Home / Romansa / Gairah Membara Paman Tunanganku / BAB 90- Dibawah Kendaliku.

Share

BAB 90- Dibawah Kendaliku.

last update Last Updated: 2025-12-11 21:46:35

Serena berdiri memeluk tubuhnya sendiri, tubuhnya mulai menggigil hebat lagi karena pakaian yang sudah lembap semuanya. Kini, mereka berada di depan ruang instensif di mana Rion berada. Anak itu dipindahkan setelah selesai operasi.

Tanpa sepatah kata pun, Steave melepas jas hitamnya dan langsung menyelimutkan ke bahu Serena. Tanpa basa-basi atau sekedar berinteraksi lebih, pria itu melakukannya secepat mungkin

Serena menunduk, ingin berterima kasih, tapi Steave memotong lebih dulu.

“Kita bicara. Sekarang,” ucapnya datar.

Nada itu membuat Serena terdiam. Ia hanya mengangguk sebagai jawaban.

Steave mengajak Serena berjalan menyusuri koridor, menjauhi pintu kaca yang memisahkan mereka dengan putra kecil itu. Kemudian mereka masuk ke sebuah kamar rawat inap VVIP yang disewa Steave.

Ruangannya besar, bersih, dan lengkap, terlihat jelas kelasnya jauh berbeda dari kamar-kamar reguler.

Steave langsung duduk di sofa kulit yang menghadap televisi. Tanpa menatap Serena, ia menyodorkan sebuah p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 110- Perubahan Sikap Steave.

    Sudah berjam-jam, Serena masih terikat di kepala ranjang. Tubuhnya sudah terasa lelah dan juga perutnya lapar.Bekas air mata membuat wajahnya bengkak, sesekali masih terdengar isakan pilu dari bibir Serena.Detik demi detik kembali berlalu. Setiap kali ia mencoba menggerakkan tangan atau menggeser tubuh, tali yang mengikatnya hanya semakin menekan kulit, meninggalkan bekas merah yang perih.Serena menundukkan kepala. Ia ingin menangis lagi, tapi rasa lapar membuatnya harus menahan diri. Setiap kali memikirkan Steave dan kata-kata terakhirnya, jantungnya berdebar tak karuan. Apakah ia benar-benar harus menghadapi kemarahan pria itu?“Ini bukan salahku kan?” Serena bergumam.Tiba-tiba, suara pintu terbuka terdengar dari ujung kamar. Mata Serena yang lelah langsung fokus ke arah itu. Ia berharap sosok di balik pintu adalah Steave, dan bahwa ia akan melepaskan tali yang mengikatnya.Namun, kenyataan itu berbeda. Yang muncul adalah Clarine, pelayan yang selalu sibuk dan penuh perhatian it

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 109 - Tidak Cukup Hanya Satu

    Serena sarapan di meja makan dengan sikap yang sangat tenang. Ia berusaha untuk tidak terpengaruh oleh kejadian tadi pagi. “Memang aku harus bereaksi bagaimana? Itu kan hak-nya.” Serena menyuapkan kembali makanannya. Ia tidak memungkiri kalau hatinya terganggu dengan pemandangan itu. Ingin sekali rasanya menanyai Steave saat itu juga, tapi ego Serena lebih tinggi.“Paman tidak akan cukup dengan satu wanita.”Serena menghentikan tangannya yang akan menyuap lagi, tiba-tiba saja perkataan Ethan muncul di benaknya. “Kenapa aku malah memikirkan itu.”Tak berselang lama, bunyi langkah kaki terdengar dari jarak yang cukup dekat.Steave muncul dengan penampilan yang sudah rapi seperti biasa. Ia menarik kursi dan duduk di sebelah Serena.“Selamat pagi,” sapa Steave. Tapi Serena mengabaikannya. “Ada apa denganmu?”Serena hanya menatap Steave sembari menunjukkan mulutnya yang terisi penuh, jadi tidak bisa membalas sapaan pria itu.Seorang pelayan datang dari dapur membawakan sarapan untuknya,

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 108- Mereka Bercinta

    Malam itu, jam di dinding sudah melewati angka sebelas ketika mobil Steave akhirnya berhenti di halaman depan. Steave turun dari mobil dengan tubuh yang mulai lelah, ia harus terlambat lagi malam ini karena suatu hal.Paul mengangguk singkat setelah membukakan pintu untuknya, lalu kembali ke kursi kemudi dan membawa mobil ke garasi.Di dalam, seorang pelayan yang berjaga memberi salam saat membukakan pintu. “Selamat datang, Tuan,” sapanya.“Ya.” Steave melewati pelayan itu.Setelahnya, si pelayan kembali pada tugasnya.Steave langsung menuju kamar Rion lebih dulu. Saat membuka pintu, ia melihat Rion yang sudah tertidur pulas di ranjangnya.Steave berdiri beberapa detik di sana, memandangi wajah sang putra yang gempal lelap. Tangannya terangkat mengusap rambut putranya. Ia juga memastikan alat medis di sisi ranjang berfungsi normal, lalu menarik selimut sedikit lebih tinggi.“Tidurlah yang nyenyak,” gumam Sterbukateave.Pintu kamar ditutup kembali dengan hati-hati.Langkahnya berlanj

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 107 - lagi, dan Lagi

    Steave meraih pinggang Serena dengan sebelah tangannya, hingga jarak mereka sangat dekat. Lalu menyodorkannya kembali pada Serena.“Katanya kau ingin mencari tahu, bagaimana dirimu yang sebenarnya kan?” jelas Steave. “Jadi, apa ini jati diri Serena? Suka hal-hal yang berbau mesum?” Steave membisikkan kata terakhir di telinga wanita itu.Serena mengambil buku itu dengan dua tangan. “Kau jangan asal menyimpulkan sendiri, aku membeli ini karena tertarik dari iklannya. Itu saja.”“Begitu, ya. Kenapa kau sangat ingin menjelaskan padaku?”Serena mendengkus. “Agar pikiran mu yang mesum tidak berpikir hal-hal yang aneh.”“Aku mesum?” ulang Steave.“Ya.”“Mesum dari mananya?” Steave mengendus leher Serena. “Seperti sekarang, kau sangat mesum.” Serena berusaha menghindar, tapi Steave menguatkan pelukannya.“Sebutkan, bagaimana mesumnya aku Serena.”“Engh.” Serena kelepasan mendesah saat bibir Steave menghisap lehernya.“Steave, jangan bercanda.” Serena berusaha mendorong dada pria itu.“Kau me

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 106- Kau Ingin Belajar Soal Sek*?

    Kotak ketiga dibuka dengan gerakan yang lebih santai. Begitu tutupnya terangkat, warna-warna langsung menyambutnya. Pita dengan berbagai warna dan motif.Serena tertawa kecil. Ia mengangkat satu pita kuning, lalu menyampirkannya di tangannya. Mengambil pita hijau, biru, ungu, meski belum tahu akan digunakan untuk apa, tapi pikirannya sudah mulai bekerja.Kotak terakhir berdiri paling besar di antara yang lain. Serena berdiri untuk mendekatinya. Kardusnya lebih tebal, dan berat. Ia membaca labelnya sebentar, lalu mengangguk sendiri.Rak bongkar pasang.Ia membukanya dengan sedikit usaha. Di dalamnya ada papan-papan kayu, baut, dan buku petunjuk. Serena mengeluarkan satu papan, menimangnya sebentar. Apa dia bisa memasangnya?Ia membayangkan rak itu berdiri di dekat jendela. Novel-novelnya tersusun rapi disertai hiasan kecil di sela-selanya, lalu peralatan menjahit di bagian bawah. Pikirannya terasa lebih tertata hanya dengan membayangkannya. “Baiklah, kita mulai saja. Bagaimana hasil

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 105 - Paket Untuk Serena

    “Aiihhs, sakit.” Serena menggenggam pegangan tangga lebih erat dari biasanya. Setiap kakinya menuruni anak tangga, rasa ngilu semakin terasa di langkah pahanya. Percintaannya dengan Steave sejak malam dan diulang kembali pagi ini, benar-benar menyedot habis tenaganya. Sementara pria itu, ia bahkan sudah hilang dari ranjang saat Serena terbangun untuk kedua kalinya tadi pagi.“Pelan-pelan saja,” gumamnya pada diri sendiri. “Awas saja dia, kalau sampai melakukannya lagi, akan ku tendang miliknya.” gerutu Serena.Sebelum turun, Serena sempat melihat Steave dari balkon kamar tengah menggendong Rion di depan rumah.Ia menuruni anak tangga terakhir dengan tarikan napas panjang. “Aku menang hebat.” Serena bergumam.Seorang pelayan wanita muncul dari arah dapur, membawa nampan kecil. Begitu melihat Serena, pelayan itu berhenti, lalu membungkuk hormat.“Selamat pagi, Nona.”“Pagi,” jawab Serena tersenyum.Pelayan itu mundur dengan sigap, memberi ruang untuk Serena, sepertinya dia melihat car

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status