Share

8. Pertengkaran

Author: Lucyofheart
last update Last Updated: 2025-06-23 14:00:44

“Apa kau marah padaku?” tanya Dion pada Zwetta yang hendak berbaring tidur itu. Pria itu membuka dasi serta kemejanya.

“Menurutmu bagaimana?” tanya Zwetta malas. Pria itu menghela napasnya kasar.

“Kau tahu aku sangat sibuk. Lagi pula ini bukan yang pertama kalinya aku tidak pulang. Bukankah kau sudah terbiasa dengan ketidak pulanganku? Sudah ada Alan juga di rumah ini yang bisa menamanimu. Kau tak benar-benar sendiri, apa aku salah?” Zwetta tertawa kecil.

“Sudahlah, aku mau tidur. Berdebat denganmu akan membuat perasaanku buruk. Seperti katamu, aku sudah terbiasa. Maka itu aku tak peduli kau mau tak pulang berapa lama juga terserahmu. Pada akhirnya aku akan diminta untuk mencoba memahami bukan? Lebih baik aku diam, lakukanlah apapun yang mau kau lakukan.” Zwetta menarik selimutnya dan memejamkan matanya. Wanita enggan bertengkar dengan suaminya itu.

Sedangkan Dion akhirnya memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai ia kembali turun dan bergabu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Sahabat Suamiku   9. Perasaan yang Hangat

    “Kenapa harus malu? Supaya Alan tahu bagaimana sikap sahabatnya ini. Apa kau malu karena aku sedang menjelekkanmu? Lagi pula itu fakta, aku berkata yang sebenarnya bukan? Apa aku salah? Jelas tidak, kau tak pernah melakukan hal ini. Kau juga tak punya waktu untukku, apa aku masih bagian dari keluargamu?” tanya Zwetta dengan nada yang sudah mulai meninggi. Dion mendorong kursi ke belakang sehingga pria itu bangkit berdiri.“Sepertinya aku tidak bisa sarapan di rumah Alan. Terima kasih sudah menyiapkan sarapannya. Kau bisa menikmatinya dengan Zwetta, aku pergi.”Setelah mengatakan itu Dion langsung saja pergi tanpa berkata-kata pada istrinya. Zwetta menghela napasnya kasar begitu Dion pergi.“Kenapa kau bersikap seperti itu Baby?” tanya Alan pelan.“Dia membuatku kesal, dia bahkan menjerit saat membangunkanku. Dia marah karena aku tak membangunkannya, dia marah karena sudah terlambat. Apa itu salahku? Aku tak tahu dia akan pergi bekerja, aku juga tak tahu dia harus pergi cepat. Dia meny

  • Gairah Liar Sahabat Suamiku   8. Pertengkaran

    “Apa kau marah padaku?” tanya Dion pada Zwetta yang hendak berbaring tidur itu. Pria itu membuka dasi serta kemejanya.“Menurutmu bagaimana?” tanya Zwetta malas. Pria itu menghela napasnya kasar.“Kau tahu aku sangat sibuk. Lagi pula ini bukan yang pertama kalinya aku tidak pulang. Bukankah kau sudah terbiasa dengan ketidak pulanganku? Sudah ada Alan juga di rumah ini yang bisa menamanimu. Kau tak benar-benar sendiri, apa aku salah?” Zwetta tertawa kecil.“Sudahlah, aku mau tidur. Berdebat denganmu akan membuat perasaanku buruk. Seperti katamu, aku sudah terbiasa. Maka itu aku tak peduli kau mau tak pulang berapa lama juga terserahmu. Pada akhirnya aku akan diminta untuk mencoba memahami bukan? Lebih baik aku diam, lakukanlah apapun yang mau kau lakukan.” Zwetta menarik selimutnya dan memejamkan matanya. Wanita enggan bertengkar dengan suaminya itu.Sedangkan Dion akhirnya memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai ia kembali turun dan bergabu

  • Gairah Liar Sahabat Suamiku   7. Sentuhan

    “Kau masih ingin minum?” Tanya Zwetta tak yakin.“Apakah ada yang salah?” Tanya Alan balik, Zwetta menggelengkan kepalanya.“Tidak, aku pikir kau ingin langsung tidur.” Alan tertawa.“Aku belum bisa tidur, lagipula besok libur kita bisa tidur lebih lama dan bangun lebih lama bukan?” Zwetta tampak berpikir.“Baiklah, aku akan turun begitu selesai mandi.” Alan tersenyum senang.“Aku akan menunggumu.” Zwetta naik ke atas dan Alan juga masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap. Pria itu yang lebih dahulu selesai dan menyiapkan makanan ringan untuk mereka, Alan membawanya ke ruang tengah dan menunggu Zwetta datang. Namun pria itu sudah lebih dahulu untuk minum.“Apa aku terlalu lama?” Tanya Zwetta saat ia turun, Alan langsung saja tersenyum dan meminta Zwetta untuk duduk di sampingnya. Wanita itu hanya memakai gaun tidurnya membuat Alan menyuakinya. Zwetta terlalu kaget melihat Alan tidak menggunakan baju.“Tidak, kemarilah. Aku terbiasa tidak memakai baju saat malam apalagi di rumah, selama i

  • Gairah Liar Sahabat Suamiku   6. Ajakan

    Zwetta sedang bersiap untuk bekerja hari ini, ia berdiri di depan kaca panjang yang ada di depannya untuk melihat penampilannya. Ia sedang memakai anting ditelinganya. Namun tiba-tiba Zwetta dikagetkan dengan kehadiran Alan yang berdiri di belakangnya.“Alan!” pekik Zwetta kaget hendak berbalik namun Alan menahan pinggang Zwetta agar tidak bebalik. Pria itu tersenyum menatap Zwetta dari kaca.“Selamat pagi,” sapa Alan, Zwetta terdiam melihat pria itu dari kaca.“Kau mau apa?” tanya Zwetta pelan.“Aku tadi mau memanggilmu untuk kita sarapan bersama, aku melihat pintu kamarmu terbuka dan aku melihatmu sedang bersiap dan aku masuk. Aku ingin membantumu, sepertinya kau juga sedang kesulitan saat ini. Apakah aku salah?” Alan tiba-tiba menarik reseleting gaun belakang Zwetta ke atas.Hal yang dimaksud Alan, Zwetta butuh bantuan adalah hal tersebut. Setelah selesai, Alan mengelus pinggang ramping Zwetta dan menempelkan tubuh keduanya. Sehingga kepunyaan Alan tepat berada di bokong indah mili

  • Gairah Liar Sahabat Suamiku   5. Pengakuan dan Ciuman

    “Wah kalian akhirnya turun juga, aku sudah lama menunggu kalian turun,” kata Alan saat melihat Zwetta dan Dion turun dari tangga. Keduanya bermesraan dan senyum keduanya mengembang di wajah masing-masing. Dion memeluk pinggan Zwetta posessif. “Sudah berbaikan sepertinya melihat kalian turun dengan mesra,” goda Alan membuat Dion jadi ikut tertawa.“Ya begitulah.” Dion menarik kursi untuk Zwetta duduk di sebelahnya. “Sarapan?” tanya Dion saat melihat kopi dan roti yang tersedia di atas meja.“Ya, aku membuatkannya untuk kalian juga. Aku sudah lama menunggu kalian supaya bisa sarapan bersama.”“Seharusnya kau jangan menunggu kami, lain kau bisa sarapan lebih dahulu,” kata Zwetta jadi tidak enak membiarkan tamu mereka menunggu bahkan membuatkan sarapan.“Tidak masalah, santai aja. Ayo sarapan,” ajak Alan.Dion akhirnya meminum kopinya dan memakan roti yang sudah di siapkan oleh Alan.“Honey, maaf aku tidak bisa mengantarmu. Tadinya aku mau mengantar, tapi karena permintaanmu tadi sepertin

  • Gairah Liar Sahabat Suamiku   4. Kembali Merasakan Nikmat

    “Aku minta maaf, aku dari tadi udah bilang maaf. Apakah kau tak bisa memaafkanku? Aku harus bagaimana supaya kau mau memaafkanku? Aku sungguh menyesal Zwetta, tolong mengertilah.” Suara itu dari Dion yang kesal pada Zwetta.“Lalu bagaimana denganku? Kenapa sekarang kau yang marah? Seharusnya aku yang marah! Dari tadi malam aku mencoba menahan diri untuk tidak marah di depan sahabatmu itu! Siapa yang berjanji akan pulang cepat! Tapi pada faktanya kau pulang lama dengan alasan pekerjaan! Aku capek kalau selalu mendengar alasan yang sama setiap kau membuat kesalahan! Terus kau mabuk dan tidak mengganti pakaianmu saat tidur, sampai harus membuatku tidur di sofa! Bahu dan leherku sakit karena itu! Sekarang pagi ini kau telat ke kantor dan menyalahkanku karena tidak membangunkanmu? Padahal aku sudah membangunkanmu dari tadi! Saat aku minta mengantarmu ke kantor karena mobilku di pakai dengan sahabatmu kau malah menolaknya? Pernah memikirkan bagaimana perasaanku tidak?” tanya Zwetta semakin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status