“Kami baru saja selesai makan, kita baru selesai mencuri piring dan aku membantunya,” jawab Alan sadar, Dion mengernyitkan keningnya.
“Kau sedang mencuci? Aku mendengar suara mesin cuci dari belakang,” kata Dion lagi.
“Ya, aku sedang mencuci pakaianku. Apa ada yang salah?” tanya Alan lagi, pria itu terlihat biasa saja berbeda dengan Zwetta yang terlihat gugup.
“Tidak, Honey aku ingin bicara denganmu. Mari ikut sebentar denganku ke depan.”
Zwetta merasa lega saat ini karena Dion tak curiga padanya. Wanita itu bisa bernapas lega dan menatap Alan. Pria itu tersenyum dan menggenggam tangan Zwetta lalu berbisik.
“Bersikaplah normal seperti biasanya, jangan takut aku akan ada disisimu,” kata Alan mencoba menguatkan, Zwe
Suara pintu terbuka, Alan dan Zwetta segera menjaga jarak. Dion masuk ke dalam rumah dan melihat Zwetta yang sudah duduk dengan Alan. Zwetta sudah berpakaian rapi dengan dress cantik yang dimilikinya, begitu juga dengan Alan yang juga sudah rapi dengan memakai kemeja dan celana panjang.“Kalian sudah selesai, apa semua sudah selesai?” tanya Dion pada Zwetta.“Ya, ada Alan yang membantuku,” jawab Zwetta dengan ketus. Dion tersenyum pada Alan.“Terima kasih sudah membantu Zwetta Alan, kau sangat bisa diandalkan. Kau memang teman terbaik yang kupunya,” ujar Dion, Alan hanya tersenyum saja. “Aku akan mandi sebentar, mungkin mereka akan datang sebentar lagi.” Dion segera naik ke atas dan kembali meninggalkan Alan dan Zwetta saja.“Jika seperti ini dia akan cepa
“Kami baru saja selesai makan, kita baru selesai mencuri piring dan aku membantunya,” jawab Alan sadar, Dion mengernyitkan keningnya.“Kau sedang mencuci? Aku mendengar suara mesin cuci dari belakang,” kata Dion lagi.“Ya, aku sedang mencuci pakaianku. Apa ada yang salah?” tanya Alan lagi, pria itu terlihat biasa saja berbeda dengan Zwetta yang terlihat gugup.“Tidak, Honey aku ingin bicara denganmu. Mari ikut sebentar denganku ke depan.”Zwetta merasa lega saat ini karena Dion tak curiga padanya. Wanita itu bisa bernapas lega dan menatap Alan. Pria itu tersenyum dan menggenggam tangan Zwetta lalu berbisik.“Bersikaplah normal seperti biasanya, jangan takut aku akan ada disisimu,” kata Alan mencoba menguatkan, Zwe
“Tidak, tentu saja tidak!” seru Zwetta dengan berani tetapi tidak berani memandang Alan.“Aku hanya mencari di mana pakaian yang kugunakan tadi malam.” Alan tertawa mendengar perkataan Zwetta.“Apa itu benar-benar penting Baby?” tanya Alan.“Ya,” jawab Zwetta singkat.Alan tersenyum simpul di belakang Zwetta.“Zwetta apa kau sedang merasa malu denganku?” tanya Alan sambil mengulum bibirnya menahan senyum.“Apa itu aneh bagimu?” tanya Zwetta balik.“Sedikit, mengingat apa yang telah kita lakukan tadi malam dan beberapa saat yang lalu,” sahut Alan. Zwetta hanya diam. “Kau bisa memakai bajuku atau kembali ke kamarmu untuk mengambil baju.” Lanjut Alan lagi begitu mel
Alan membaringkan tubuh Zwetta di atas kasur yang masih terlihat berantakan akibat perbuatan mereka tadi malam. Setelah membaringkan tubuh Zwetta di atas kasur, Alan kemudian melepaskan pakaian dalam miliknya yang telah basah dan terlihatlah kepunyaannya yang telah tegang dan membesar.Pria itu lalu naik ke atas kasur dan memandangi Zwetta yang terbaring pasrah.Dengan liar di lumatnya bibir Zwetta dan langsung di balas oleh Zwetta tidak kalah liarnya juga.Lidah keduanya saling berbelit dan bergulat dengan lincah.Sementara itu tangan Alan sudah nakal mengelus dan meremas bagian tubuh Zwetta dengan liarnya.Alan lalu menciumi payudara kanan Zwetta sementara payudara kiri wanita itu di remasnya dengan lembut sambil jemarinya memelintir puting susu Zwetta.“Aaackhhh, Alan,” lirih Desah Zwetta.Pria itu lalu mencium kembali bibir mungil Zwetta dan menar
Zwetta menurunkan selimut yang menutupi tubuh telanjangnya dan turun dari ranjang. Wanita itu baru saja terbangun dari tidurnya dan tak menemukan Alan ada di sampingnya. Maka itu Zwetta ingin mencari keberadaan pria yang sudah membuatnya kehilangan akal tadi malam.Zwetta membiarkan Alan melakukan apa yang diinginkannya dan berkhianat atas pernikahannya dengan Dion. Namun Zwetta tak menyesal, karena ia juga menginginkannya. Alan mencintainya begitu juga dengan dirinya yang sadar bahwa ia juga mencintai Alan.Zwetta membutuhkan pria itu di dalam hidupnya, maka itu Zwetta pasrah. Karena Dion tak bisa memberikan hal segila itu. Hubungannya dengan Dion juga sudah rusak dan kini ada harapan baru yang ditawarkan oleh Alan untuknya.Semua sudah terjadi Zwetta yakin bahwa tidak akan ada penyesalan, karena menurutnya apa yang dilakukannya benar dengan Alan karena ada cinta di antara mereka. Zwetta hanya bisa terus melangkah maju dan menjalani hidup ini. Wanita itu masuk ke dalam kamar mandi da
“Kau seperti sedang memikirkan sesuatu dan tidak berada di sini,” Alan mengangkat bahunya ketika mendengarkan itu dari Zwetta.“Aku hanya berpikir betapa ironisnya bahwa aku baru sekarang bertemu dengan wanita yang sempurna sepertimu Baby,” jawab Alan dengan tersenyum.“Benarkah?” tanya Zwetta ragu.“Kau meragukanku?” tanya Alan serius. “Tidak,” jawab Zwetta pelan. “Hanya saja ini rasanya terlalu cepat bagi kita berdua.” Lanjut wanita itu lagi.“Tidak terlalu cepat kalau bagiku.” Jawab Alan cepat. “Apalagi kau telah memberikan sesuatu yang istimewa bagiku. Aku menikmatinya, baru kali ini aku merasakan hal senikmat ini. Aku hanya dapatkan ini darimu.” Ucap Alan jujur.“Apa mantan pacarmu tak bisa me—” Alan langsung saja menggelengkan kepalanya. Pria itu tahu apa maksud dari perkataan Zwetta.“Ini memang bukan pertama untukku sama sepertimu. Aku sudah pernah melakukannya dengan beberapa orang dan kau berbeda. Dari awal kau jelas berbeda dari mereka. Denganmu aku melakukannya karena cin