Share

50. kebenaran

"Bagaimana kabarmu?" tanyaku pada Luna yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Sebenarnya aku masih merasa jijik melihatnya, tapi kutepis sebentar untuk menjenguknya. Setidaknya, persahabatan kami bukan kepalsuan. Entah bagi Luna begitu atau tidak.

James berdiri tak sabar didekat jendela dengan wajah datar. Dia tampak tidak peduli sama sekali pada Luna yang masih memiliki luka lebam disekujur tubuhnya.

" Sudah lebih baik, Alice. Terima kasih masih mau menemui aku," jawab Luna dengan suara serak.

Aku tidak tersenyum ataupun bersimpati. Mengingat pekerjaan yang Luna lakoni selama ini telah memakan banyak korban.

Gadis-gadis yang memiliki orang-orang yang menyayangi mereka. Masa depan yang direngut secara paksa. Juga kebebasan yang dirampaa.

"Ceritakan," pintaku langsung keintinya.

Luna memejamkan mata seraya menghela nafas berat. Matanya mulai berkaca-kaca dengan alis yang turun.

"Aku sebenarnya sangat bersyukur ada disini sekarang," kata Luna sedih, suaranya bergetar heb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status