共有

BAB 60- Rindu Bercinta

last update 最終更新日: 2025-11-26 23:30:15

Dor!

“Heghh, kau!”

Serena langsung berdiri saat mendengar sebuah tembakan, lalu tubuh wanita bertopeng itu jatuh ke lantai bersimbah darah. Di Belakangnya tampak seorang pria yang masih memegang senjata di tangan kanannya.

“Steave,” gumam Serena mengerjapkan mata berkali-kali.

“Kenapa tidak memberitahuku soal ini?” Steave mengarahkan senjatanya lagi ke arah wanita itu, lalu melepaskan tembakan dua lagi tepat di kepalanya. Wanita itu benar-benar mati sekarang

Serena jadi takut melihat mata Steave yang menggelap. Sebelah kaki pria itu membuka topeng si wanita. Serena semakin terkejut melihat siapa orangnya.

“Marissa.” Serena menutup mulutnya tak percaya. “Kenapa dia melakukan ini?”

“Kau masih mau berpura-pura tidak tahu? Tindakanmu saat di rumah sakit sebelumnya melukai harga diri wanita ini. Tentu saja dia mau membalas dendam,” jelas Steave, ia berdiri tepat di depan Serena sekarang.

“Bagaimana kau tahu?” Serena mundur selangkah.

“Meski kita tidak berkomunikasi, aku tidak akan membiark
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 113- Steave, Kau mau?

    Serena melihat Clarine yang sudah pergi ke ruang penyimpanan di belakang mansion. Sesekali wanita itu menghentakkan kakinya karena kesal. Serena tertawa dengan reaksinya, meski hukuman ini tidak berat, setidaknya cukup untuk menunjukkan pada pelayan itu kalau posisi mereka berbeda. “Nona Serena.”Serena berbalik dan mendapati Paul berdiri beberapa meter darinya.“Paul,” sapa Serena sopan. “Ada yang bisa kubantu?”Paul tersenyum sopan. “Saya ingin mengambil beberapa berkas Tuan Steave yang tertinggal di ruang kerjanya. Sepertinya beliau lupa membawanya pagi tadi.” Ia berhenti sejenak, lalu menambahkan, “Bolehkah saya naik ke lantai tiga?”“Tentu saja,” jawab Serena tanpa ragu. “Silakan. Aku akan menunggu di sini.”Paul mengangguk hormat lalu melangkah menuju tangga utama. Serena memperhatikannya sampai sosok pria itu menghilang di tikungan tangga. Sembari menunggu Paul, Serena duduk di ruang tamu. Ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya. Tentang sang ayah yang tidak ada kabar samp

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 112 - Mengerjai Clarine

    Serena baru saja selesai memastikan Rion siap untuk terapi nanti siang. Anak itu masih tidur di ranjangnya napasnya setelah sesi peregangan ringan bersama suster. Serena menarik selimut hingga ke dada Rion, menatapnya sebentar lebih lama, lalu keluar. Ia melihat Steave baru saja muncul dari arah lantai tiga. Pria itu memakai semua yang ia siapkan. Serena melangkah cepat menghampirinya.Tanpa ragu, tangannya terulur dan menggandeng lengan Steave. Gerakannya begitu natural, seolah itu hal yang sudah biasa ia lakukan sejak lama.“Sarapan dulu,” ucap Serena sambil menariknya ke arah ruang makan.Steave menoleh, jelas terkejut.Ia menatap tangan Serena yang melingkar di lengannya, lalu wajah wanita itu. Serena tampak tenang, bahkan leluasa. “Serena–” Steave hendak bicara.“Hm?” Serena menengadahkan kepalanya untuk melihat Steave, sungguh ekpresi wanita itu sangat menggemaskan bagi Stesve. Akhirnya, Steave memilih diam dan mengikuti. Ia membiarkan dirinya dituntun, meski di kepalanya pe

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 111 - Perubahan Serena

    Steave baru saja keluar dari kamar mandi, tapi langkahnya terhenti di ambang pintu dengan handuk yang masih melingkar di pinggangnya. Ia terpaku karena pemandangan berbeda pagi ini. Serena ada di kamarnya. Wanita itu berdiri membelakanginya, sibuk di depan rak yang menjejerkan pakain Steave. Di atas ranjang, setelan jas sudah tersusun rapi, kemeja, bahkan dasi digelar berdampingan dengan jam tangan dan manset. Tak hanya itu, sepatu Steave sudah dikeluarkan dan diposisikan sejajar, seolah Serena sudah hafal kebiasaan pria itu tanpa perlu bertanya. “Sepertinya ini sudah pas.” Serena berpikir sesaat menimbang pilihannya. Serena mengenakan gaun selutut berwarna krem. Rambutnya dijepit ke belakang, meski simpel tapi berhasil menarik perhatian seseorang di belakangnya. Steave tidak segera menghampiri. Ia berdiri di depan pintu kamar mandi, memperhatikan tanpa suara. Kenapa tiba-tiba Serena datang ke kamarnya? Ditambah lagi wanita itu tampak biasa saja, padahal baru kemarin ini mere

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 110- Perubahan Sikap Steave.

    Sudah berjam-jam, Serena masih terikat di kepala ranjang. Tubuhnya sudah terasa lelah dan juga perutnya lapar.Bekas air mata membuat wajahnya bengkak, sesekali masih terdengar isakan pilu dari bibir Serena.Detik demi detik kembali berlalu. Setiap kali ia mencoba menggerakkan tangan atau menggeser tubuh, tali yang mengikatnya hanya semakin menekan kulit, meninggalkan bekas merah yang perih.Serena menundukkan kepala. Ia ingin menangis lagi, tapi rasa lapar membuatnya harus menahan diri. Setiap kali memikirkan Steave dan kata-kata terakhirnya, jantungnya berdebar tak karuan. Apakah ia benar-benar harus menghadapi kemarahan pria itu?“Ini bukan salahku kan?” Serena bergumam.Tiba-tiba, suara pintu terbuka terdengar dari ujung kamar. Mata Serena yang lelah langsung fokus ke arah itu. Ia berharap sosok di balik pintu adalah Steave, dan bahwa ia akan melepaskan tali yang mengikatnya.Namun, kenyataan itu berbeda. Yang muncul adalah Clarine, pelayan yang selalu sibuk dan penuh perhatian it

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 109 - Tidak Cukup Hanya Satu

    Serena sarapan di meja makan dengan sikap yang sangat tenang. Ia berusaha untuk tidak terpengaruh oleh kejadian tadi pagi. “Memang aku harus bereaksi bagaimana? Itu kan hak-nya.” Serena menyuapkan kembali makanannya. Ia tidak memungkiri kalau hatinya terganggu dengan pemandangan itu. Ingin sekali rasanya menanyai Steave saat itu juga, tapi ego Serena lebih tinggi.“Paman tidak akan cukup dengan satu wanita.”Serena menghentikan tangannya yang akan menyuap lagi, tiba-tiba saja perkataan Ethan muncul di benaknya. “Kenapa aku malah memikirkan itu.”Tak berselang lama, bunyi langkah kaki terdengar dari jarak yang cukup dekat.Steave muncul dengan penampilan yang sudah rapi seperti biasa. Ia menarik kursi dan duduk di sebelah Serena.“Selamat pagi,” sapa Steave. Tapi Serena mengabaikannya. “Ada apa denganmu?”Serena hanya menatap Steave sembari menunjukkan mulutnya yang terisi penuh, jadi tidak bisa membalas sapaan pria itu.Seorang pelayan datang dari dapur membawakan sarapan untuknya,

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 108- Mereka Bercinta

    Malam itu, jam di dinding sudah melewati angka sebelas ketika mobil Steave akhirnya berhenti di halaman depan. Steave turun dari mobil dengan tubuh yang mulai lelah, ia harus terlambat lagi malam ini karena suatu hal.Paul mengangguk singkat setelah membukakan pintu untuknya, lalu kembali ke kursi kemudi dan membawa mobil ke garasi.Di dalam, seorang pelayan yang berjaga memberi salam saat membukakan pintu. “Selamat datang, Tuan,” sapanya.“Ya.” Steave melewati pelayan itu.Setelahnya, si pelayan kembali pada tugasnya.Steave langsung menuju kamar Rion lebih dulu. Saat membuka pintu, ia melihat Rion yang sudah tertidur pulas di ranjangnya.Steave berdiri beberapa detik di sana, memandangi wajah sang putra yang gempal lelap. Tangannya terangkat mengusap rambut putranya. Ia juga memastikan alat medis di sisi ranjang berfungsi normal, lalu menarik selimut sedikit lebih tinggi.“Tidurlah yang nyenyak,” gumam Sterbukateave.Pintu kamar ditutup kembali dengan hati-hati.Langkahnya berlanj

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status