Accueil / Romansa / Gairah Liar Presdir Posesif / 97. Dendam Itu Mencuat Keluar

Share

97. Dendam Itu Mencuat Keluar

Auteur: Caramelodrama
last update Dernière mise à jour: 2025-06-04 15:41:52

“Pasti bisa, kan? Ya kan, Zia?” Suara ibu mertuanya kembali mengalun di pendengaran Ziandra. “Cuma dua juta untuk menggenapi Rp10 juta yang harus disetor.”

Ziandra terdiam sejenak begitu mendengar permintaan ibu mertuanya.

10 juta untuk arisan?Luar biasa boros sekali ibu mertuanya ini.

“Ayolah, pasti bisa kalau cuma sekedar dua juta, kan? Mami malu kalau sampai tidak setor bulan ini. Yah, kamu pasti paham rasanya.” Ibu mertuanya masih mengumbar tersenyum manis.

Dalam hatinya, Ziandra menjerit, ‘Mana aku paham perasaan malu semacam itu? Anda yang ngotot bergaya elit tapi sebenarnya sulit, malah ingin membuatku terlilit!’

Seketika segalanya masuk akal. Perubahan drastis dalam sikap manis ibu mertuanya sejak tadi bukan karena cinta tulus, apalagi kesadaran mendadak akan pentingnya hubungan keluarga. Semua itu semata karena motif uang.

Dalam hati, Ziandra mendesah panjang. Dia mencoba menahan diri agar tidak langsung bereaksi. Tapi di balik senyum samar yang dia bentangkan, hatinya terasa
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Gairah Liar Presdir Posesif   100. Rencana Mulai Dijalankan

    “Parasit…” Dion mengulang kata dari Aldric dengan suara rendah.Kata terakhir itu seperti palu godam yang menghantam kepala Dion. Dia menunduk, rahangnya mengeras.Ziandra menatap mantan suaminya dengan tatapan tegas. “Sudah cukup, tak usah minta maaf. Harapanku, jangan pernah datang lagi kalau hanya ingin menyakiti. Dunia kita sekarang berbeda, Dion. Aku tak akan kembali ke masa di mana aku mengemis harga diri dari orang seperti kalian.”Dion terdiam, lalu berjalan pergi dengan napas memburu. Raut wajahnya masam penuh dendam.Ziandra menoleh pelan ke Aldric. “Terima kasih sudah muncul tepat waktu.”Aldric menatapnya lembut. “Aku tidak akan biarkan siapa pun menghina perempuan yang berdiri sendiri demi anaknya.”Ziandra menunduk, dadanya sesak—bukan karena lelah, tapi karena pelan-pelan, dia mulai membebaskan dirinya dari masa lalu. Dari luka-luka yang dulu dia telan sendiri.“Bisakah kamu pergi sekarang?” pinta Ziandra. “Aku lelah sekali dan tak ingin diganggu.”Padahal, Ziandra hany

  • Gairah Liar Presdir Posesif   99. Parasit

    Sadar bahwa mereka semakin menjadi pusat perhatian, Winda mendengus dan menoleh tajam.“Dasar perempuan kurang ajar! Pantas saja anakku berpaling ke adikmu! Kamu tidak bisa melayani suami dengan baik!” katanya pelan tapi tajam, lalu berbalik cepat dan melengos pergi.Dion dan Namila menyusul Winda yang berjalan ke mobil.“Mama Winda, nanti yang dua juta biar aku saja yang beri, yah! Tak usah mengemis ke Kak Zia.”Masih terdengar suara Namila saat berjalan menjauh dari Ziandra.“Hghh!” Ziandra menghela napas panjang.Dia tidak mengejarnya. Hanya berdiri di depan pintu rumah sakit dengan napas yang berat. Tapi di balik itu, untuk pertama kalinya dalam waktu lama… dia merasa sedikit lebih ringan.Menurutnya, sikap tegasnya bukan sekadar kemarahan. Itu adalah batas terakhir kesabarannya yang selama ini dipermainkan.Ziandra menoleh ke arah kamar rawat Clara, dan tersenyum tipis. “Bunda harus kuat demi kamu, Nak. Dan mulai sekarang, Bunda tak akan membiarkan siapa pun menginjak harga diri

  • Gairah Liar Presdir Posesif   98. Bukti Perselingkuhan

    “Kakak ini apa-apaan, sih?” Namila yang di berjalan di belakang, mulai bergegas menghampiri Ziandra.Ziandra mengabaikan adiknya dan mengangguk kecil, masih berusaha tenang menghadapi ibu mertuanya. “Lebih baik tidak tahu diuntung daripada terus berusaha menyenangkan orang yang tak pernah menganggap kita manusia.”Teringat olehnya bagaimana dia mengusahakan memberikan uang bulanan untuk menyenangkan Winda. Semua menantu Winda diharuskan memberi uang bulanan minimal Rp 5 juta. Kakak-kakak ipar Dion kebetulan banyak yang jadi orang sukses. Dokter, pengusaha, pegawai BUMN, pengacara. Sehingga mereka tidak merasa terbebani dengan permintaan Winda.‘Sedangkan aku?’ kenang Ziandra dalam hati. ‘Aku yang saat itu karyawan biasa, dipandang remeh oleh Mami. Setiap ada pertemuan keluarga, aku dan Clara sering jadi bahan olok-olok Mami dan yang lainnya.’Langsung saja memori buruk itu mengalir deras di kepala Ziandra.Seketika Winda membelalak, seolah menelan batu panas. Dia meradang, ingin mem

  • Gairah Liar Presdir Posesif   97. Dendam Itu Mencuat Keluar

    “Pasti bisa, kan? Ya kan, Zia?” Suara ibu mertuanya kembali mengalun di pendengaran Ziandra. “Cuma dua juta untuk menggenapi Rp10 juta yang harus disetor.”Ziandra terdiam sejenak begitu mendengar permintaan ibu mertuanya.10 juta untuk arisan?Luar biasa boros sekali ibu mertuanya ini.“Ayolah, pasti bisa kalau cuma sekedar dua juta, kan? Mami malu kalau sampai tidak setor bulan ini. Yah, kamu pasti paham rasanya.” Ibu mertuanya masih mengumbar tersenyum manis.Dalam hatinya, Ziandra menjerit, ‘Mana aku paham perasaan malu semacam itu? Anda yang ngotot bergaya elit tapi sebenarnya sulit, malah ingin membuatku terlilit!’Seketika segalanya masuk akal. Perubahan drastis dalam sikap manis ibu mertuanya sejak tadi bukan karena cinta tulus, apalagi kesadaran mendadak akan pentingnya hubungan keluarga. Semua itu semata karena motif uang.Dalam hati, Ziandra mendesah panjang. Dia mencoba menahan diri agar tidak langsung bereaksi. Tapi di balik senyum samar yang dia bentangkan, hatinya terasa

  • Gairah Liar Presdir Posesif   96. Menghadapi Ibu Mertua

    “Zia. Kenapa baru datang jam ini? Apa kantormu terlalu mengeksploitasi pekerjanya?” Winda, ibu mertuanya, berbicara dengan nada manis.Ziandra termangu untuk sesaat? Ibu mertuanya tidak salah makan hari ini, kan?“Kalau mereka melakukan eksploitasi ke pekerjanya, nanti biar Mami adukan teman Mami yang anggota dewan kota!” Si ibu mertua kini malah menambahkan senyuman bersahabat.Apakah ini ibu mertua yang sama? Ziandra terus bertanya-tanya.Bukankah biasanya ibu mertuanya tak pernah memberikan sikap ramah ke dia? Kenapa ini malah tiba-tiba….“Ya ampun, kamu malah bengong begitu.” Kini si ibu mertua menghampiri Ziandra dan menggamit lengannya. “Ayo, sini! Mami bawa martabak manis. Katanya Dion kamu suka itu, kan?”Sejak kapan dia suka martabak manis? Bukannya itu kesukaan Dion dan Namila?Mata Ziandra melirik ke Dion dan Namila yang duduk berdampingan tak jauh darinya. Mereka tersenyum simpul. Ada apa ini? Permainan macam apa lagi dari mereka?“Oh, eh, iya, terima kasih, Mi.” Ziandra m

  • Gairah Liar Presdir Posesif   95. Incaran Dion

    “Mobilku….” Ziandra trtawa keras dalam hatinya.Rupanya itu yang diincar suaminya sejak tadi.“Kenapa? Aku sudah memberikanmu motorku.”Ziandra tidak berlebihan mengatakannya. Motor pribadinya yang dia beli dari hasil menabung dan harus kredit selama 3 tahun, sudah dia relakan untuk jadi hak milik Dion.“Biar aku bisa pakai untuk antar jemput ibumu ke sini. Masa kamu tega biarin Ibu naik ojek tiap hari? Aku termasuk anaknya juga, kan?” Dion memberikan alasan.Ziandra ingin tertawa hina tapi dia tahan.Dia tahu. Permintaan Dion bukan demi ibunya. Hanya sebuah pemuasan ego dari suaminya saja.‘Tapi aku tak punya pilihan. Kalau Clara sampai tahu—dalam cara yang salah, dengan bahasa Dion yang keji—trauma itu bisa membekas seumur hidupnya.’ Dia membatin.Dan Ziandra tak sanggup membayangkannya.“Ambil mobil itu,” ucapnya pelan. “Ambil saja.”Senyum Dion seketika mengembang tanpa malu-malu. “Kamu yang bilang, loh ya! Kamu yang berikan itu ke aku.”Setelahnya Dion lekas pergi dari sana diiri

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status