Home / Romansa / Gairah Panas Atasan Mantan / Maksa untuk Diundang

Share

Maksa untuk Diundang

Author: Atieckha
last update Huling Na-update: 2025-07-12 13:00:24

“Mas, harusnya kamu gak usah ikut ke Puncak. Kamu temenin saja Raja di rumah sebentar, Pak Raka jadi marah kan itu,” ujar Nayla sambil melipat tangan di dada. Suaranya memang terdengar pelan dan lembut, tapi penuh kekesalan. Ia duduk di jok depan, melirik Darren yang tetap fokus pada jalanan.

Darren diam beberapa detik, lalu menjawab tenang, “Siapa bilang aku gak diundang? Nih, aku akan hubungi yang punya acara.”

Mobil mereka melaju pelan di tengah kepadatan lalu lintas. Saat lampu merah menyala, Darren berhenti. Dengan santai dia mengeluarkan ponselnya dari saku, mencari kontak, lalu menekan tombol hijau sambil mengernyit seperti sedang menyusun strategi.

“Halo,” suara dari seberang sambungan telepon terdengar.

“Halo, Irwan. Ngomong-ngomong kamu sudah melupakan aku ya? Punya acara besar gak berkabar?” tanya Darren dengan suara yang terlalu percaya diri. Seolah-olah dunia harus ingat dia.

Nayla nyaris menepuk jidatnya sendiri. Dalam hati, ia bergumam, Astaga, kok ada orang maksa bange
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Ancaman Pembunuhan

    Maria meremas kartu nama itu sampai kertasnya hampir sobek. Tangannya gemetar bukan karena takut, tapi karena campuran antara marah, kesal, dan gengsi yang tercabik. Raka baru saja meninggalkannya, tapi kata-katanya masih berputar-putar di kepala. Ancamannya bukan main-main, dan Maria tahu itu. Tapi yang lebih mengganggunya justru dia merasa terjebak. Lagi-lagi karena Nayla.“Bisa-bisanya aku terperangkap dalam niat busuk lelaki itu…” gumamnya pelan, nyaris seperti bicara sendiri.Wajahnya menegang, bibirnya mencong, napasnya tidak beraturan. “Kenapa sih semua orang selalu menginginkan Nayla? Apa sih keunggulannya dariku? Padahal dulu Darren begitu mencintaiku… Dan setelah ada perempuan itu… menatapku saja dia seperti jijik.”Suaranya penuh racun. Dia tahu Nayla bukan orang sembarangan. Tapi tetap saja dia tidak terima. Tidak terima karena selama ini Nayla selalu terlihat bersih, tenang, manis, sok polos dan orang-orang percaya.“Aku sangat membencimu, Nayla… Aku akan buat hidupmu b

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Lakukan!

    Raka berdiri sebentar, masih memandangi jalanan kosong di depannya, lalu memutar bola matanya malas.“Bocah juga tingkahnya lebih masuk akal daripada laki-laki itu,” gumamnya sambil membuka pintu mobil sendiri.Ia duduk di kursi kemudi, melepas kacamata hitamnya, dan menyandarkan punggung ke jok. Diam sebentar, lalu tersenyum tipis. Senyum yang tidak enak dilihat kalau kamu bukan orang yang dia tunggu.Dua menit berlalu. Tidak ada suara apa pun selain suara kipas AC mobilnya yang langsung menyala begitu mesin dinyalakan.Setelah melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 09.12 pagi, Raka akhirnya melajukan mobil keluar dari area villa. Tidak terburu-buru, tapi jelas tujuannya sudah pasti. Ia menyetir dengan santai, melewati tikungan tajam dan jalan kecil yang menurun. Meski orang itu tidak membalas pesan yang ia kirim, tapi setidaknya orang itu pasti akan datang. Tangannya sesekali meraih botol air mineral, lalu meneguk sedikit sambil memikirkan sesuatu.Restoran yang akan ia data

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Duo Keras Kepala

    “Dad,” panggil Raja, berdiri di sebelah Darren yang sibuk membenahi kausnya.Sejak bangun tidur, Darren dan Raja sudah seperti pasangan bapak-anak yang baru reuni setelah terpisah bertahun-tahun. Mereka jogging bareng walaupun Raja ikut joging dengan digendong di pundak sang Daddy, sarapan bareng, bahkan rebutan channel TV pagi-pagi. Darren benar-benar total. Apa pun dilakukan supaya Raja makin lengket dengannya. Termasuk nyuapin anaknya bubur ayam padahal si bocah bisa makan sendiri.“Iya, Boy,” jawab Darren sambil mengusap kepala anak semata wayangnya yang rambutnya sudah rapi disisir ke samping, gaya khas bocah anak mama. Tapi tetap saja lucu dan tentunya sangat tampan.“Jadi ya, Dad…” suara Raja seperti sedang merayu, matanya melirik-lirik ke arah sang mama yang sedang mengecek koper.Belum sempat Darren menjawab, Nayla langsung menyambar pembicaraan dengan suara tinggi.“Mau ke mana lagi kalian? Mau janjian ngapain?”Mbak Siti dan dua penjaga villa yang lagi sibuk masukin koper

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Dua Puluh Tujuh

    “Dad,” panggil Raja.“Apa, sayang?” Tangan Darren masih menggaruk pelan tubuh sang anak yang mulai gatal.“Tapi Raja suka sama cokelat dan es krim,” ucapnya. Dia berharap sang Daddy yang dianggapnya hanya sebatas kawan baru tidak melupakan janjinya, membelikan Raja freezer es krim. “Iya kalau Raja sudah-sudah” “Sudah apa, Mas?” Sambar Nayla. “Alergi itu tidak ada obat yang bisa menyembuhkan secara permanen.”“Iya sayang, iya,” jawab Darren.Istrinya tenang mendengar jawabannya, tapi justru sang anak bibirnya maju 2 senti. Darren hanya membuang napas berat. Dia tak mau memancing kemarahan istrinya lagi. Sisa waktu mereka harus dilewati dengan penuh kebahagiaan.Nayla membuka pintu kamar utama dan menuju ke kamar mandi. Tapi langkahnya terhenti ketika matanya tanpa sengaja menangkap isi tas Darren yang sedikit terbuka di sisi tempat tidur. Ada benda kecil menyembul di antara pakaian. Sebuah kalender buku. Dia mendekat. Tangan kirinya mengambil kalender itu, pelan, seolah takut meru

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Nganggur

    “Aku minta maaf, sayang. Aku kira asal anak diem aja udah bagus. Jadi aku kasih apapun yang Raja sukai. Aku benar-benar minta maaf.”Darren berdiri kikuk di samping sang istri, satu tangan menyentuh belakang lehernya, mencoba terlihat lebih santai meski wajahnya penuh rasa bersalah. Dia tahu istrinya marah besar. Sejak pulang dari acara peresmian tadi, Nayla memasang wajah sangar. Bahkan Raja yang biasanya cerewet pun jadi ikut-ikutan sepi, mungkin karena aura sang mama udah kayak bom waktu.Nayla berjalan menuju pintu kamar sambil menghentak-hentakkan kaki. Bukan langkah biasa, ini langkah orang yang ingin menghancurkan sesuatu tapi masih menahan diri. Darren tahu betul ritme langkah itu. Dan itu bukan pertanda baik.“Maafin Daddy ya, Ma,” suara Raja terdengar dari belakang, pelan, bikin Darren ikut menoleh.“Gak akan,” balas Nayla cepat, tanpa menoleh sedikit pun. “Penyakit Raja bisa kambuh kalau terlalu lama sama Daddy.”Darren sempat celingukan, berusaha mencari celah. Dia merasa

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Panas

    Maria berjalan menjauhi posisi sebelumnya lalu dia berdiri di dekat meja panjang berisi makanan ringan. Tangannya sibuk memegang gelas kosong, tapi wajahnya mulai berubah. Awalnya biasa aja, tapi sekarang matanya makin sering mengerjap. Leher terasa panas. Dada juga ikut sesak. Dia mengatur napas pelan-pelan, tapi tetap aja nggak ngaruh. Ada sensasi aneh yang nggak bisa dijelasin, dan itu datang dari dalam tubuhnya.“Kenapa sih aku ini?” gumamnya.Pelan-pelan dia menyandarkan punggung ke dinding. Suara musik pesta yang tadinya terdengar jelas, sekarang hanya terdengar seperti sayup-sayup saja. Fokusnya mulai buyar. Pakaian yang dia pakai mendadak terasa sempit. Gaunnya yang biasanya bikin dia menjadi perempuan penuh percaya diri sekarang malah bikin dirinya gerah.Maria menyapu wajahnya menggunakan telapak tangan. Keringat mulai muncul di pelipis. Napasnya mulai berat. Dia merasa ruangan itu terlalu penuh, terlalu panas pokoknya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Padahal tadi d

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status