadang pun

  • Gairah Liar Presdir Posesif   106. Kematian nan Ironis

    “Bagaimana, Pak Aldric, bukankah itu sangat ringan bagi Anda? Saya sudah menurunkan nominalnya untuk memudahkan hubungan kita.” Dion tersenyum iblis.Dia yakin Aldric takkan keberatan jika harga yang dia bayar adalah tidak lagi mengganggu Ziandra dan pria kaya itu.Aldric menatap Dion tanpa sedikit pun rasa takut. Dia duduk santai di kursi kerjanya, mencondongkan tubuh hanya sedikit, menatap Dion bagai menatap sampah.“Dua ratus juta, ya?” Bibir Aldric tertarik ke satu sisi, tersenyum sinis. “Nilai harga kebusukanmu ternyata tidak mahal-mahal amat. Aku pikir kamu akan menuntut lebih tinggi.”Dion mencelos, tidak menyangka Aldric akan membalas dengan kalimat setajam itu.“Jangan banyak gaya, Pak Aldric,” desisnya geram, meski gentar. “Saya ini pemegang rahasia Anda. Kalau saya buka ke publik, bukan cuma Anda, tapi juga perusahaan Anda bisa habis reputasinya.”Aldric tertawa pendek, ringan, namun tajam. “Rahasia apa yang kamu pegang? Foto buram? Video gelap? Bahkan jika kamu berkoar, sia

  • Gairah Liar Presdir Posesif   105. Menangkap Basah

    “Lihat saja nanti apakah Kak Zia lebih peduli dengan anaknya atau pacarnya.” Namila tersenyum sinis sambil berjalan bersama Susan dan Dion menuju kamar rawat inap Clara.Klak!Suara pintu kamar VIP Clara terbuka.“Mama?” Ziandra refleks berdiri dari kursi tunggunya. “Ada apa? Kok malam-malam ke sini lagi?”Susan dan yang lain pun terkesiap kaget, menatap Ziandra seolah tak percaya kalau wanita itu ada di sana.Wajah mereka sempat berubah tegang, kemudian berusaha dikembalikan ke ekspresi normal.“Oh… eh, Mama cuma… mau memastikan Rara baik-baik saja,” ujarnya terbata, menoleh ke arah Dion dan Namila seperti meminta pertolongan untuk menyelamatkan kebohongan mereka.Namila yang berdiri di belakang mencibir pelan, tapi cepat-cepat menunduk supaya Ziandra tidak melihat sinisnya.Dion sendiri tampak kikuk, menoleh ke mana-mana, tidak berani menatap Ziandra langsung.Ziandra merasakan ada kejanggalan di udara. Sikap mereka terlalu aneh.“Memastikan Rara?” ulangnya dengan alis naik. “Bukann

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status