Share

11. Berdebat

Ekspresi Celoz selalu berubah ketika aku membahas mengenai Masalah Irsan. Sekarang aku tahu apa hal yang tidak ia sukai, setidaknya aku bisa meminimalisir kekesalannya.

Mobil berhenti ketika kami tiba kembali di parkiran apartemen. Hari sudah mulai memasuki petang. Aku mengikuti setiap langkah lelaki itu menuju apartemen miliknya.

“Kau masuklah dan tunggu di dalam. Aku akan segera kembali.” Celoz berucap setelah ia membukakan pintu untukku.

“Kau mau ke mana?” Aku menahan pintu saat ia hendak menutup kembali.

“Kau tidak perlu tahu.”

“Setidaknya beritahu aku kode pintu, biar aku bisa keluar jika butuh sesuatu.” Aku menatap dengan penuh harap. Jika ia memberitahu kodenya, aku bisa kabur sewaktu-waktu jika seandainya ia memang seburuk yang ada dalam pikiranku.

“Kau tidak butuh itu. Aku sudah menyiapkan semua keperluanmu di dalam sana.” Ia menutup pintu dengan cepat setelah berucap demikian. Aku dikurung sendirian.

Aku berdecak kesal. Ternyata ia tidak mudah untuk dibodohi. Bahkan unt
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Agilrahmawati
menarikk good job
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status