Setelah kepergian Rossie, Zwetta mengambil handphonenya di dalam tasnya dan mendapat pesan dari Dion bahwa ia akan pulang lama. Satu hal yang di dalam pikiran Zwetta ketika menerima pesan itu adalah untuk bertemu dengan Alan.
Baginya saat ini waktu yang tepat untuk bertemu dengan Alan di saat Dion akan pulang malam. Zwetta langsung saja menghubungi Alan sambil berjalan menuju mobilnya. Namun pria itu tak mengangkat panggilannya.
Zwetta mencoba menghubungi kembali. Sampai kepada panggilan ke lima, Alan juga masih belum mengangkat panggilannya. Tak pernah sebelumnya Alan seperti ini. Biasanya Alan selalu mengangkat panggilannya.
Akhirnya Zwetta memutuskan untuk ke apartement Alan. Sesampainya di sana, Zwetta juga tak menemukan ada Alan di sana. Akhirnya Zwetta memutuskan pulang ke rumahnya karena tak mendapat kabar tentang Alan.
Hubungan Zwetta dan Alan akhirnya renggang. Alan mencoba menghubungi Zwetta di saat malam hari. Namun Zwetta memilih tak mengangkatnya. Pria itu terus berusaha mengirimkannya pesan, tapi Zwetta juga tak menjawabnya.Ke esokkan harinya, di saat Zwetta keluar dari kantor ia sudah menemukan Alan menunggunya di depan. Begitu Alan melihat Zwetta keluar, pria itu dengan segera menghampiri Zwetta. Sedangkan Zwetta yang melihat Alan mencoba menghindar dan menghela napasnya kasar.“Zwetta, tunggu! Baby, maafkan aku. Maaf aku tak mengabarimu,” mohon Alan.Zwetta berusaha menarik tangannya dan berusaha melepaskan diri dari Alan, namun cekalan tangan Alan sangat kuat sehingga membuat pergelangan tangan Zwetta memerah dan meringis kesakitan.“Lepas Alan! Sakit!” rintih Zwetta.
Setelah kepergian Rossie, Zwetta mengambil handphonenya di dalam tasnya dan mendapat pesan dari Dion bahwa ia akan pulang lama. Satu hal yang di dalam pikiran Zwetta ketika menerima pesan itu adalah untuk bertemu dengan Alan.Baginya saat ini waktu yang tepat untuk bertemu dengan Alan di saat Dion akan pulang malam. Zwetta langsung saja menghubungi Alan sambil berjalan menuju mobilnya. Namun pria itu tak mengangkat panggilannya.Zwetta mencoba menghubungi kembali. Sampai kepada panggilan ke lima, Alan juga masih belum mengangkat panggilannya. Tak pernah sebelumnya Alan seperti ini. Biasanya Alan selalu mengangkat panggilannya.Akhirnya Zwetta memutuskan untuk ke apartement Alan. Sesampainya di sana, Zwetta juga tak menemukan ada Alan di sana. Akhirnya Zwetta memutuskan pulang ke rumahnya karena tak mendapat kabar tentang Alan.
“Jadi kau benar-benar melakukannya?” tanya Zwetta memastikan dan masih saja tak percaya.“Ya, aku juga mempunyai kebutuhan. Kau jelas tahu kita sudah tak lama melakukannya. Kau terus menolakku dan aku tak bisa memaksamu. Aku seorang pria yang normal, sudah pasti aku juga menginginkannya Honey. Jadi bagaimana aku bisa melakukannya kalau bukan seperti ini? Mau tidak mau aku harus menonton video dan melakukannya sendiri bukan?” tanya Dion membuat Zwetta menghela napasnya kasar.“Jadi sudah berapa lama kau seperti ini?” tanya Zwetta lagi.“Aku pernah melakukannya beberapa kali,” jawab Dion. “Maafkan aku Baby, aku tak punya cara lain. Hanya ini satu-satunya cara, aku tak mungkin memaksamu,” lirih Dion.Hal itu membuat Zwetta benar-benar merasa bersalah. H
“Kau sedang menceritakan tentang dirimu sendiri?” tanya Zwetta sambil mengejek.“Kau benar, aku sedang mengatakan tentang diriku. Bukankah aku orang terdekat Dion? Tapi apa yang kulakukan? Bukankah aku berselingkuh dengan istrinya sendiri? Aku mencintai istri dari sahabatku sendiri. Bukankah seharusnya aku orang yang bisa dipercaya?” tanya Alan membuat Zwetta menghela napasnya kasar.“Jadi jangan mudah percaya pada siapapun selain pada diri kita sendiri dan bukti yang ada. Di saat ada bukti kita harus cari tahu sendiri dan membuktikannya sendiri. Jangan meminta orang lain, di luar sana banyak yang iri pada kita dan mau menjatuhkan kita. Sama sepertiku yang bisa saja melakukan hal gila karena cinta. Kemungkinan itu bisa juga dilakukan orang lain di luar sana bukan?”“Apakah saat ini kau sedang menuduh bah
“Apakah aku salah?” tanya Alan.“Apa maksudmu bertanya seperti itu? Kau menuduhku selingkuh?” tanya Dion tak suka.“Iya atau tidak?” tanya Alan lagi.“Brengsek! Kau me…”“Santai bro, jika memang tidak biasa saja. Aku hanya bercanda, kau sangat serius sekali. Harusnya aku meletakkan kamera dan merekam bagaimana raut wajahmu tadi,” ejek Alan sambil tertawa dengan keras.Dion sudah sangat marah dan hendak memukul Alan tadinya. Tapi Alan langsung saja menahan membuat Dion melepaskan kepalan tangannya.“Bercandaanmu tak lucu. Kau membuatku kesal, sudahlah. Lebih baik aku pergi saja, titip istriku. Telepon aku jika sesuatu yang buruk terjadi pada istriku,” kata Dio
“Sepertinya Zwetta tidak sehat, dari tadi dia mual,” jawab Alan di saat sadar.Zwetta kembali mual dan Alan masih membantu. Namun Dion datang dan mendekati Zwetta, lalu mengambil peran di samping Zwetta menggantikan Dion. Alan harus menerima hal itu, pria itu mulai menjauh dan membiarkan Dion melakukan hal itu.“Ada apa denganmu Honey? Tadi malam sepertinya kau baik-baik saja,” kata Dion sambil memijat.Zwetta menggelengkan kepalanya, lalu memuntahkan semuanya. Tapi yang ada hanya cairan bening saja. Setelah selesai Zwetta membasuh mulutnya dan mengambil air yang sudah disiapkannya tadi yang masih habis setengah.“Wajahmu pucat Honey, bagaimana jika kau di rumah saja? Tak perlu bekerja, kau bisa izin sakit. Mungkin kau ikut sakit karena mengurus Alan,” kata Dion sambil meng