“Aku tidak menyesal. Aku hanya bertanya, aku takut kalau kamu menyesal. Aku nggak siap akan itu.” Elang tertawa lalu mencium pelipis Chacha. “Jangan takut, aku nggak menyesal. Aku malah menyukainya dan aku menginginkannya lagi.” Ucap Elang sambil meremas payudara Chacha yang disebalah kanan membuat wanita itu memejamkan matanya sejenak. “Apapun yang kulakukan denganmu tak pernah menjadi penyesalan di dalam hidupku, kamu jelas tahu itu Cha.” Lanjut pria itu lagi dengan mencoba mengulum puncak yang disebelah kiri.“Kamu nggak marah sama aku dengan masa laluku yang menjijikkan? Kamu juga masih mau melakukannya denganku, harusnya kamu jijik dan nggak mau melakukan itu lagi. Bagaimanapun aku sudah berkhianat, aku melakukannya dengan banyak pria. Bahkan kamu tahu keinginanku sangat aneh, fantasiku juga berbeda dengan perempuan normal lainnya. Hubunganku dengan Andrew juga kamu tahu gimana, apa kamu ngg—”“Apa kamu m
Setelah pelepasannya selesai Elang kembali menatap liar tubuh telanjang Chacha yang begitu seksi.Kemudian Chacha merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Dengan nakal Chacha juga mengangkangkan lebar pahanya di hadapan Elang yang sedang melihatnya. Elang langsung bangkit dan sudah berada di hadapan milik Chacha yang sedang mengangkang lebar.Kepala Elang langsung menelusup masuk ke dalam selangkangan Chacha. Wanita itu bisa merasakan ciuman Elang di dalam miliknya. Elang menjilati milik Chacha dengan bernafsu apa lagi pria itu tidak pernah bosan untuk merasakan milik Chacha yang sudah merasuki indera penciuman Elang membuat hasratnya semakin besar."Aaaahh.. Elangggg." Desah Chacha nakal.Elang seakan tidak pernah puas menikmati milik Chacha yang sudah mulai mengeluarkan cairan-cairan cintanya. Bahkan pria itu sedang asyiknya menikmati bagian terkecil yang ada di dalam milik Chacha yang membuat wanita itu tidak berhenti mendesah nikmat.“Aaaakkkk&
“Hai, baik. Kabar kamu gimana? Baik jugakan?” Indira tertawa lalu menganggukkan kepalanya.“Kabarku baik. Ayo kita duduk.” Indira mengajak Chacha untuk duduk di kursi tunggu tersebut. “Udah lama banget nggak ketemu sama kamu. Elang kemarin sempat cerita mengenai keadaan Kakak kamu. Aku turut sedih dengarnya, mudah-mudahan Kakak kamu segera sadar ya. Aku yakin Kakak kamu kuat dan dia bisa bangun lagi dan ketemu sama kamu. Aku tahu Kakak kamu sayang banget sama kamu.” Chacha tersenyum.“Makasih ya.” Ucap Chacha tulus.“Aku paham Elang juga ikut sibuk di rumah sakit karena harus pantau keadaan Kakak kamu. Makanya aku nggak masalah kalau Elang nggak pulang. Tapi aku nggak tahu kamu datang, Elang nggak ada cerita sama aku tentang kedatangan kamu. Ini ada makanan buat kamu, biasanya buat Kak Andre karena jaga Kak Bryan. Tapi ini buat kamu aja karena kamu yang jaga, kamu juga perlu makan jangan sampai sakit. Jaga orang sakit itu juga butuh tenaga dan harus bahagia, jangan sampai stress ya? K
“Yaudah kita pulang yuk, aku udah selesai.” Ajak Elang yang baru saja menghampiri Chacha. Wanita itu baru saja selesai makan malam dengan Andre di kantin.“Boleh.” Chacha langsung saja bangkit berdiri.“Maaf ngerepotin ya Lang, titip Chacha.” Kata Andre pada Elang.“Santai aja Kak, kayak sama orang asing aja. Yaudah kalau gitu kita pamit pulang, kalau ada apa-apa kabarin ya Kak.” Andre menganggukkan kepalanya. Elang dan Chacha berjalan meninggalkan Andre menuju parkiran. Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai ke apartemen Elang.“Makasih ya, aku mandi duluan.” Chacha segera masuk ke dalam kamarnya tanpa menunggu jawaban dari Elang.Wanita itu segera masuk ke dalam kamar mandi dan membuka seluruh pakaiannya. Chacha menghidupkan shower dan membasahi tubuhnya. Pintu kamar mandi terbuka membuat Chacha kaget dan melihat Elang yang masuk tanpa menggunakan apapun. Kini Elang sama telanjangnya seperti Chacha.“Kamu mau ngapain?” Tanya Chacha panik.“Mau mandi jugalah.” Jawab Elang sambil te
Chacha terbangun dari tidurnya saat handphonenya berdering dari tadi. Wanita itu masih sangat mengantuk, bahkan Elang masih saja tidur di sampingnya. Wanita itu mengambil handphonenya di atas nakas dan melihat Andrew menghubunginya melalui panggilan video. Sudah pasti hal itu membuat Chacha sangat kaget, dengan cepat ia turun dari tempat tidur dan memakai bajunya.Wanita itu segera keluar dari kamar dengan membawa handphonenya. Chacha menutupi tubuhnya dengan benar bahkan memperbaiki penampilannya agar Andrew tak curiga padanya. Jantungnya berpacu dengan cepat, semoga saja Andrew tidak sadar ada sesuatu yang aneh dengannya. Ia juga berharap agar Elang jangan sampai bangun dari tidurnya dan sadar bahwa ia tak ada di samping pria itu.“Hallo,” Jawab Chacha dan tersenyum menerima panggilan video dari Andrew itu.“Kenapa kau sangat lama sekali mengangkat panggilanku?” Tanya Andrew.“Aku baru saja bangun tidur karena kau menghubun
Untung saja Chacha berpakaian dengan layak karena Andrew tadi menghubunginya. Tadinya Chacha takut Andrew menemukan sesuatu yang aneh ditubuhnya saat panggilan video, maka itu Chacha berpakaian cukup tertutup untuk ukuran di rumah saja. Dengan memakai kaos kebesaran dan celana pendek yang kaosnya menutupi lebih dari setengah paha Chacha.“Kamu kenapa kayak kelihatan kaget gitu? Kamu nggak senang aku datang?” Tanya Indira dengan pakaian rapi dan membawa kotak makanan.“Enggak, aku kaget aja dengan kamu yang tiba-tiba datang tanpa kasih tahu aku.” Indira berdecak.“Aku dari tadi udah hubungi kamu, tapi kamunya aja yang nggak jawab telepon aku. Mau sampai kapan kamu nahan aku di sini? Kamu nggak mau kasih aku masuk?” Tanya Indira lagi, akhirnya Elang sadar dan membuka pintu lebih lebar dan membiarkan Indira masuk.“Hai Indira, selamat pagi.” Sapa Chacha ramah begitu Indira masuk.“Hai Cha, udah bangun juga ternyata. Aku pikir kamu masih tidur, kalian kompak ya dua-duanya udah bangun.” Ka
Sesampainya di hotel Chacha mengirimkan pesan sebuah nomer kamar dan nama hotelnya agar Elang bisa mengirimkan barangnya. Wanita itu tak lagi menanggapi pesan yang dikirimkan Elang padanya. Chacha langsung saja menghapusnya setelah membacanya. Pintu tertutup, Andrew langsung saja menariknya menuju ranjang.Tanpa pikir panjang, Andrew langsung saja membuka pakaian Chacha dan menanggalkan pakaiannya juga. Chacha tahu ia tak lagi bisa menolak keinginan pria itu, karena sudah beberapa saat mereka tidak melakukannya. Untung saja ia bisa menahan Elang untuk tidak meninggalkan bekas ditubuhnya.Maka itu ia aman dan Andrew tidak tahu apa yang sudah dilakukannya di belakang Andrew selama ia berada di Indonesia. Andai saja Andrew tahu, maka hidupnya akan hancur. Andrew akan menyiksanya dan tidak akan memberi ampun padanya. Lagi pula saat ini ia juga sangat merindukan kekasihnya itu. Karena ini pertama kali bagi keduanya berpisah cukup lama setelah menjalin hubungan.&ldqu
“Hai, Kak Andre,” sapa Chacha pada Andre yang duduk di ruang tunggu.“Hai,” balas Andre ketika melihat adiknya datang dengan seorang pria bule yang ia tahu itu adalah kekasih adiknya. Andre sudah pernah bertemu dengan Andrew sebelumnya. “Hallo Andrew, apa kabar?” tanya Andre dengan ramah.“Hai Andre, kabarku baik. Bagaimana denganmu?” tanya pria itu balik.“Kabarku juga baik,” jawab Andre.“Bagaimana keadaan Bryan apakah ada perkembangan?” tanya Andrew lagi.“Belum, kita berharap dia bisa segera kembali,”“Bagaimana jika Bryan dibawa ke tempatku? Aku tahu dokter terbaik di sana, kupikir dia bisa segera sembuh jika dibawa ke sana. Aku yang akan menjamin semuanya, kau tak perlu memikirkan banyak hal. Aku yang akan menanggungnya, keluarga Chacha akan menjadi keluargaku juga,” Chacha senang mendengar hal itu.“Tidak perlu Andrew, terima k