Mag-log inSetelah kepergian Rossie, Zwetta mengambil handphonenya di dalam tasnya dan mendapat pesan dari Dion bahwa ia akan pulang lama. Satu hal yang di dalam pikiran Zwetta ketika menerima pesan itu adalah untuk bertemu dengan Alan.
Baginya saat ini waktu yang tepat untuk bertemu dengan Alan di saat Dion akan pulang malam. Zwetta langsung saja menghubungi Alan sambil berjalan menuju mobilnya. Namun pria itu tak mengangkat panggilannya.
Zwetta mencoba menghubungi kembali. Sampai kepada panggilan ke lima, Alan juga masih belum mengangkat panggilannya. Tak pernah sebelumnya Alan seperti ini. Biasanya Alan selalu mengangkat panggilannya.
Akhirnya Zwetta memutuskan untuk ke apartement Alan. Sesampainya di sana, Zwetta juga tak menemukan ada Alan di sana. Akhirnya Zwetta memutuskan pulang ke rumahnya karena tak mendapat kabar tentang Alan.
“Apakah Tuan sendiri?” tanya seorang wanita yang berpakaian dengan sangat seksi menghampiri Dion.Wanita itu nyaris telanjang, pakaian yang digunakannya hanyalah topeng saja. Wanita itu terlihat sangat jalang, Dion tahu bahwa wanita itu sedang mencari seorang pria yang mau membayarnya malam ini.“Ya, aku sendiri,” jawab Dion tenang.“Mau aku temani?” tanya wanita itu dengan manja sambil sengaja menggoyangkan dadanya di depan Dion.“Boleh, silahkan,” kata Dion mempersilahkan.Wanita itu akhirnya duduk di sampingnya dan duduk sangat dekat, sengaja menempelkan dadanya pada lengan Dion. Wanita itu juga sengaja membusungkan dadanya agar semakin memperlihatkan payudaranya.“Panggil saja ak
Seluruh tubuhnya kejang, otot-ototnya mencengkeram kejantanan Dion dengan kuat dan ia menjeritkan nama Dion saat orgasme yang ketiga menguras habis tenaganya, meninggalkannya yang gemetar hebat.“Ahhhh! Bapak luar biasa!”Dion tidak melepaskan. Ia membalik tubuh Kimberly, kini memposisikannya di atasnya dalam posisi cowgirl. Kimberly menunggangi Dion, rambutnya yang panjang terurai bebas, menutupi payudaranya yang bergoyang indah.Ia tahu ia harus berusaha keras untuk menampung kejantanan Dion, namun setiap dorongan ke bawah membawa kenikmatan yang luar biasa. Semakin ia bergerak, semakin ia merasakan dirinya menyesuaikan diri. Ia mulai bergerak lebih cepat memompa pinggulnya.Mendesah dengan setiap Gerakan, matanya berkaca-kaca menatap mata Dion melihat gairah dan kepemilikan yang sama membara di
Kimberly memejamkan matanya, kepalanya mendongak merasakan sentuhan Dion yang membakar dirinya. Dion menunduk, bibirnya mengulum salah satu putting Kimberly menghisapnya dengan lembut. Lalu mengulumnya lebih dalam dan lidahnya bermain di sana.Hal itu menimblukan sensasi nikmat yang luar biasa. Kimberly mendesah, punggungnya sedikit melengkung merasakan listrik menjalau ke seluruh tubuhnya. Dion beralih ke putting yang lain, memperlakukannya dengan cara yang sama, memancing desahan demi desahan dari bibir Kimberly.Lalu tangan Dion meraih tangan Kimberly, membawanya ke depan kejantanannya yang sudah tegang dan di balik selananya. Kimberly mengerti isyarat itu. Jari-jarinya meremasnya perlahan, merasakan panasnya yang menjalar.Dion tersenyum puas. Ia lalu menunduk, bibirnya mendekati area kewanitaan Kimberly. Wanita itu menahan napas. Selalu saj
“Jadi, apa karena itu kau menghubungiku? Kau ingin aku temani malam ini? Kau ingin aku bermain denganmu, apakah begitu Pak?” tanya Kimberly.Jari-jari Kimberly turun perlahan menyusuri kaos Dion lalu berhenti tepat di sabuk celanannya. Sebuah senyum nakal terukir di bibirnya.“Aku bisa menemanimu dan memberikan kehangatan yang luar biasa malam ini.”Dion tidak begerak, ia membiarkan Kimberly melakukan apa yang diinginkannya. Dion sengaja tak memprovokasi Kimberly terlebih dahulu. Dion ingin membiarkan Kimberly yang memulai dan ingin menikmati permainan panas dari Kimberly.Hal yang disuka oleh Kimberly adalah, wanita itu tahu cara memulai karena wanita itu sudah sangat handal. Kimberly tahu bagaimana cara menggodanya dan bersikap liar. Berbeda dengan Diana yang masih terlihat malu-malu
“Baiklah, aku bisa apa kalau sudah begitu. Setelah pulang kau harus memberikanku hadiah ya, sayang,” pinta Dion.“Kau menginginkan apa?” tanya Diana.“Aku tak menginginkan apapun yang aneh. Aku hanya menginginkanmu saja tak lebih, mungkin kau harus memberikan sesuatu hal yang berbeda untukku,” bisik Dion membuat Diana tertawa.“Baiklah, aku akan melakukannya. Apapun yang ingin kau lakukan, apapun yang kau minta aku akan memberikannya. Sebelum aku pergi, besok aku juga akan memberikanmu yang terbaik sebelum aku pergi meninggalkanmu selama tiga hari,” kata Diana membuat Dion kesenangan.“Benarkah? Baiklah, aku akan memikirkan sebuah ide yang luar biasa,” kata Dion dengan semangat membuat Diana tertawa.“Apa ka
Saat Diana keluar dari ruangan Dion, Kimberly melihat hal itu. Dari tadi Kimberly memang sengaja menunggu karena ingin melihat wanita tersebut. Kimberly penasaran dengan wanita tersebut, walaupun Kimberly seakan tahu jawabannya siapa wanita tersebut.Kimberly melihat Langkah kaki Diana yang tertatih. Kimberly juga jelas mengetahuinya karena ia juga sering mengalami itu setiap bermain dengan Dion. Baju Diana yang berantakan juga bisa sangat disimpulkan alasan Diana seperti itu.“Hai, mari,” sapa Diana menyapa Kimberly sebelum masuk ke dalam lift.Begitu Diana pergi, Kimberly langsung saja masuk ke ruangan Dion. Pria itu sedang membersihkan berkasnya di lantai lalu membersihkan mejanya. Kimberly masuk dengan tangan dilipat dada dan menatap Dion.“Siapa wanita itu? Kekasih barumu?” tanya







