“Kau habis dari mana Honey?” tanya Dion yang baru saja bangun.
Zwetta kembali dikejutkan dengan pertanyaan itu, baru saja Zwetta hendak masuk ke dalam kamar mandi setelah mengambil pakaian. Tadi Zwetta masih memastikan jika Dion masih tertidur dengan pulas. Namun tiba-tiba Dion sudah bangun.
“Aku tadi sempat terbangun dan tak melihatmu ada di sampingku, apakah kau sudah bangun dari tadi?” tanya Dion sambil bangkit duduk dan bersandar di kepala ranjang. “Kau sangat berantakan sekali Honey,” kata Dion menilai penampilan Zwetta yang sangat berantakan.
Zwetta merapatkan gaun tidur miliknya agar Dion tak melihat bahwa di dalamnya lingerienya sudah koyak karena perbuatan Alan padanya. Pria itu tak sabaran sehingga merobek lingerie miliknya. Dion menatap Zwetta dengan menyelidik mulai dari atas sampai bawah.
“Kau benar-benar merindukanku?” tanya Zwetta pelan tanpa melihat Alan.“Jelas aku sangat merindukanmu. Apa kau tak melihat bagaimana tubuhku sangat bereaksi saat bersamamu? Kau tak melihat bagaimana tubuhku sangat membutuhkanmu? Apakah itu tak cukup membuktikan bahwa aku benar-benar mencintaimu?” tanya Alan sambil menatap Zwetta.“Bahkan kau tak menanyakan bagaimana kabarku. Bahkan untuk menanyakan kabar kehamilanku tentang anakmu saja tidak. Kau langsung saja menyerangku begitu saja. Mungkin yang kau rindukan hanyalah tubuhku saja. Kau sudah tak tahan dan tak tahu harus menyalurkannya kepada siapa. Maka itu kau datang padaku, bukanku tubuhku yang kau inginkan?” tanya Zwetta.“Kau bicara apa?” tanya Alan kesal.Pria itu bangkit untuk duduk lalu menatap Zwetta. T
Setelah berdiskusi dengan Alan dan mempertimbangkan banyak hal akhirnya Zwetta memutuskan untuk pulang ke rumahnya dengan Dion. Alan benar, kalau Dion tak boleh curiga padanya dengan alasan ia terlalu lama berada di rumah pria itu.Maka sepulang kerja Zwetta langsung saja ke rumahnya dengan Dion tanpa kembali ke tempat Alan. Begitu sampai rumah Zwetta langsung saja mandi. Begitu selesai mandi Zwetta terkejut menemui Dion sudah berada di kamar dan pria itu juga pulang lebih awal dari pada biasanya.“Aku senang akhirnya kau pulang ke rumah kita,” kata Dion sambil tersenyum senang.“Tak biasanya kau pulang cepat,” kata Zwetta menyuarakan isi pikirannya.“Aku berharap ketika pulang bisa melihatmu dan ternyata benar kau sudah pulang ke rumah kita. Aku benar-benar senang Zwetta, aku mi
“Sudah bagaimana hasil pencarianmu Rossie? Apakah sudah ada perkembangan?” tanya Zwetta pada Rossie begitu tiba di kantor.“Aku baru saja mau melaporkannya padamu. Aku sudah mencari tahunya dan tidak ada yang aneh dengan bukti yang kau berikan padaku. Aku bahkan sampai memeriksa langsung pada asistennya. Waktu itu ada pertemuan di hotel tersebut dengan klien, katanya Dion lelah dan meminta asistennya untuk membuka kamar. Lalu mengenai makan malam, Dion memang pergi makan malam dengan klien berdua saja karena permintaan klien. Ada hal penting yang mereka mau diskusikan, jadi aku pikir tak ada yang aneh dengan itu.”“Apa kau yakin?” tanya Zwetta memastikan.“Ya, aku sangat yakin. Bahkan aku mengkonfirmasi langsung pada asistennya, jika kau mau bertanya langsung aku akan memberikan nomornya padamu,” k
Setelah jam pulang kantor tiba, Zwetta dan Rossie kompak berjalan keluar agar bisa pulang. Pekerjaan hari itu tidak begitu banyak sehingga mereka bisa pulang lebih cepat. Biasanya keduanya akan lembur untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.“Hai,” sapa Dion yang sudah menunggu di lobby depan membuat Zwetta terkejut.Raut wajah Zwetta seketika berubah ketika melihat Dion ada di sana. Bahkan wanita itu bergerak mundur beberapa Langkah menghindari Dion dan Rossie melihat hal itu.“Hai,” sapa Rossie untuk mencairkan suasana. “Sudah lama tak bertemu,” kata Rossie lagi.“Iya, apa kabar?” tanya Dion.“Baik. Mau menjemput Zwetta?” tanya Rossie.“Iya, Honey ayo kita pulang,”
Di dalam perjalanan pulang Bianca langsung saja menghubungi putranya. Beberapa kali dihubungi putranya tak mengangkat panggilannya. Sehingga panggilan kelima barulah Dion mengangkat panggilan tersebut.“Ada apa Mom?” tanya Dion langsung ketika panggilan itu tersambung. “Aku sedang ada pekerjaan,” kata Dion kesal.“Aku baru saja dari rumahmu dan aku melihat istrimu bersama temanmu yang bernama Alan itu. Aku sering melihat mereka bersama dan keduanya sanagt dekat. Aku curiga mereka punya hubungan, bagaimana kalau ternyata mereka selingkuh di belakangmu? Kedekatan mereka itu sangat mencurigakan sekali,” kata Bianca menyampaikan isi hatinya.Respon Dion ketika mendengar itu menghela napasnya kasar.“Mommy tak perlu khawatir tentang itu mereka tak punya hubungan apa-apa. A
“Apa kau sangat senang?” tanya Alan sambil melirik ke arah Zwetta yang ada di sampingnya.Dari tadi Zwetta terus saja mengusap perutnya yang masih rata itu sambil tersenyum. Bahkan Zwetta sampai bersenandung dan Alan melihat semuanya.“Sangat, keadaannya baik dan ini hal terindah yang aku miliki. Terima kasih Alan,” kata Zwetta sambil menatap Alan penuh cinta.“Terima kasih juga Baby sudah mau mengandung anakku.”“Aku yang seharusnya berterima kasih. Kau mewujudkan keinginanku, bahkan hal ini sangat kutunggu. Kau jelas tahu selama ini aku terus menyalahkan diri karena tak pernah hamil, tapi kali ini aku benar-benar hamil. Aku sekarang merasakan bagaimana rasanya hamil,” kata Zwetta dengan mata yang sudah berkaca-kaca.“