Gairah Panas Suami Kontrak

Gairah Panas Suami Kontrak

last updateLast Updated : 2023-07-15
By:  Rich GhaliCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.5
11 ratings. 11 reviews
53Chapters
37.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Karena sebuah kecelakaan, suami Nina menjadi lumpuh dari bagian pinggang ke bawah dan membutuhkan biaya mahal. Sayangnya, tak ada satu pun keluarga yang peduli pada mereka, hingga suatu hari seorang teman datang pada Nina dan membawa sebuah saran agar dirinya melakukan kawin kontrak dengan Celoz, pria kaya, tampan dan memiliki gairah begitu tinggi. Lantas, bagaimana nasib Nina selanjutnya? Terlebih, Celoz tampak tidak ingin melepaskannya begitu saja ....

View More

Chapter 1

1. Usulan Dua Sahabat

“Loh, kok suami kamu beda? Bukannya pas kita reuni tahun lalu kamu bawa suami yang wajahnya kayak orang Arab itu?” Aku bertanya dengan heran. Sebab, wajah lelaki yang ia sebut sebagai suami itu jauh berbeda dengan lelaki sebelumnya. Tidak ada kemiripan sama sekali. 

“Oh, yang itu suami kedua aku. Yang ini suami keempat.” Suya menjawab dengan santai. Seolah tidak ada beban sama sekali. Lelaki yang duduk di sebelah kanannya itu juga terlihat tidak masalah saat Suya berucap demikian. 

“Loh, kok bisa?” Aku benar-benar terkejut mendengar jawabannya. Hanya berjarak satu tahun, ia telah kawin cerai dua kali. 

“Kalau ada uang, apa sih yang enggak bisa?” Lidia ikut menimpali. 

“Kamu kalau mau, bisa aku kenalin ke temen-temen. Barangkali ada yang mau. Syukur-syukur kalau kontraknya dibayar mahal.” Suya menawarkan. 

Aku semakin bingung. Tidak paham sama sekali. Kusipitkan mata seraya mengerutkan kening saat menatap wanita itu. 

“Kawin kontrak, entar ada perjanjian sebelum akad. Perkawinan kalian bakalan bertahan berapa lama, terus selama perkawinan kalian itu kamu bakalan dibayar berapa.” Suya menjelaskan. 

“Lebih aman dibanding jadi simpanan kayak si Tisa.” Lidia lagi-lagi menimbrung. 

Sekarang aku paham meskipun tidak sepenuhnya. Setidaknya mengerti mengapa ia bisa kawin cerai sesering itu. Pantas saja hingga kini ia belum ingin punya anak sama sekali. 

“Sayang, aku keluar sebentar. Nanti kalau sudah mau pulang, hubungi saja.” Lelaki berjas hitam itu bangkit berdiri dari kursinya. Ia memberikan sebuah kecupan di bibir Suya, kemudian beranjak pergi setelahnya. 

“Apa gak takut kena penyakit menular? Kamu kan gak tau sebelumnya dia udah tidur sama siapa aja.” Aku begitu penasaran. 

“Sebelum tekan kontrak ya cek kesehatan dulu buat mastiin. Dia orang berduit, gak bakalan mau asal tidur sama orang sembarangan.” Suya menjelaskan seraya menyesap Americano dingin di hadapannya. 

Aku manggut-manggut tanda mengerti. 

“Kamu mau gak?” Suya lagi lag-lagi menawarkan. 

“Ya kali aku mau. Aku udah punya suami sah di mata negara dan agama. Apa kalian lupa tujuan kita buat ketemuan hari ini, aku kan mau minjam uang buat biaya berobat Mas Irsan.” Aku langsung menjawab dengan tegas. 

Suya menarik napas dengan berat. Ia lagi-lagi menyesap kopi pahit itu sebelum kembali berucap. “Aku mau nawarin kamu uang tanpa perlu dibalikin. Uang yang didapat dari kawin kontrak itu besar. Iya sih kebanyakan gak terlalu tampan kayak suami kamu. Tapi yang penting kan uangnya. Kita cuma perlu ngasih pelayanan, tiap hari bakalan dikasih uang jajan di luar uang kontrak. Dari keempat suami kontrak aku, ya baru yang tadi agak lumayan. Yang pertama malah udah aki-aki.” Suya berucap dengan serius. 

“Aku tahu dunia kayak gini juga dari Suya. Berkat dia aku bisa ngelunasin utang keluarga. Terus nabung buat beli tanah, nyicil rumah. Kerjaan gampang, kayak istri biasa. Malah kita gak perlu beberes rumah, gak perlu repot juga mikirin bakalan punya anak.” Lidia ikut mendukung argumen Suya. 

Aku terdiam sejenak. Berpikir tentang Mas Irsan yang beberapa bulan ini tidak bisa beraktivitas seperti biasa karena kecelakaan yang ia alami. Ada yang salah di bagian syaraf. Membuat bagian dari pinggang ke bawah tidak bisa bergerak sama sekali. Ia harus selalu diterapi agar bisa pulih seperti sedia kala. Namun, aku terkendala di biaya. 

Bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan, membuatku tidak bisa mencukupi semua kebutuhan. Apalagi biaya terapi yang cukup mahal. 

“Aku gak bisa ninggalin Mas Irsan dalam kondisi kayak gitu.” Aku berucap dengan lemah, meskipun penawaran itu cukup menggiurkan. Aku ingin uangnya, agar bisa membawa suamiku berobat ke tempat yang lebih bagus. Aku ingin ia lekas pulih dan bisa beraktifitas seperti biasanya. 

“Kamu gak perlu pisah sama suamimu. Cukup kamu nyari pengasuh buat ngurus dia. Kamu cuma perlu sedikit berbohong. Atur saja kebohongan dengan ngaku kamu ada urusan kerja ke luar kota untuk beberapa bulan.” 

“Tapi, surat cerainya? Bukankah nikah lagi butuh surat cerai?” Aku bertanya seraya mengerutkan kening. 

Lidia dan Suya tertawa secara bersamaan. Seolah ucapanku barusan begitu menggelitik bagi mereka. 

“Kamu mau ngapain pakai surat cerai? Aku yang udah kawin empat kali aja gak pernah megang buku nikah.” Suya berucap seraya terbahak. 

“Lalu?” Aku semakin bingung dibuatnya. 

“Nina, Nina, kamu ini polos sekali.” Lidia ikut menertawakan. 

“Yang penting ada akad saja sudah cukup.” 

“Tapi akad butuh surat-surat.” 

“Enggak, gak butuh sama sekali. Akadnya di bawah tangan. Gak perlu ke KUA.” Suya menegaskan. 

Aku kembali diam. Mencoba untuk mengambil keputusan. Jika memang ini yang terbaik, mungkin aku bisa mencoba. Kapan lagi bisa mendapatkan uang banyak tanpa harus susah payah bekerja. 

 â€œApa aku boleh sambil bekerja?” Aku kembali bertanya. Akan lebih menguntungkan jika sambil bekerja, sebab pemasukan akan semakin bertambah. 

“Itu tergantung nasib sih. Kalau dapat suami yang baik, ya kita bakalan diperlakukan dengan baik. Kita minta apa aja bakalan diturutin. Tapi kalau nasib kita buruk, ya kayak suami ketigaku dulu. Perhitungan dan sedikit kasar. Dia gak ngasih uang sama sekali, selain kesepakatan setelah habis masa kontrak. Jadi, ya berdoa saja biar bisa dapat suami sesuai yang kamu mau.” Suya menjelaskan panjang lebar. 

Aku manggut-manggut tanda mengerti. Namun, masih ada yang tidak aku pahami. Jika mereka ingin menikah, dan punya materi untuk menafkahi, mengapa harus kawin kontrak? Mengapa tidak kawin seperti pasangan pengantin pada umumnya? 

“Biasanya para pekerja luar yang sedang ada tugas untuk waktu yang lama di sini, banyak yang nyari istri buat kawin kontrak selama mereka di sini. Biar gak jajan sembarangan. Biasanya juga mereka udah punya istri, jadi mainnya harus rapi biar kamu gak ketahuan sama istri sahnya.” Lidia menambahkan. Menjawab semua pertanyaan yang sedari tadi mengukung pikiran. 

“Yang tadi bukannya lokal?” Aku menatap Suya. 

“Iya. Jarang dapat yang lokal dan lumayan tampan kayak yang tadi. Kalau bisa, aku malah mau perpanjang masa kontrak.” Suya mengiyakan. 

Aku semakin penasaran untuk mencoba. Bukan untuk mencari kesenangan, tapi demi mencari uang banyak dalam waktu singkat. Jika Mas Irsan telah pulih seperti sebelumnya, aku akan kembali setia padanya. Yang terpenting sekarang ia harus dibawa terapi ke tempat yang lebih bagus lagi. 

“Aku mau.” Akhirnya aku setuju untuk mengikuti saran mereka. 

“Bagus.” Suya memuji. 

“Lusa aku bakalan balik ke Bali, nanti aku usahain nyari calon suami kontrak buat kamu sebelum aku benar-benar balik. Soalnya tugas suamiku di sini bakalan selesai lusa nanti. Nah itu salah satu untungnya, bisa keliling Indonesia.” Lidia  tampak semangat dalam berucap. 

“Gak jarang diajak ke luar negeri kalau mereka ada tugas untuk beberapa hari ke sana.” Suya menambahkan. “Entar aku hubungin kenalan yang mau nyari istri tapi masih punya suami. Kadang ada lelaki yang gak masalahin itu.” Suya ikut memberikan janji. 

Aku menarik napas dalam, berharap Mas Irsan akan paham jika ia tahu masalah ini nanti. Sebab, aku melakukan ini semua demi kesembuhan dirinya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Evi Erinawati
kereeeen thorr,, aku penikmat semua karyamu ...... di tunggu karya selanjutnya kakak ......
2023-12-18 02:38:06
1
user avatar
Anindita Riyanty
ceritanya bikin gemes..terceloz" aku tuh.....terus semangat bercerita thor.....
2023-10-08 07:55:26
2
default avatar
Siti Anikmah
sangat menyentuh dg semua karakter
2023-10-03 21:18:50
2
default avatar
Fidiya Astuti
saya suka cerita ini..mantap pokoknya
2023-09-30 14:45:49
1
user avatar
Junaidah
cerita ny bagus q suka, tp buka ny harus pake koin atau bonus q gak ngerti
2023-09-24 04:24:08
2
user avatar
Aisyah Official
Bagus sekali cerita nya
2023-09-21 03:42:12
1
user avatar
Mamak Ameta Nayara
cerita nya keren ,,sambungan nya min lanjut dong
2023-09-19 02:19:11
1
user avatar
Dimas Azwar Saylendra
sungguh ini novel paling keren
2023-08-04 16:11:27
2
user avatar
Rich Ghali
Verry good
2023-07-22 15:47:37
0
default avatar
One Coustic
like banget cerita ini
2023-10-22 10:03:50
1
user avatar
Suryani 5267
ceritanya bagus tetapi kenapa harus membuka kunci lagi kalo gak ada koin gak bisa dibuka
2023-09-14 18:18:36
2
53 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status