LOGINHidup Ma Mingzhu berubah sejak sang ayah pulang bertugas di luar kota dengan membawa putri angkat di pelukannya. Dulu, ia putri kesayangan kediaman perdana menteri sekarang ia terlupakan. Di saat ia merasa putus asa, seorang pemuda berdiri di depannya dan berkata "Panggil ku guru" Guru tersebut menemani Mingzhu kecil menjelajahi dunia, menguak berbagai misteri, dan memberi pengetahuan apa yang si kecil itu tidak ketahui. Hingga gadis kecil itu manjadi sosok yang cerdas dan mempesona. Bagaimana jika dalam petualangan mereka di masa depan terjalin takdir yang melawan norma, etika, dan aturan. Akankah kebersamaan tetap selamanya?
View MoreGerbang istana yang dahulu berdiri kokoh dan megah kini menjadi medan pertempuran. Suara dentingan pedang dan teriakan para perajurit bergema mengobarkan semangat juang menciptakan pemandangan yang menyayat hati. Di tengah kekacauan, seorang Permaisuri yang memiliki wajah menawan dengan mata yang penuh kesedihan dan hati di penuhi kegelisahan berdiri di tembok menara pengawas istana. Melihat para korban yang berjatuhan.
'Apa yang harus kulakukan?' Ucapnya dalam hati. Di satu sisi mereka adalah keluarganya, ia tak akan sanggup melihat keluarganya sendiri hancur. Di sisi lain dirinya juga seorang Permaisuri membantu Yang Mulia untuk menstabilkan kerajaan adalah tugasnya.
Kini Permaisuri Zhao telah membulatkan tekadnya memegang pedang di tangan kanannya, siap untuk membela istana dan suaminya, Sang Mahaguru Agung. Tapi, dia tidak hanya berjuang untuk kerajaan, dia juga berjuang untuk menebus dosa keluarganya.
Di belakangnya, terdengar suara langkah kaki yang berat. Permaisuri Zhao menoleh ke belakang dan melihat adik laki - lakinya, Li Yan yang berdiri dengan mata yang penuh penyesalan. Tapi Permaisuri Zhao tidak mempercayainya. Jika ia mengetahui akibat dari perbuatanya menimbulkan penyesalan, kenapa mereka memilih untuk memberontak? Sebenarnya selama ini apa yang di sembunyikan dari dirinya?
"Apa yang kamu lakukan, adikku?" tanya Permaisuri Zhao, dengan suara yang dingin dan penuh amarah.
Li Yan tidak menjawab, tapi malah menarik pedang dan menyerang Permaisuri Zhao. Dengan gerakan yang cepat dan tepat, Permaisuri Zhao menangkis serangan adiknya dan membalasnya dengan tusukan pedang yang mematikan.
Adiknya terjatuh ke tanah, dengan mata yang terbuka lebar dan menghembuskan nafas terakhir. Permaisuri Zhao berdiri di atasnya, dengan tangan memegang pedang masih bergetar dan napas yang berat. Dia telah melakukan apa yang harus dilakukan, tapi dia tahu bahwa ini bukanlah akhir dari apa yang seharusnya dilakukan.
Permaisuri Zhao melangkahkan kaki turun tangga menra pengawas istana berjalan ke tengah arena pertempuran lalu menggoreskan Pedang Xuanwu ke tangan kirinya. Darahnya mengaliri Pedang Xuanwu miliknya lalu mengayunkan pedang itu ke depan dan menggoreskan beberapa kata
Pengikat jiwa
Penebusan dosa
Setetes air matanya mengalir di pipinya yang sehalus giok es, banyak keluhan yang terpancar di sorot matanya. Pedang Xuanwu melayang di atasnya dengan mengangkat kedua tepak tangannya ke atas. Muncul sebuah formasi dengan Pedang Xuanwu menjadi inti formasi dan ia sebagai sumber energi siritual. Kini tak ada yang menghentikannya sekalipun Mahaguru Agung beras di hadapannya.
'Yang Mulia, jika tau akan hal ini apa kau membenciku?'
Ketika formasi tersebut aktif tubuh para pemberontak tersebut hancur. Seluruh jiwa di keluarganya membentuk sepihan cahaya, lalu melesat menuju dahi Permaisuri Zhao. Tepat di dahinya muncul sebuah simbol lengkungan api dengan tiga titik di atasnya, membuat penampilannya semakin mempesona.
'Di kehidupanku selanjutnya aku ingin hidup bebas seperti burung yang mengepakkan sayapnya untuk menjelajahi dunia'
***
"Lapor Yang Mulia, para pembudidaya formasi memberontak, sekarang gerbang depan istana sedang terjadi pertempuran" Wu Yue melapor dengan wajah panik.
"Dimana Permaisuri?" Tak ada kepanikan yng terlihat di raut wajah Sang Penguasa. Satu - satunya hal yang ia cemaskan hanya Permaisurinya.
"Menurut dayang Yu Permaisuri sedang berada di arena latihan tersembunyi"
Mendengar jawaban dari bawahannya lelaki itu langsung menghilang dari tahta yang di dudukinya. Wu Yue tercengang.
'Ini bagimana cara menghadapi pemberontakan di depan istana?'
'Sudahlah hadapi dulu, mau bagimana lagi mempunyai tuan yang budak cinta'
'Berusaha dulu semampunya masalah hasilnya bagaimana, urusan terakhir' pikirnya.
Setelah sampai di gerbang depan melihat suasana di sekelilingnya ia terkejut setengah mati.
'Itu Permaisuri? Bukankah dayang Yu bilang Permaisuri sedang berlatih formasi?, kalau sedang berlatih formasi seharusnya di arena latihan tersembunyi kenapa menjadi di gerbang depan? Tunggu, ini bukan latihan tapi perang! Dan Permaisuri membunuh keluargannya ?'
'Kenapa Mahaguru hanya termenung di sana? Lalu aku harus bagimana?'
Terlalu banyak pertanyaan yang tak terjawab, karena tak tahu apa yang harus di lakukan dia hanya bisa menunggu perintah dari tuannya.
Banyak pembudidaya yang tergeletak terluka parah bahkan ada yang mati. Halaman istana tergenang darah, tak sedikit potongan tubuh berceceran. Tembok istana yang terbuat dari batu besi hitam pun hancur.
'Terlalu mengerikan'
Melihat Mahaguru Agung mendekati Permaisuri sebagai ajudan pribadi ia juga harus mengikuti apa yang di lakukan oleh tuannya. Ketika ia melihat keadaan Permaisuri dari jarak dekat tak dirinya bisa menahan keterkejutanya.
'Mantra pengikat jiwa'
'Jika keluarga sang Permaisuri benar - benar melakukan pemberontakan dan menentang hukum alam, bukankah Permaisuri juga ikut terkena dampaknya?'
Melihat Permaisuri seolah kehilangan seluruh kekuatannya dan hendak terjatuh Mahaguru Agung segera memeluknya.
"Bodoh" Mahaguru Agung menegur dengan raut wajah dingin. Mendengar teguran tersebut Permaisuri hanya tersenyum dan mengulurkan tangannya membelai wajah sang tuan, Mahaguru Agung, suaminya.
'Ya memang bodoh, dilihat dari sisa pertempuran terdapat jejak formasi penebusan dosa. Formasi ini hanya dapat di lakukan oleh Yang Mulia dengan Pedang kebijaksanan. Walaupun Mahaguru Agung dan Permaisuri adalah satu kesatuan tetap saja melampaui batasan aturan yang telah di tetapkan oleh alam. Hal ini dapat mengurangi karma baik setelah reinkarnasi'
'Permaisuri apakah semua pengorbananmu ini sepadan?'
Ketika tubuh sang Permaisuri menghilang menjadi butiran cahaya Mahaguru Agung mengeluarkan Mutiara Alam di tangannya. Kemudian butiran cahaya tersebut masuk ke dalam mutiara.
"Siapkan upacara pengembalian jiwa"
Serangkaian kegiatan tadi terjadi begitu cepat, ia tak bisa menahan keterkejutanya terpancar di wajahnya.
"Yang Mulia ini..."
Melihat tatapan dingin itu ia tak sanggup melanjutkan
'Sudahlah'
***
"Yang Mulia, upacara pengembalian jiwa telah di persiapkan"
Tak ada jawaban hanya hening yang di dapat. Mengetahui jika sang tuan tak ingin diganggu ia berdiri di sudut ruang dan menunduk, menunggu entah sampai kapan.
Lelaki yang menjadi tuannya itu hanya menatap mutiara bercahaya di telapak tangannya. Punggung yang dahulu tegap penuh kepercayaan diri kini membungkuk seolah tanpa jiwa.
"Gadis kecil kita berpisah" Bisikan yang teramat lirih.
Andai saja ia mengetahui lebih awal, dirinya jelas tak akan menyetujui rencana tak masuk akal itu. Namun tak ada seandainya segalanya yang terjadi telah terjadi menyesalpun sudah sangat terlambat. Kini ada beberapa hal yang harus di lakukan agar semuanya kembali seperti semula.
Keluar dari ruang tersebut, langkah kakinya menapaki lorong menuju altar persembahan. Tiang penyangga terukir berbagai ornamen unik yang dihias dengan sutra putih. Di tengah altar terdapat sebuah pohon empat kehidupan. Di sekeliling pohon empat kehidupan tersebut terdapat kolam yang di tumbuhi bunga lily putih tanpa noda.
Melangkah kedepan lalu ia mengulurkan kedua tangannya, mutiara bercahaya itu melayang di atas bunga lily tepat di depan pohon empat kehidupan. Lalu mutiara itu pecah butiran - butiran cahaya itu menyebar lalu terbentuk menjadi seorang perempuan yang di kenalnya.
Perempuan itu menghadap dirinya dan melambaikan tangan dan tersenyum begitu ceria.
'Senyum sama seperti dulu, apa dia bahagia meninggalkan aku sendirian?'
Tak lama kemudian butiran cahaya itu kembali berhamburan seperti tertiup angin, tak ada sedikitpun jejak yang tertinggal.
'Permisuri, di kehidupanmu yang selanjutnya kamu akan tetap menjadi milikku' Batin Mahaguru Agung dengan mata yang berkilat obsesi.
***
Setelah berendam di telaga warna tubuh Ma Mingzhu telah menjadi sumber racun. Ma Mingzhu dapat mengolah racun dengan darah, atau sentuhan. Ya, semudah itu. Pada kenyataannya Ma Mingzhu belum bisa mengontrol racun didalam tubuhnya, efek dari racun yang belum terkontrol tak berbeda dengan terkena racun itu sendiri.'Mungkin ini yang ibu rasakan saat itu'Baju yang basah kuyup menunjukan keringat mengalir deras di seluruh badan Ma Mingzhu. Kemarin adalah tepat tujuh hari Ma Mingzhu menyerap racun di telaga warna, dengan badan yang di penuhi rasa sakit Zhao Yue menyeretnya pulang untuk segera berkultivasi.Benua Xuantian merupakan benua kelas rendah yang mengandung sedikit energi spiritual.Walaupun banyak orang yang menekuni beladiri di Benua Xuantian mereka bukanlah seorang kultivator, mereka hanyalah seorang praktisi beladiri. Seorang praktisi beladiri berbeda dengan kultivator. Seorang praktisi beladiri menguasai teknik beladiri tanpa menggunakan energi spiritual, sedangkan seorang k
Tok.. Tok...Sebuah bambu satu ruas yang di beri lubang kecil berbentuk persegi panjang sedang di pukul kencang oleh seorang lelaki tua yang sedang berdiri di atas menara."Cepat lari cepat... ada moster bermata merah" "Bagaimana bisa? Bukankah moster mata merah selalu muncul saat matahari terbenam?""Siapa yang tahu kapan dia datang, cepat kunci pintunya"Suara auman yang mengegelegar membuat bulu kuduk berdiri. Ada seorang penduduk yang penasaran dengan rupa moster tersebut, mencoba mengintip dari celah lubang. Moster itu berkepala singa dengan tanduk iblis di atasnya, badan manusia namun berukuran lima kali lipat lebih besar dari manusia pada umumnya, matanya merah menyala. Selama dua tahun terakhir, entah bagaimana di Desa Hu mengalami lonjakan kelahiran hampir dua puluh kali lipat di bandingkan penduduk desa lainnya. Namun kabar gembira beriringan dengan duka, tak ada yang tahu darimana datangnya moster bermata merah. Setiap kali moster datang akan selalu ada anak di bawah umur
Di benua Xuantian terbagi menjadi empat wilayah besar, yaitu Kerajaan Hualing, Kerajaan Xiling, Kerajaan Dongling, dan hutan kematian. Kerajaaan Hualing terletak di dataran tengah, merupakan tempat yang letak geografisnya paling diuntungkan dalam sektor pertanian, sehingga di sebut sebagai wilayah paling subur di seluruh benua Xuantian.Kerajaan Xiling memiliki tempat yang sebagian besar berisi gurun pasir, hanya sepertiga wilayah berisi padang rumput. Seluruh penduduk Xiling bersifat nonmaden, hal ini di kerenakan cuaca buruk yang tak menentu. Sistem kerajaan berdasarkan yang terkuat yang memimpin, jika ingin menduduki tahta tertinggi hanya perlu menaklukan seratus dua puluh suku untuk mendapat pengakuan sebagai Penguasa Agung. Lingkungan yang begitu keras menjadikan Kerajaan Xiling terkenal sebagai kerajaan dengan kekuatan militer yang buas dan tangguh.Kerajaan Dongling, terkenal sebagai kerajaan terkaya diantara tiga kerajaan. Karena letak geografisnya yang di kelilingi oleh pegun
"Nikmat.... gurihh....... masih hangat....... Ayo mampir kastanye panggang....... kastanye panggang..... kastanye panggang.....""Hei Guogan, kau berdagang atau mau mengajak anak gadis masuk rumah bordil? ""Pak Tuo pikiranmu itu buruk sekali, apa yang salah dengan caraku berdagang? Katanye ini memang baru saja di angkat dari panggangan masih hangat, rasanya juga gurih nikmat""Ahh nona manis, jangan pedulikan para laki - laki bau yang sedang berdebat itu. Bagaimana jika nona beli saja manisan buah persik ini, sama manisnya dengan nona" Ma Mingzhu yang sedang mengamati suasana pasar terkejut mendengar ucapan salah satu pedagang yang menawarkan manisan buah persik. Berapa tahun Ma Mingzhu tak memakan manisan buah persik? Mungkin lima tahun? Semenjak sang ibu meninggal Ma Mingzhu hanya makan untuk menyambung hidup. Bahkan makanan pelayan jauh lebih baik dari apa yang Ma Mingzhu makan sehari - hari. Terkadang juga Ma Mingzhu harus menahan lapar seharian. Sekarang melihat manisan buah p






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.